TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru menjelaskan bahwa kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI) dapat memicu perang nuklir. Hal itu bisa terjadi paling cepat pada 2040. Laporan tersebut bertajuk "The RAND Corporation Project 2040".
"Hubungan antara perang nuklir dan AI bukanlah hal baru. Kenyataannya, keduanya memiliki sejarah yang saling berkaitan," ujar peneliti dari The RAND Corporation Andrew Lohn, seperti dilansir laman Express.co.uk, Rabu, 25 April 2018. The RAND adalah perusahaan keamanan nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat.
Menurut Lohn, banyak pengembangan awal AI dilakukan untuk mendukung upaya atau tujuan militer. Lohn mengklaim bahwa kemajuan teknologi akan mengarah pada kiamat. "Itu bisa terjadi pada awal 2040," tambah Lohn.
Baca juga: Calon Walikota Ini akan Ganti Politikus dengan Kecerdasan Buatan
Laman The RAND Corporation menjelaskan bahwa kemajuan teknologi yang signifikan membuat munculnya robot cerdas. Hal itu menyebabkan para pemimpin dunia akan meluncurkan senjata nuklir mereka untuk mengatasi kesalahan atau kejahatan.
Para pemimpin dunia meyakini bahwa senjata nuklir yang dimilikinya tidak sekuat AI. Dan jika satu pihak meluncurkan bom nuklirnya, maka pihak lain pun sama.
"Hal yang relatif sederhana dapat meningkatkan ketegangan dan membawa ke tempat berbahaya jika tidak berhati-hati," tambah Lohn. "Beberapa ahli khawatir bahwa peningkatan ketergantungan pada AI dapat menyebabkan jenis kesalahan penyakit berbiaya tinggi (katastropik) baru."
Lohn menjelaskan bahwa hal tersebut bukan hanya skenario film. Mungkin, kata dia, ada tekanan untuk menggunakan AI sebelum teknologi matang, karena rentan terhadap pemberontakan.
Baca juga: Rekayasa Genetika dan Kecerdasan Buatan Bisa Bikin Manusia Abadi?
Simak artikel menarik lainnya tentang kecerdasan buatan hanya di kanal Tekno Tempo.co.
EXPRESS.CO.UK | THE RAND CORPORATION PROJECT 2040