TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan penggunaan chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia yang semakin berkembang, telah menarik Sprint Asia, sebuah perusahaan teknologi Indonesia, untuk meluncurkan Jumienten, sebuah platform chatbot.
Chatbot merupakan sebuah layanan yang didukung oleh sebuah peraturan atau kecerdasan buatan (AI) yang berinteraksi dengan pengguna melalui antarmuka chatting. Chatbot biasanya menggunakan karakter perempuan.
“Penggunaan chatbot oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia masih di tahap awal, sehingga terbuka peluang lebar di masa depan,” ujar CEO Sprint Asia Setyo Harsoyo di Jakarta, Kamis, 5 April 2018.
Dengan menggunakan solusi Jumienten, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas layanan pelanggan dengan biaya yang lebih hemat dan ketersediaan selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu.
Sebagai solusi chatbot, Jumienten dirancang menggunakan teknologi Natural Language Processing yang bisa memahami apa yang pelanggan katakan dengan menganalisa konteks dan arti setiap kata dalam Bahasa Indonesia.
Setyo mengatakan kehadiran chatbot merupakan jawaban atas kebutuhan layanan pelanggan yang semakin kompleks saat ini. Menurut data E-marketer, komunikasi melalui telepon adalah kanal layanan pelanggan yang paling membuat frustrasi, sementara riset Flurry Analytics menyebutkan aplikasi messaging adalah platform aplikasi yang paling banyak digunakan oleh pengguna smartphone saat ini.
Di Indonesia sendiri, 97 persen pengguna smartphone selalu mengakses aplikasi messaging. “Dengan menggunakan teknologi chatbot, perusahaan akan mampu untuk lebih engage dengan para pelanggan. Selain itu, chatbot dapat digunakan perusahaan sebagai customer service yang akan online 24 jam, sehigga dapat mengurangi biaya customer service samapai 39 persen,” ujarnya.
Sebuah chatbot dapat menghandle lebih dari 500 pelanggan dalam satu waktu, sedangkan manusia hanya bisa menghandle satu pelanggan dalam satu waktu.
Dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan (AI), Jumienten terus-menerus belajar melalui teknologi machine learning dan kombinasi pelatihan dengan ahli bahasa untuk memastikan chatboat ini semakin pintar. Di tahun 2018 ini Sprint Asia menargetkan untuk menggaet puluhan pelanggan perusahaan sebagai pengguna Jumienten.