TEMPO.CO, San Francisco - Tidak kurang dari 59 tuntutan hukum terpisah diajukan kepada Apple sejak Desember terkait kasus pelambatan iPhone, sebagaimana dilaporkan The Wall Street Journal, 28 Maret 2018.
Baca: Apple Usulkan 13 Emoji Baru untuk Penyandang Cacat
Sebuah pertemuan di Atlanta dijadwalkan pada 29 Maret. Para penggugat berupaya mendapatkan status class action, sehingga semua 59 kasus bakal dapat digabungkan menjadi satu kasus. “Pengacara dapat memilih pengacara utama untuk kasus ini dan lokasi pengadilan,” tulis WSJ.
Daily Mail melaporkan setidaknya 32 tuntutan hukum telah diajukan terhadap Apple pada bulan Januari dan, sejak saat itu, jumlah itu terus meningkat.
Para ahli memandang jumlah kasus terhadap Apple tidak biasa, menurut laman BGR. Jumlahnya hampir tiga kali lipat dari jumlah gugatan yang diajukan pada tahun 2010 karena skandal "Antennagate" iPhone 4.
Saat itu, Apple menyelesaikan kasus tersebut dengan menawarkan pemilik iPhone 4 US$ 15 dalam bentuk tunai atau casing gratis. Untuk biaya penyelesaian itu, Apple diperkirakan mengeluarkan US$ 315 juta.
Para ahli hukum menilai para penggugat menghadapi perjuangan yang berat dalam kasus khusus ini, karena Apple telah melakukan cukup banyak hal sejak mengakui masalah ini.
Apple menurunkan biaya penggantian baterai selama setahun dan memperkenalkan pengaturan baterai baru di iOS yang akan memungkinkan pengguna untuk mencegah pelambatan kecepatan.
Meski begitu, Apple mungkin tidak ingin menghabiskan waktu bertahun-tahun melakukan pembelaan. Perusahaan mungkin dipaksa untuk mengungkapkan informasi sensitif tentang produknya jika perkara tersebut disidangkan, dan iPhone akan mendapatkan publisitas yang lebih buruk.
Baca: Ini Tanggapan Apple Soal Pencurian Data Pengguna Facebook
Tahun ini saja, masalah perlambatan Apple iPhone diperkirakan menelan biaya US$ 10,29 miliar, karena lebih banyak pengguna iPhone beralih ke penggantian baterai daripada iPhone baru.
WSJ | BGR | DAILY MAIL