TEMPO.CO, San Francisco - Para ilmuwan dari University of North Carolina telah menciptakan pil pengganti kondom yang mematikan gerakan sperma sehingga membatasi kemampuannya melakukan pembuahan.
Baca: Ilmuwan: Alam Semesta Berakhir Tiba-tiba dengan Sebuah Big Bang
"Secara sederhana, pil itu mengandung senyawa EP055 yang membuat sperma tidak dapat bergerak," ujar Michael O'Ran, pemimpin penelitian, seperti dilansir laman Daily Mail, 20 April 2018.
Menurutnya, senyawa tersebut tidak memiliki efek samping karena EP055 tidak berpengaruh pada hormon laki-laki. Pil KB untuk perempuan kebanyakan mengandung campuran hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan kenaikan berat badan serta suasana hati tidak menentu.
Para peneliti menguji senyawa tersebut terhadap sperma monyet dan tidak ada monyet yang menderita efek samping. EP055 memiliki ikatan dengan protein EPPIN yang ada di permukaan sperma. Dalam enam jam infus, kemampuan bergerak sperma monyet berkurang sebanyak 20 persen.
"Setelah 18 hari pasca-infus, semua sperma monyet menunjukkan tanda-tanda pemulihan lengkap," kata peneliti lain yang terlibat Mary Zelinski.
Penelitian dilakukan dengan menginfus empat monyet jantan dengan dosis EP055 75-80 miligram. Setelah periode pemulihan, mereka kemudian memberikan dosis 125-130 miligram. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE.
Baca: Ilmuwan Temukan Icarus, Bintang Terjauh yang Bisa Diamati
Saat ini, kontrasepsi pria sebagian besar terbatas pada kondom, yang bisa mengalami kegagalan hingga 18 persen jika salah pakai. Ilmuwan menguji EP055 dalam bentuk pil dan menyelidiki efektivitasnya dalam mencegah kehamilan melalui hewan.
DAILY MAIL | JOURNAL PLOS ONE