TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan memperingatkan pertumbuhan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat meningkatkan ancaman kejahatan siber (cybercrime) dan stabilitas politik. Laporan tersebut dibuat oleh 26 ahli dan ilmuwan dari seluruh dunia.
AI kemungkinan bisa menjadi bentuk baru dari kejahatan ciber, gangguan politik, bahkan, serangan fisik dalam lima tahun ke depan. Laporan tersebut menggambarkan AI sebagai teknologi penggunaan ganda yaitu oleh militer dan masyarakat sipil, seperti tenaga nuklir, bahan peledak dan alat peretas.
"Karena kemampuan AI terus semakin kuat dan meluas, banyaknya penggunaan sistem AI mengarahkan perluasan ancaman seperti pengenalan ancaman baru dan perubahan karakter yang khas," tertulis dalam laporan tersebut, seperti dilansir laman The Guardian, 21 Februari 2018.
Laporan tersebut berpendapat bahwa penelitian mengenai AI perlu dipertimbangkan terkait dengan penyalahgunaan, sehingga penyalahgunaan AI bisa dicegah. Jika laporan tersebut diabaikan, tertulis peringatan bahwa AI kemungkinan akan merevolusi kekuatan jahat untuk mengancam kehidupan kedepan.
Baca: Rekayasa Genetika dan Kecerdasan Buatan Bisa Bikin Manusia Abadi?
Di bidang digital, tulis laporan tersebut, AI bisa digunakan para peretas untuk merusak. Teknologi AI bisa menemukan secara otomatis bug perangkat lunak penting dengan cepat dan memilih korban potensial kejahatan finansial.
Bahkan, bisa digunakan untuk menyalahgunakan profil algoritme Facebook untuk menciptakan serangan rekayasa sosial dan dirancang memaksimalkan kemungkinan pengguna mengklik tautan jahat atau mendownload hal yang terinfeksi virus. Dalam laporan tersebut juga tertulis, negara-negara dapat memutuskan untuk menggunakan platform pengawasan otomatis untuk menekan perbedaan pendapat.
Seperti di Cina, orang dapat menciptakan kampanye disinformasi secara otomatis dan menargetkan setiap pemilih dengan berita bohong yang dirancang untuk mempengaruhi perilaku mereka.
AI juga bisa dengan mudah menjalankan serangan penyangkalan informasi, menghasilkan begitu banyak berita palsu yang meyakinkan. Sehingga informasi menjadi tidak bisa dilihat kebenarannya. Meski kecerdasan buatan memiliki sejumlah potensi kerawanan, laporan tersebut juga mengakui bahwa AI adalah pertahanan terbaik untuk melawan AI.
Baca: Karena Kecerdasan Buatan, Manusia Bisa Punya Telepati
Simak artikel menarik lainnya tentang kecerdasan buatan hanya di kanal Tekno Tempo.co.
THE GUARDIAN | AMB