TEMPO.CO, Illinois - Diet balon lambung bisa jadi pilihan Anda yang ingin menurunkan berat badan. Ilmuwan dari Klinik Penurunan Berat Badan Loyola Medicine di Illinois, Amerika Serikat, menawarkan cara mudah dan aman untuk diet ini. Selain untuk diet, balon lambung juga menjadi cara yang ampuh dalam mengatasi obesitas.
Seperti balon, benda yang terbuat dari silikon lembut berukuran sebesar jeruk Bali ini akan mondok di dalam perut selama beberapa bulan. Tujuannya, dengan volume yang mengisi separuh dari volume perut, siapa pun akan merasa kenyang meski makan sedikit.
1. Diklaim Sangat Efektif
"Pasien yang menerima balon lambung plus terapi penurunan berat badan medis akan mengalami kehilangan berat badan lebih banyak daripada pasien yang menjalani terapi medis saja," kata Bipan Chand, Direktur Center for Metabolic Surgery and Bariatric Care. Chand menjelaskan, balon lambung memiliki risiko lebih sedikit daripada tindakan lain dalam mengatasi berat badan, seperti bypass lambung dan operasi bariatrik lainnya.
Namun, soal efektivitas, tak perlu diragukan. Pasien yang menjalani terapi medis untuk penurunan berat badan kehilangan sekitar 10 persen dari berat badan mereka. Sedangkan, menurut Chand, mereka yang mendapat terapi medis plus balon gaster bisa kehilangan 15-20 persen dari berat badannya.
Itu sebabnya, kata dia, balon lambung ini cocok diterapkan pada pasien yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) antara 30 dan 40. BMI adalah ukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan. BMI yang lebih tinggi dari 25 disebut kelebihan berat badan. Adapun mereka yang memiliki BMI lebih tinggi dari 30 disebut obesitas.
Baca: Ingin Diet Makanan Mentah, Simak Dulu Saran Ahli
2. Berbagai Pilihan Balon Lambung
Satu yang direkomendasikan oleh Chand adalah bola lambung Orbera yang terbuat dari silikon lembut. Balon itu disimpan di perut selama enam bulan. Selama waktu itu, pasien harus menyesuaikan diri dengan porsi makanan yang lebih sehat.
Cara memasukkan balon lambung adalah mengempiskan balon lambung dan dimasukkan ke perut melalui mulut dan kerongkongan, atau dengan cara yang dikenal dengan istilah endoskopi. Balon itu ditaruh di lambung menggunakan tabung tipis dan fleksibel yang memiliki cahaya dan kamera di salah satu ujungnya.
Proses ini mungkin tidak nyaman, tapi umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Pasien akan diberi obat penenang ringan atau anestesi ringan untuk prosedur ini. Dibutuhkan waktu 15 menit dan pasien akan pulang pada hari yang sama. Proses endoskopi diperlukan untuk penempatan dan pemindahan. Biasanya, setelah enam bulan, balon lambung akan mengempis dan harus diangkat karena ada peningkatan risiko kerusakan dan perforasi balon setelah proses ini.
Jenis balon lambung lainnya adalah Elipse--produksi Allurion Technologies--yang menjadi balon konduktif pertama. Cara memasukkannya agak berbeda dengan orbera. Balon ini ditelan dan akan menggembung serta berada selama empat bulan di dalam perut.
Hasilnya sama-sama efektif. Hasil penelitian pada balon Elipse menunjukkan bahwa terapi ini aman dan menghasilkan penurunan berat badan yang serupa dengan prosedur balon lain yang menggunakan endoskopi. Penelitian tersebut dilakukan oleh Ioannis Raftopoulos, Direktur Program Manajemen Berat Badan Holyoke Medical Center di Michigan, Amerika Serikat.
Dalam studi ini, 34 pasien menelan satu perangkat Elipse, yang diisi dengan 550 mililiter cairan pengisi melalui kateter. Berat mereka diukur setiap dua minggu, dan parameter metabolik dinilai pada awal dan akhir penelitian. Para peneliti menemukan, selama empat bulan, rata-rata pasien mengalami penurunan berat badan 10 kilogram. Total penurunan pada berat badan pasien adalah 9,5 persen, dan penurunan berat badan berlebih adalah 37,2 persen.
Baca: Diet Aman tapi Tetap Lezat? Cek Pilihan yang Satu Ini
3. Terbukti Aman
Semua balon diekskresikan aman. Perbaikan juga terlihat pada trigliserida dan kadar kolesterol jahat. Raftopoulos menyimpulkan bahwa hasil studi ini menunjukkan penurunan berat secara klinis yang signifikan menggunakan Elipse, balon lambung bebas prosedur pertama. Penurunan berat badan yang diamati ini serupa dengan yang diamati dalam penelitian sebelumnya. Balon yang diberi endoskopi tidak memiliki efek samping yang serius.
"Terapi Elipse menghasilkan peningkatan signifikan pada lingkar pinggang, kontrol gula darah, dan kualitas hidup secara keseluruhan," ujarnya.
Raftopoulos menambahkan, 90 persen pasien menyatakan puas terhadap terapi tersebut dan mengindikasikan mereka akan merekomendasikannya kepada teman.
Para peneliti juga menyimpulkan, sebagai intervensi sementara yang tidak memerlukan modifikasi anatomis, Elipse adalah terapi yang kurang invasif dan reversibel untuk menurunkan berat badan. "Elipse memungkinkan berat badan pasien tetap berada pada angka ideal melalui penggunaan ulang perangkat tanpa memerlukan anestesi, sayatan, atau risiko bedah."
Baca: Juara Ajang MMA, Randy Pangalila Bagikan Tips Pola Diet
Simak artikel menarik lainnya tentang pola diet hanya di kanal Tekno Tempo.co.
NEWSFUSION | RAMSAY HEALTH | SCIENCE DAILY