TEMPO.CO, Moskow - Rusia baru saja memproklamirkan senjata terbaru mereka, rudal Setan 2 atau Satan 2. Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengklaim rudal dengan nama asli RS-28 Sarmat ini tak bisa dihancurkan dengan apapun.
"Sekalipun dengan sistem keamanan anti-rudal," kata Putin dalam pidato tahunan kenegaraannya di Moskow, Rusia, Kamis, 1 Maret 2018, seperti dilansir USA Today. "Tak ada yang bisa hancurkan rudal ini."
Baca: Vladimir Putin: Rudal Setan 2 Tak Bisa Dihancurkan Siapapun
Kekuatan Dahsyat, Kecepatan Kilat
Kantor berita Rusia, TASS, menyebut bahwa Sarmat dapat mengatasi semua sistem pertahanan udara yang ada di dunia. Klaim ataupun spekulasi muncul karena militer Rusia merahasiakan kemampuan Sarmat yang sesungguhnya. Para pengamat meenyebut bahwa Sarmat termasuk sistem rudal generasi kelima. military-today.com
Rudal ini bisa membawa hulu ledak 40 megaton alias 2.000 kali lebih kuat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945. Rudal RS-28 Sarmat, yang dijuluki Setan 2 oleh NATO, memiliki kecepatan tertinggi 4,3 mil (7 km) per detik dan telah dirancang untuk mengalahkan semua sistem perisai anti-rudal, tulis The Times.
Rudal ini diperkirakan memiliki jarak jangkauan 6.213 mil (10.000 km), yang akan memungkinkan Moskow menyerang London dan kota-kota Eropa lainnya serta mencapai kota-kota di pantai barat dan timur Amerika. Rusia meluncurkan gambar pertama dari rudal nuklir terbesarnya ini pada Oktober 2016.
Baca: Ini Senjata Rahasia Militer AS Melawan Rudal Rusia dan Cina
Bisa Lenyapkan Texas, Inggris, dan Perancis
RS-28 Sarmat dapat membawa selusin kepala nuklir yang dapat mencari sasarannya sendiri untuk menghancurkan wilayah seluas Texas atau Prancis. Media TV Zvezda mengklaim bahwa Sarmat dapat menenggelamkan separuh California. aol.com
Rudal Setan 2 milik Rusia seberat 100 ton ini disebut bisa menghancurkan area seluas Texas, negara bagian kedua terbesar di Amerika Serikat. Negara bagian ini seluas 696.241 kilometer persegi. Di Indonesia, luas ini hampir sama dengan Pulau Kalimantan.
Laman Daily Mail menyebut, pengujian rudal ini sudah dilakukan Oktober tahun lalu. Peluncuran saat itu dilakukan di Plesetsk, Rusia bagian barat. "Rudal ini akan mulai digunakan pada 2019," kata Andrei Prikhodko, Deputy Commander Angkatan Udara Rusia bidang misi tempur rudal.
Menurut saluran televisi militer pertahanan Zvezda, rudal ini bisa membawa muatan yang bisa 'melenyapkan Inggris, Perancis atau Texas'. Tes pertama direncanakan untuk tahun lalu namun tertunda. Kemudian ada penundaan lebih lanjut pada bulan Maret dan April. Rudal tersebut akan menggantikan R-36 Voevoda, yang disebut NATO sebagai 'Setan' pada tahun 1970-an.
Baca: Rusia Siap Uji Rudal Nuklir Terbesar Setan 2
Bagian dari Kampanye Putin?
Presiden Joko Widodo tersenyum saat berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, saat menghadiri upacara penandatanganan setelah melakukan pertemuan di Sochi, Rusia, 18 Mei 2016. Rusia dan Indonesia akan bekerjasama membangun industri perminyakan dan investasi pembangkit listrik. AP/Alexander Zemlianichenko
Malcom Chalmers, pakar pertahanan dari Royal United Services Institute, sebuah lembaga think tank pertahanan dan keamanan Inggris, meragukan pernyataan Putin tersebut apakah mewakili kemampuan militer baru Rusia. Sebaliknya, dia menyebut pernyataan Putin ini sebagai salah satu kampanyenya.
"Rusia, sejak 1960, mengklaim bisa mencapai Amerika dengan rudalnya. Kita perlu menarik pernyataan ini dalam konteks pemilu Rusia yang akan berlangsung bulan ini. Topik ini sangat populer," kata Chalmers.
Baca:
Simak kabar terbaru tentang teknologi rudal Setan 2 dari Rusia hanya di kanal Tekno Tempo.co.
USA TODAY | DAILY MAIL | THE TIMES | ZVEVDA