Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengejutkan, Ini Dampak Limbah Beracun pada Nyanyian Burung

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Ilustrasi burung. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Ilustrasi burung. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Iklan

TEMPO.CO, Ithaca - Dampak limbah beracun ternyata juga berimbas pada berubahnya nyanyian burung. Tim peneliti Laboratorium Ornitologi Universitas Cornell di Amerika Serikat menemukan inkonsistensi pada nyanyian burung yang dipicu kontaminan pada sedimen Sungai Hudson di New York.

Tim peneliti yang dipimpin Sara DeLeon mempelajari populasi burung penyanyi chickadee hitam (Poecile atricapillus) dan pipit lagu (Melospiza melodia) yang bersarang di sepanjang lembah Sungai Hudson. Daerah itu tercemar limbah PCB dari industri manufaktur elektronik di hulu sungai. PCB alias polychlorinated biphenyls adalah polutan kimia sintetis yang bisa memicu efek toksik dan mengganggu perkembangan pada manusia dan satwa liar.

Kontaminan toksik itu memasuki tubuh burung lewat makanan. Induk burung memberi makan anaknya dengan serangga dari sedimen sungai yang tercemar. Beberapa burung mengkonsumsi serangga tercemar itu sepanjang hidupnya, sehingga meningkatkan konsumsi PCB dalam tubuhnya.

Baca juga: Limbah Cair Industri Cemari Citarum dan Anak Sungainya

Untuk mengetahui dampak kontaminan terhadap perubahan nyanyian burung, DeLeon dan rekan-rekannya mengamati dan merekam nyanyian kedua populasi burung. Mereka juga mengukur kadar dan mengidentifikasi varian PCB di sepanjang sungai.

Penelitian menunjukkan bahwa kadar PCB dalam darah burung chickadee hitam dan pipit lagu selaras dengan daerah yang tercemar. "Chickadee hitam menunjukkan variasi nyanyian yang lebih beragam. Ada perubahan rasio 'glissando' pada nada pertama nyanyian mereka yang berisi dua nada, yaitu 'fee-bee, fee-bee'," ujar DeLeon, seperti dilansir laman Science Daily.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nyanyian burung pipit lagu juga menunjukkan perubahan getaran suara yang diduga akibat terpapar jenis molekul PCB yang kurang beracun. DeLeon mengatakan, di daerah yang terpolusi PCB, sinyal identitas spesifik dalam nyanyian chickadee hitam menjadi lebih bervariasi secara signifikan. Variasi getaran suara dalam nyanyian burung pipit lagu di daerah tercemar PCB juga menjadi beragam.

"PCB dapat mempengaruhi produksi lagu, sebuah komponen penting dalam komunikasi di dunia burung," ujar DeLeon. Perubahan kualitas nyanyian dua populasi burung itu juga sekaligus menjadi indikator efek beracun PCB terhadap lingkungan di sepanjang Sungai Hudson.

Baca juga: Mahasiswa ITS Teliti Aliran Air di Desa Terdampak Limbah Beracun

Simak artikel menarik lainnya tentang dampak limbah beracun hanya di kanal Tekno Tempo.co.

SCIENCEDAILY | THE GUARDIAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


MAKI Laporkan Dugaan Penyelundupan Limbah Beracun di Kepulauan Riau

26 Agustus 2022

Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menunjukkan berkas saat menyerahkan pengajuan berkas uji materi di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin, 31 Mei 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
MAKI Laporkan Dugaan Penyelundupan Limbah Beracun di Kepulauan Riau

Boyamin menduga kapal tersebut mengangkut limbah beracun seberat 5.500 ton dan disamarkan dengan dokumen sebagai minyak bumi.


Limbah Alat Suntik di Bekasi Diduga Bekas dari Toko Hewan

29 Agustus 2021

Ilustrasi limbah bekas suntikan/ANTARA
Limbah Alat Suntik di Bekasi Diduga Bekas dari Toko Hewan

Limbah medis berupa bekas suntikan di Bekasi dipastikan bukan dari bekas vaksinasi Covid-19 melainkan diduga berasal dari petshop.


Cina Kaji Dampak Pembuangan Limbah Fukushima ke Laut Terhadap Bahan Makanan

15 April 2021

Pemandangan udara menunjukkan tangki penyimpanan untuk air olahan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat tsunami di kota Okuma, prefektur Fukushima, Jepang 13 Februari 2021, dalam foto ini diambil oleh Kyodo News. [Kyodo News / melalui REUTERS]
Cina Kaji Dampak Pembuangan Limbah Fukushima ke Laut Terhadap Bahan Makanan

Cina khawatir rencana Jepang membuat limbah pembangkit energi nuklir Fukushima ke lautan akan berdampak signifikan ke keamanan dan ketahanan pangan.


Korea Selatan Bawa Isu Pembuangan Limbah Fukushima ke Mahkamah Internasional

14 April 2021

Pemandangan udara menunjukkan tangki penyimpanan untuk air olahan di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh akibat tsunami di kota Okuma, prefektur Fukushima, Jepang 13 Februari 2021, dalam foto ini diambil oleh Kyodo News. [Kyodo News / melalui REUTERS]
Korea Selatan Bawa Isu Pembuangan Limbah Fukushima ke Mahkamah Internasional

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, menentang rencana Jepang membuang 1 juta ton limbah nuklir Fukushima ke laut.


Malaysia Temukan 1800 Ton Limbah Beracun Ilegal di Pelabuhan

20 Juli 2020

 Ilustrasi. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) melibatkan PT Jasa Medivest anak perusahaan BUMD PT Jasa Sarana dalam upaya pencegahan wabah virus Corona atau COVID-19 yakni dengan melayani pemusnahan limbah medis pasien dalam pengawasan (PDP) di sejumlah rumah sakit rujukan. ANTARA/HO Humas PT Jasa Medivest
Malaysia Temukan 1800 Ton Limbah Beracun Ilegal di Pelabuhan

Pemerintah Malaysia menemukan 110 kontainer berisi limbah beracun ilegal di Pelabuhan Tanjung Pelepas, Johor.


Bea Cukai Temukan Tiga Perusahaan Impor Limbah Plastik Beracun

18 September 2019

Petugas memeriksa kontainer berisi limbah plastik  di Terminal Peti Kemas Koja, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu, 18 September 2019. TEMPO/Muhammad Hidayat
Bea Cukai Temukan Tiga Perusahaan Impor Limbah Plastik Beracun

Tiga perusahaan kedapatan mengimpor limbah plastik beracun.


Bea Cukai Pulangkan Limbah Beracun dari Australia

18 September 2019

Direktorat Jenderal Bea Cukai, Kementerian Keuangan, memperlihatkan sembilan kontainer limbah plastik berisi kandungan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) asal Australia di Pelabuhan Peti Kemas Koja, Jakarta Utara, Rabu, 18 September 2019. Tempo/Fajar Pebrianto
Bea Cukai Pulangkan Limbah Beracun dari Australia

Ditjen Bea Cukai memulangkan limbah beracun yang diimpor dari Australia.


Dinas LH: Material Diduga Limbah B3 di Marunda Hasil Beli Warga

8 Januari 2019

Aktivis Koalisi Melawan Limbah (KML) melakukan aksi membawa lumpur beracun dari Sungai Cikijing di depan gerbang Gedung Sate Bandung, 28 April 2016. KML melakukan aksi menyoroti kerugian ekonomi yang mencapai lebih dari Rp 11,4 triliun akibat pencemaran limbah industri di daerah Rancaekek. ANTARA/Agus Bebeng
Dinas LH: Material Diduga Limbah B3 di Marunda Hasil Beli Warga

Dinas LH dan Kementerian LHK masih melakukan pemeriksaan terhadap kandungan dari gundukan material yang diduga limbah B3 itu.


Material Diduga Limbah B3 Ditemukan di 7 Titik Kawasan Marunda

8 Januari 2019

Aktivis dari Koalisi Melawan Limbah menggotong tong berisi lumpur limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) saat unjuk rasa di Bandung, 28 April 2016. Aksi ini digelar dengan menumpahkan bukti pencemaran berupa lumpur limbah B3 industri tekstil. TEMPO/Prima Mulia
Material Diduga Limbah B3 Ditemukan di 7 Titik Kawasan Marunda

Dinas LH DKI mulanya mendapat laporan dari warga sekitar soal adanya material pasir yang diduga mengandung limbah B3.


Dinas Lingkungan Hidup Cari Pembuang Limbah B3 di Rusun Marunda

7 Januari 2019

Aktivis menuang lumpur limbah B3 saat unjuk rasa di Bandung, 28 April 2016. Sebanyak 88 persen warga terdampak tak bisa menggunakan air tanah yang tercemar di Rancaekek. TEMPO/Prima Mulia
Dinas Lingkungan Hidup Cari Pembuang Limbah B3 di Rusun Marunda

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mencari pembuang pasir yang diduga limbah B3 yang dibuang di sekitar Rusun Marunda.