TEMPO.CO, San Francisco - Ilmuwan bidang fisika dari Amerika Kip Thorne memperingatkan bahwa siapa pun yang melakukan perjalanan waktu melalui jalan pintas ruang dan waktu, wormhole (lubang cacing), akan terbunuh.
"Hal itu karena adanya sifat warping atau kecepatan melebihi cahaya," ujar Thorne, seperti dilansir laman Express.co.uk, 9 Maret 2018.
Baca: Penjelajah Waktu Klaim Baru Kembali dari Tahun 6000, Ini Buktinya
Ilmuwan pemegang Nobel Fisika itu mengklaim bahwa ada kemungkinan terjadi ledakan keras dalam lubang cacing (merupakan jalur teoritis ruang dan waktu) yang akan menghancurkan diri seseorang.
Thorne mengatakan ada mekanisme universal ketika seseorang mencoba mengubah lubang cacing menjadi mesin waktu. Mekanisme universal ini, kata Thorne, selalu menciptakan ledakan hebat yang sangat mungkin dapat menghancurkan lubang cacing.
Fisikawan tersebut mengakui bahwa suatu hari nanti mungkin akan melakukan perjalanan waktu selama satu miliar tahun ke belakang. Namun, sifat wormhole yang dapat merusak harus diperbaiki khususnya dalam teknologi manusia.
"Jika anda memiliki lubang cacing, maka jika memindahkan mulut salah satu lubang cacing di dekat lubang hitam, arus mengalir lambat dibandingkan dengan laju aliran waktu kembali ke bumi," kata Thorne.
Fisikawan teoritis yang juga ahli teori string dari Columbia University Brian Greene mengatakan pergi ke luar angkasa dengan kecepatan cahaya dan kembali ke bumi bisa dilakukan dengan pesawat ruang angkasa.
"Saat bepergian dengan kecepatan cahaya, waktu tetap relatif lambat dibandingkan orang-orang yang berada di bumi. Akibatnya, seseorang akan pergi dengan cepat sementara jam tetap berjalan lamban," ujar dia.
Namun, hal itu membutuhkan mesin dengan kecepatan tinggi dan jumlah energi yang besar, karena tekanan dari gaya sentrifugal pada tubuh kemungkinan berakibat fatal.
Simak artikel menarik lainnya tentang penjelajah waktu hanya di kanal Tekno Tempo.co
EXPRESS.CO.UK