TEMPO.CO, Jakarta - Rainbow Warrior, kapal bersejarah yang membantu kampanye Greenpeace sejak 1978, hadir di Papua sejak 11 Maret 2018. Kapal itu tiba di Manokwari, Senin, 12 Maret 2018, setelah berlayar selama enam hari dari Filipina.
Kapal ini akan menjelajahi lautan Indonesia hingga Mei mendatang. Setelah mengunjungi Papua, mereka akan singgah di Bali dan kemudian berlabuh di Jakarta.
Kapal Rainbow Warrior milik organisasi Greenpeace mengunjungi Manokwari, Papua, untuk membahas isu hutan, Senin, 12 Maret 2018 (Tempo/Astari P Sarosa)
Di Manokwari, para aktivis di kapal yang dinakhodai Hattie Geenen itu akan menyoroti hutan Papua yang perlu perlindungan. Papua jadi perhatian mereka karena dianggap menjadi benteng perlindungan kehutanan terakhir di Indonesia.
Baca: Ini 3 Fakta Menarik Rainbow Warrior, Kapal Bersejarah Greenpeace
“Kita di sini punya concern yang sangat besar mengenai hutan Papua. Karena Papua relatif utuh (hutannya), jadi harus protect hutan hujan tropis kita,” ujar Leo Simanjuntak, Kepala Greenpeace Indonesia, di Manokwari, Papua, Senin, 12 Maret 2018.
Salah satu isu terbesar yang dibawa Greenpeace adalah masa depan hutan Papua. Bukan hanya di Papua Barat, tetapi juga keseluruhan tanah Papua. “Di tanah papua yang paling penting adalah hutan barat. Rainbow Warrior fungsinya sebagai platform untuk kolaborasi,” lanjut Leo.
Masyarakat dan pemerintah Papua Barat menyambut awak kapal Rainbow Warrior organisasi Greenpeace di Manokwari, Papua, Senin, 12 Maret 2018 (Tempo/Astari P Sarosa)
Kedatangan Rainbow Warrior juga disambut oleh pemerintah Papua Barat. Dengan acara meriah yang penuh dengan tarian penjemputan oleh masyarakat Manokwari. “Bangga Rainbow Warrior datang ke sini. Senang mendapat kunjungan dari publik, dan langsung mendapat pembelajaran untuk rakyat Manokwari,” kata Mohamad Lakotani, Wakil Gubenur Papua Barat.
Lakotani juga menjelaskan kalau provinsi Papua Barat sudah menjadi provinsi konservasi. Semua pembangunan yang dilakukan di Papua Barat melihat aspek-aspek lingkungan.
Rainbow Warrior akan berhenti di Manokwari sampai tanggal 14 Maret 2018 dan akan membuka diri untuk umum. Greenpeace mengundang anak-anak sekolah untuk mengunjungi kapal bersejarah ini agar bisa mendapatkan edukasi mengenai isu hutan ini.
ASTARI PINASTHIKA SAROSA