Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini 5 Negara yang Paling Aman dari Efek Pemanasan Global

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Pemandangan gletser Trift di Swiss pada 2015. Sekelompok peneliti es, fotografer dan pembuat film menunjukkan lima dari gletser dunia ini telah mencair akibat pemanasan global. (Matthew Kennedy/Earth Vision Institute via AP)
Pemandangan gletser Trift di Swiss pada 2015. Sekelompok peneliti es, fotografer dan pembuat film menunjukkan lima dari gletser dunia ini telah mencair akibat pemanasan global. (Matthew Kennedy/Earth Vision Institute via AP)
Iklan

TEMPO.CO, Indiana - Pemanasan global bisa dibilang adalah meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi meningkat 0,18 derajat Celsius selama seratus tahun terakhir.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1,1 hingga 6,4 derajat Celsius antara tahun 1990 dan 2100. Namun, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Baca juga: Hasil Riset: Kentut Sapi Salah Satu Penyebab Pemanasan Global

Dampak pemanasan global bisa saja terjadi secara regional maupun di seluruh permukaan bumi. Berbagai bencana bisa muncul, seperti badai dan topan. Karena itulah banyak negara mempersiapkan segalanya untuk menghadapi pemanasan global.

Negara mana yang paling siap? University of Notre Dame di Indiana, Amerika Serikat, membuat sebuah indeks penilaian (Norte Dame Global Adaptation Initiative atau ND-GAIN) tentang negara-negara yang siap menghadapi penamasan global. Tak hanya kesiapan infrastruktur, indeks ini juga memasukkan faktor pasokan makanan dan teknologi.

Mana saja negara-negara itu? Berikut daftarnya, seperti dilansir laman IFL Science, Maret lalu:

Baca juga: Pemanasan Global Berpotensi Tingkatkan Kemiskinan

5. Inggris

Danau kecil menghiasi bagian depan Istana Buckingham di London, Inggris, 24 Juni 2015. Istana ini telah digunakan sebagai kediaman resmi keluarga kerajaan Inggris sejak tahun 1837. Pihak oposisi mengatakan Istana Buckingham bisa jadi tujuan wisata kalau para bangsawan tersebut pindah. Rob Stothard/Getty Images

Negara Kerajaan ini mendapatkan skor 0,783 dari 1. Posisi ini diraih Inggris sejak 2013.

4. Singapura

Pesta kembang api terlihat saat perayaan National Day Parade, yang berlangsung di Marina Bay. Singapura akan merayakan perayaan 50 tahun kemerdekaan pada 9 Agustus 2015, diadakan sejumlah pesta kembang api dan parade kendaraan tempur untuk menyambut datangnya hari kemerdekaan. Singapura, 1 Agustus 2015. Suhaimi Abdullah/Getty Images

Singapura merupakan satu-satunya negara dari Asia yang masuk lima besar dalam indeks ini. Negara tetangga Indonesia ini memiliki skor 0,877 dari 1.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Norwegia

Cahaya Northern Lights kehijauan nampak di langit Unstad, Lofoten, Norwegia pada tanggal 22 September 2015. Cahaya ini dikenal sebagai Aurora Borealis, adalah fenomena alam yang menerangi langit malam, terutama di wilayah Arktik. REUTERS/Mats G/Red Bull

Negara Skandinavia ini memang memiliki banyak kebijakan tentang emisi gas buang. Negara yang berada di zona Kutub Utara ini memiliki skor 0,844 dari 1.

Baca juga: Pemanasan Global, Puncak Kerusakan Bumi 2100

2. Selandia Baru

Seorang atlet bersantai di atas kayaknya setelah melewati air terjun di Tree Trunk Gorge, Selandia Baru. Dunia memperingati Hari Sungai Sedunia, pada 24 September 2017. Graeme Murray/Red Bull Content Pool

Menempati posisi kedua, Selandia Baru memiliki skor 0,885 dari 1. Negara yang berdekatan dengan Australia ini dianggap memiliki teknologi yang mumpuni dalam menghadapi pemanasan global.

1. Denmark

Bellevue, pantai terfavorit di atara pantai pantai yang ada di kopenhagen, Denmark. Pantai ini selalu dipadati wisatawan yang ingin berjemur saat datangnya musim panas. youtube.com

Denmark menempati urutan pertama dalam indeks ND-GAIN sepanjang 2002-2015 dengan nilai 0,856 dari 1. Negara Skandinavia ini dianggap telah memenuhi banyak aspek dalam menghadapi pemanasan global.

Baca juga: Di AS, Pemanasan Global Dongkrak Intensitas Petir

Simak artikel menarik lainnya tentang pemanasan global hanya di kanal Tekno Tempo.co.

IFL SCIENCE | UNIVERSITY OF NORTE DAME

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

1 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

5 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

23 hari lalu

Warga beraktivitas di pinggir Waduk Cacaban, Kedung Banteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa, 11 September 2018. Akibat musim kemarau tahun ini, volume air di salah satu waduk penyuplai di wilayah Pantura itu menyusut hingga lebih dari puluhan meter sehingga mengancam kekeringan, terutama persawahan di sejumlah wilayah itu. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

Fenomena penguapan air dari tanah akan menggerus sumber daya air di masyarakat. Rawan terjadi saat kemarau.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

30 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.


13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

30 hari lalu

Australia dalam sepekan harus menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di resor ski. Foto: @thredboresort
13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.


Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

31 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 15 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.


Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

39 hari lalu

Kebakaran hutan membakar area di Santa Juana, dekat Concepcion, Cile, 4 Februari 2023. REUTERS/Ailen Diaz
Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?


Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

12 Februari 2024

Seorang warga berjalan di dekat instalasi
Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

Januari 2024 lalu adalah rekor baru pemanasan global untuk suhu rata-rata bulanan.


Cuaca Ekstrem Bukan Fenomena Alam Biasa, Peneliti BRIN Usul Dibentuk Komite Khusus

2 Februari 2024

Sejumlah petugas memotong pohon yang tumbang menimpa salah satu rumah karena diterjang gelombang kencang akibat badai Siklon tropis Seroja di Kota Kupang, NTT, Kamis, 8 April 2021. ANTARA/Kornelis Kaha
Cuaca Ekstrem Bukan Fenomena Alam Biasa, Peneliti BRIN Usul Dibentuk Komite Khusus

Cuaca ekstrem harus dilihat dalam perspektif perubahan iklim global.


Mahfud MD Soroti Deforestasi, 5 Dampak Buruk Penggundulan Hutan yang Sudah Terjadi

23 Januari 2024

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Mahfud MD Soroti Deforestasi, 5 Dampak Buruk Penggundulan Hutan yang Sudah Terjadi

Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD menyebut deforestasi di Indonesia lebih luas dari Negara Korea Selatan. Apa saja dampak buruk yang sudah terjadi?