Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Padi Hibrida India: Asia Tenggara Gagal Tiru Cina

image-gnews
Sebanyak 247 ahli padi hibrida berkumpul di Yogyakarta. Kredit: Tempo/Shinta Maharani
Sebanyak 247 ahli padi hibrida berkumpul di Yogyakarta. Kredit: Tempo/Shinta Maharani
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pakar padi hibrida terkemuka India Profesor Ebrahimali Abubacker Siddiq dari The Professor Jayashankar Telangana State Agricultural University, India, menyebutkan negara-negara Asia Tenggara tidak berhasil meniru Cina, negara paling maju yang menerapkan pengembangan teknologi padi hibrida.

Baca: Indonesia Masih Kekurangan Peneliti Padi Hibrida

Cina punya 55,5 persen lahan padi hibrida dari total sawah yang mereka punya. Sedangkan, di negara-negara Asia Tenggara, di antaranya Indonesia dan Filipina kurang dari 10 persen dari total luas sawah mereka.

Profesor Ebrahimali menyentil pemerintah negara-negara Asia Tenggara yang tidak memberikan dukungan dana memadai untuk penelitian dan pengembangan benih hibrida dalam simposium The International Rice Research Institute (IRRI) di Yogyakarta, 27 Februari-1 Maret 2018.

Acara itu mempertemukan 257 pakar padi hibrida dari 12 negara. Mereka saling berbagi pengalaman dan melihat perkembangan padi hibrida dunia.

Ebrahimali dikenal sebagai ilmuwan yang meneliti genetika dan pemuliaan tanaman. Ia menerima penghargaan tertinggi dari Pemerintah India karena ketekunannya mengembangkan padi hibrida.

Menurut dia, di Asia Tenggara padi hibrida dipandang kurang menarik dan tidak konsisten menghasilkan keuntungan. Padi jenis ini rentan terhadap penyakit dan hama. Selain itu, hibrida hanya cocok ditanam dengan dukungan musim dan ekologi yang baik. “Ongkos untuk membeli benih hibrida mahal. Di Cina benih hibrida murah,” kata Ebrahimali.

Untuk mempertahankan teknologi pengembangan padi hibrida, menurut dia, perlu kemudahan dalam pertukaran plasma nuftah antar-negara. Ini penting untuk mendorong partisipasi aktif program pengujian hibrida internasional.

Menurutnya, penelitian padi hibrida seharusnya diperbanyak dan perlu perlindungan melalui hak kekayaan intelektual. Kalangan swasta juga perlu diberi ruang lebih leluasa untuk meneliti padi hibrida.

Hal lainnya yang tidak kalah penting, kata dia, adalah pemerintah di negara Asia Tenggara harus berkomitmen untuk menyediakan dukungan dana yang memadai untuk riset dan pengembangan padi hibrida. “Perlu kebijakan tegas mengenai metode pemuliaan-seleksi dan metodologi produksi benih inovatif padi secara progresif,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peneliti padi hibrida dari Badan Litbang Pertanian, Satoto, mengatakan jumlah peneliti padi hibrida sangat sedikit. Dia mencontohkan di timnya hanya ada lima orang peneliti. Jumlah peneliti padi hibrida Indonesia, kata dia, kalah jauh ketimbang Cina yang setiap distrik punya seorang profesor yang ahli padi hibrida.

Indonesia mengimpor induk benih padi dari Cina dan India karena Badan Litbang Pertanian tidak diberi mandat untuk melakukan komersialisasi. Perakitan benih ada di Badan Litbang, tapi pemegang lisensinya bisa siapa saja.

“Bicara padi hibrida bicara bisnis. Petani harus beli benih setiap musim tanam,” kata Satoto. Itu alasan mengapa Indonesia mengimpor indukan benih padi hibrida dari Cina dan India.

Satoto menyebut tidak ada aturan tentang pengadaan benih padi hibrida. Dari total 19 benih padi hibrida yang dikeluarkan Badan Litbang, tujuh di antaranya telah mendapatkan lisensi.

Deputi Direktur Jenderal IRRI dari Filipina, Bruce J. Tolentino, menyebutkan tahun 2030, dunia harus menghasilkan 135 juta ton beras untuk memenuhi konsumsi beras secara global. Jumlah itu 30 persen lebih tinggi dibanding 2010.

Baca: Inovasi Bioteknologi Padi Ciherang Aromatik Diluncurkan

Padi hibrida punya produktivitas lebih tinggi ketimbang padi non-hibrida. Dalam kondisi iklim dan budidaya yang ideal, panenan padi hibrida bisa mencapai 20 persen lebih tinggi. Itulah mengapa padi hibrida diperlukan untuk mencukupi konsumsi masyarakat dunia.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

7 jam lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

7 jam lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.


Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

12 jam lalu

Persawahan Food Estate Blok A, Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah siap menggelar panen raya.
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina


Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

1 hari lalu

Menko Marves Luhut Pandjaitan mengunggah sejumlah foto ketika bersama Menlu Cina Wang Yi sebelum memulai Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama Keempat Indonesia-China (HDCM) di Labuan Bajo, Sabtu, 20 April 2024. Instagram
Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia


Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

35 hari lalu

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.


Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

43 hari lalu

Petani memanen padi di persawahan yang terendam banjir di Desa Wates, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Jumat 3 Maret 2023. Menurut data BPBD setempat, sebanyak 2.216 hektare sawah di lima kecamatan di wilayah itu terdampak banjir sehingga sebagian petani gagal panen, sementara harga gabah di wilayah tersebut turun dari Rp5.300 per kilogram menjadi harga paling rendah mencapai Rp2.500 per kilogram akibat kualitas padi yang menurun akibat terendam banjir. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

Padi di Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan (Pangkep) terancam gagal panen. Musababnya , sawah para petani digenangi air setinggi dada orang dewasa.


Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

47 hari lalu

Tokoh Jawa Barat Solihin Gautama Purwanegara alias Mang Ihin. (ANTARA)
Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

Solihin GP penggagas sistem tanam padi gogo rancah untuk mengatasi krisis pangan. Apa itu gogo rancah?


Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

49 hari lalu

Petani menanam bibit padi di lahan persawahan desa Putukrejo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa, 27 Desember 2022. Penggilingan Jawa Timur pada awal Desember 2022 lalu juga menyatakan siap memasok beras ke Bulog sebanyak 42,1 ribu ton. TEMPO/Imam Sukamto
Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

Kementerian Pertanian atau Kementan menargetkan penanaman padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa seluas 500 ribu hektare.


Petani Demak Gagal Panen, Jokowi: Setiap Tahun Pasti Ada

54 hari lalu

Harga Beras Naik, Padi Siap Panen Petani Demak Hancur Diterjang Banjir
Petani Demak Gagal Panen, Jokowi: Setiap Tahun Pasti Ada

Jokowi menanggapi soal petani di Demak, Jawa Tengah yang mengalami gagal panen gara-gara tanggul jebol.


Fakta-fakta Program Makmur yang Disebut Bisa Tingkatkan Produksi Beras

55 hari lalu

Petani menanam bibit padi di lahan persawahan desa Putukrejo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa, 27 Desember 2022. Luas panen padi di Jawa Timur pada November - Desember 2022 diperkirakan mencapai 171,46 ribu hektar dengan produksi sebesar 980,8 ribu ton GKG, setara dengan 637 ribu ton beras. TEMPO/Imam Sukamto
Fakta-fakta Program Makmur yang Disebut Bisa Tingkatkan Produksi Beras

Untuk meningkatkan produksi beras, petani didampingi sejak budidaya hingga pasca panen.