Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Guru Besar ITB ke Menteri: Riset Jangan Cuma untuk Naik Jabatan

image-gnews
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir. TEMPO/Aditia Noviansyah
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB), I Gede Wenten, mengkritik langsung kebijakan riset di hadapan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir. Forum Guru Besar ITB mengundang Nasir pada kegiatan bulanan rapat pleno, Kamis, 22 Februari 2018, di Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Bandung.

Menurut Wenten, Indonesia telah lama mengalami krisis ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya manusianya besar tapi hasilnya berkualitas jelek. "Hal itu diperparah oleh pencitraan dalam komunitas intelektual," kata pengajar dan peneliti di Fakultas Teknologi Industri ITB itu.

Wenten juga menilai riset berjalan tanpa arah dan kualitasnya rendah. "Kita sering mengulang-ulang penelitian. Ini pengalaman kami sebagai peneliti. Selain itu, terjadi tumpang-tindih antarlembaga, bahkan laboratorium, sehingga tidak ada kemajuan berarti," ucapnya. Agar sukses dalam pertempuran ke depan, ujar Wenten, harus berfokus pada kualitas dengan kekuatan di budaya intelektual.

Dia pun menyinggung soal paten karya riset. Menurut dia, paten selama ini sering hanya digunakan untuk kenaikan pangkat atau jabatan. "Hampir tidak ada paten yang kompetitif secara komersial dan bukan sebuah terobosan inovasi."

Sebagai akademikus dengan sedikit pengalaman industri dan pengelolaan paten, Wenten menilai kebijakan riset perlu punya gambaran yang jelas dan tajam. "Kebijakannya terkesan berulang-ulang dari periode ke periode. Terkadang tidak nyambung dan membuat bingung," tuturnya.

Baca: ITB Kalah dari UGM, Ini Kata Rektor

Di hadapan para guru besar ITB, Nasir menyampaikan tentang kebijakan dan masalah riset nasional. Menurut dia, Indonesia dengan jumlah penduduk 262 juta memiliki 4.579 perguruan tinggi. Angkanya lebih banyak daripada Cina yang berpenduduk 1,4 miliar orang lebih dengan 2.824 universitas. "Jumlah perguruan tinggi ternyata tidak berkorelasi positif dengan kemajuan teknologi yang dibangun," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fakta lain, kampus di Cina lebih banyak yang masuk 100 besar dalam daftar 500 universitas teratas di dunia. "Indonesia yang masuk daftar ada tiga, yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Itu pun tidak termasuk 100 besar," ucap Nasir. Dia merinci, UI menempati peringkat ke-277, ITB ke-331, dan UGM ke-401.

Sedangkan berdasarkan penelisikan Nasir, kurangnya pendidikan tinggi dan pelatihan tenaga kerja Indonesia membuat daya saing rendah. Pun hasil riset. "Semua riset di Indonesia masih lemah," ujarnya.

Dari kalangan industri, ada keluhan lain. Banyak inovasi yang dilakukan perguruan tinggi bobot nilainya jadi berkurang hingga separuh setelah masuk industri. Perbedaan itu akibat pengukuran yang tidak selaras dengan di laboratorium. "Revitalisasi laboratorium perlu untuk lebih dekat dengan ukuran industri. Jangan sampai laboratorium 10, 15, 20 tahun yang lalu ini, saya mohon maaf, harus laboratoriumnya kekinian," tutur Nasir.

Baca: Diprotes Alumni ITB Soal Reklamasi Jakarta, Ini Jawaban Luhut

Simak kabar terbaru dari ITB hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan

ITB


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

7 hari lalu

Rektor IPB University Arif Satria (ketiga kiri) bersama sejumlah peneliti IPB menunjukkan inovasi enzim untuk deteksi virus Covid-19 dan kit antibodi Covid-19 di Rektorat Andi Hakim Nasution, IPB University, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, 21 Desember 2021. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
IPB Universitas Terbaik Ke-3 di ASEAN Versi AppliedHe, Kalahkan 77 Pesaing Termasuk UI dan ITB

AppliedHe menempatkan IPB sebagai universitas terbaik ke-3 se-Asia Tenggara. Mengalahkan UI dan ITB di level lokal.


Pakar Tata Kota ITB Beberkan Akar Kemacetan saat Mudik

9 hari lalu

Kendaraan pemudik terjebak macet di Cikaledong, Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 7 April 2024. Pada H-3 Lebaran 2024, kemacetan di jalur mudik Nagreg harus diurai dengan sistem buka tutup one way di Limbangan, Garut. TEMPO/Prima Mulia
Pakar Tata Kota ITB Beberkan Akar Kemacetan saat Mudik

Pakar Tata Kota Institut Teknologi Bandung (ITB), I Gusti Ayu Andani, mengungkapkan sejumlah faktor penyebab kemacetan muncul saat mudik.


Tawarkan Solusi Rambut Rontok, Tim Maya ITB ke Final Internasional L'Oreal Brandstorm 2024

11 hari lalu

Tim Maya dari ITB  menjadi pemenang ajang kompetisi L'Oral Brandstorm di Indonesia pada 27 Maret 2024. (Dok.Humas ITB)
Tawarkan Solusi Rambut Rontok, Tim Maya ITB ke Final Internasional L'Oreal Brandstorm 2024

Tahun ini adalah keikutsertaan kedua kalinya Tim Maya ITB dalam ajang kompetisi L'Oral.


Tim Hukum Ganjar-Mahfud Minta ITB Tak Lepas Tangan soal Masalah Sirekap

12 hari lalu

Petugas KPPS menunjukan aplikasi Sirekap atau Sistem Informasi Rekapitulasi Pilkada serentak saat uji coba di komplek Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Rabu, 9 September 2020. Sirekap merupakan aplikasi digital dalam penghitungan suara dalam Pemilihan Serentak 2020 di 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. TEMPO/Prima mulia
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Minta ITB Tak Lepas Tangan soal Masalah Sirekap

Tim Hukum Ganjar-Mahfud meminta ITB tidak lepas tangan soal masalah Sirekap, karena anggara pengembangan aplikasi itu cukup besar.


Pengembang Sebut Sirekap Diserang DDoS Saat Pemungutan Suara, Jenis Serangan Apa Ini?

13 hari lalu

Petugas memeriksa data pengiriman dari lembar C-KWK saat uji coba Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) pemilihan serentak di SOR Volly Indoor Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Rabu, 9 September 2020. Uji coba aplikasi Sirekap tersebut dalam rangka mempersiapkan pemungutan, penghitungan suara, sampai dengan tahapan rekap guna memastikan kesiapan penggunaannya dalam penyelenggara Pilkada serentak 2020 di daerah. ANTARA/M Agung Rajasa
Pengembang Sebut Sirekap Diserang DDoS Saat Pemungutan Suara, Jenis Serangan Apa Ini?

Sirekap telah menjadi polemik saat gelaran Pemilu 2024 berlangsung.


Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

14 hari lalu

Ilustrasi kampus ITB. Instagram
Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

Ignasius Jonan dan Salman Subakat ada di antara empat nama anggota MWA ITB unsur wakil masyarakat. Menunggu pengesahan mendikbudristek.


ITB Sediakan 1.700 Kursi Mahasiswa Baru untuk Peserta yang Lolos SNBT 2024

14 hari lalu

Ilustrasi kampus ITB (Institut Teknologi Bandung). FOTO/ISTIMEWA
ITB Sediakan 1.700 Kursi Mahasiswa Baru untuk Peserta yang Lolos SNBT 2024

Keketatan masuk ITB pada jalur SNBT rata-rata 1 berbanding 10 hingga 15


Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

16 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

Setelah Kota Bandung, kini giliran Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, menjadi sasaran kawanan monyet ekor panjang untuk berkeliaran.


Kisah Maya jadi Lulusan Doktor Termuda ITB di Usia 24 Tahun

16 hari lalu

Mahasiswi FMIPA ITB, Maya Nabila (Dok.Istimewa)
Kisah Maya jadi Lulusan Doktor Termuda ITB di Usia 24 Tahun

Saat masuk pendidikan doktor ITB, Maya juga menjadi mahasiswa termuda.


BBM Oplosan dan Pertamax Palsu Beredar di Sekitar Jakarta, Dosen ITB Ungkap Kerugian Korban

17 hari lalu

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko (kiri) dan Dirtipidter Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Nunung Syaifuddin (kanan) memperlihatkan barang bukti BBM pertamax yang asli dan palsu (dioplos) di Mabes Polri, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024. Foto: ANTARA/Laily Rahmawaty
BBM Oplosan dan Pertamax Palsu Beredar di Sekitar Jakarta, Dosen ITB Ungkap Kerugian Korban

Pengelola SPBU mengubah warna Pertalite yang hijau menjadi biru seperti Pertamax.