Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Riset: Hubungan Seksual Lebih dari Satu Pasangan Lebih Memuaskan

image-gnews
Ilustrasi seks. radiox.com
Ilustrasi seks. radiox.com
Iklan

TEMPO.CO, Michigan - Hasil riset menunjukkan bahwa hubungan seksual dengan lebih satu pasangan (non-monogami) ternyata memiliki tingkat kepuasan yang jauh lebih tinggi ketimbang monogami. Angka pasti untuk persentase populasi non-monogami memang sangat sulit didapatkan, tapi para peneliti memperkirakan sekitar empat hingga lima persen orang Amerika adalah non-monogami. Hal tersebut terjadi akibat gaya hidup non-monogami yang semakin populer dan perlahan diterima oleh masyarakat Barat.

"Orang yang secara konsekuen non-monogami mungkin tertarik pada variasi seksual. Mereka juga berpikir bahwa memiliki kehidupan seks yang baik itu sangat penting," ujar pimpinan studi yang juga profesor psokologi dari University of Michigan, Terri Conley, seperti dilansir laman Uproxx, akhir Maret lalu.

Bagi sebagian orang melakukan hubungan seksual non-monogami mungkin hal tidak biasa. Bahkan, banyak yang percaya bahwa berganti-ganti pasangan bisa menularkan penyakit berbahaya, seperti Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Namun, bagi sebagian orang, hubungan non-monogami merupakan hal lumrah. Bahkan, ada perilaku romantisme seseorang yang ditujukan lebih dari satu orang (poliamor) secara terbuka.

Baca juga: Riset Terbaru: Cokelat Mungkin Punah pada 2050

Hasil penelitian itu menyebutkan 617 individu consensus non-monogami (CNM) dan 1.507 monogami menjawab survei pertanyaan terkait frekuensi dan kepuasan seksual. Individu yang diidentifikasi non-monogami menjelaskan bahwa mereka memiliki teman khusus yang tidak memiliki hubungan resmi untuk melakukan hubungan itu.

Penulis merekrut peserta secara daring melalui laman Craigslist dan komunitas non-monogami. Kemudian, kelompok itu dibagi menjadi dua kelomopok, yakni monogami dan non-monogami. Setengah dari kelompok non monogami diidentifikasi sebagai pelaku hubungan seks yang lebih dari satu pasangan secara tertutup, seperempat berada dalam hubungan terbuka, dan sisanya melakukan pertukaran pasangan (swingers).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jika dibandingkan dengan orang monogami, orang non-monogami melaporkan tingkat kepuasan seksual yang lebih tinggi. Sebanyak 84 persen dari kelompok non-monogami melaporkan mencapai orgasme dalam hubungan seks terakhir mereka. Sedangkan hanya 72 persen dari kelompok monogami yang mengalami hal serupa dalam hubungan seks terakhir

Tidak ada perbedaan frekuensi antara kedua kelompok ini. Namun, orang yang diidentifikasi sebagai swingers melaporkan kepuasan yang lebih besar dalam kehidupan seks mereka, dan jumlah seks yang lebih besar daripada responden monogami. Untuk mereplikasi temuan ini, para peneliti melakukannya penelitian dengan orang-orang yang tidak secara khusus ditargetkan untuk non-monogami atau terutama heteroseksual, hasilnya pun sama.

Penelitian tersebut diterbitkan secara daring pada 23 Maret 2018 dalam Journal of Social and Personal Relationship dengan judul "Sexual satisfication among individuals in monogamous and consensually non-monogamous relationship".

Baca juga: 4 Kesalahan Umum Dilakukan Pasangan setelah Hubungan Seksual

Simak riset menarik lainnya tentang hubungan seksual hanya di kanal Tekno Tempo.co.

UPROXX | JOURNAL OF SOCIAL AND PERSONAL RELATIONSHIP

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

34 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

34 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

34 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Guru di Amerika Serikat Terancam Penjara Seumur Hidup karena Berhubungan Seksual dengan Murid

24 Januari 2024

Ilustrasi pelecehan seksual korban laki-laki. Shutterstock
Guru di Amerika Serikat Terancam Penjara Seumur Hidup karena Berhubungan Seksual dengan Murid

Seorang guru di Amerika Serikat terancam hukuman seumur hidup karena berhubungan seksual dengan muridnya.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.


Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Rabu (11/10/2023). FOTO: YLBHI
Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.


BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

Kepala BRIN Laksono Tri Handoko berbicara soal prioritas riset di lembaganya sepanjang tahun 2023, salah satunya bidang pangan dengan total 218 judul riset. (Tempo/Annisa Febiola)
BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.


Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

18 Desember 2023

Penulis buku Gadis Kretek, Ratih Kumala memegang buku saat hadir dalam diskusi  Biennale Jatim di Rumah Budaya, Sidoarjo, pada Sabtu 16 Desember 2023. TEMPO/ Yolanda Agne
Ratih Kumala Ceritakan Proses Kreatif Penulisan Gadis Kretek

Penulis novel Gadis Kretek Ratih Kumala menceritakan proses kreatif. Mengapa ia akhirnya menjadi seorang kolektor bungkus kretek.