TEMPO.CO, London - Twitter menjual data ke peneliti Cambridge University yang memanen jutaan informasi pribadi pengguna Facebook tanpa persetujuan mereka, sebagaimana dilaporkan Daily Mail, 30 April 2018.
Baca: Selain Curi Data Facebook, Kogan Juga Jual Data Twitter
Situs media sosial itu mengkonfirmasi minggu ini bahwa mereka menjual data publik kepada Dr Aleksandr Kogan, yang menciptakan alat yang memungkinkan perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica untuk memprofil dan menargetkan pemilih secara psikologis menggunakan data pengguna Facebook.
Perusahaan Dr Kogan, GSR, mengumpulkan sampel acak dari tweet publik setelah membayar untuk satu hari akses pada tahun 2015, kata Twitter. Hal itu terjadi beberapa tahun sebelum skandal yang muncul baru-baru ini.
Akademisi ini bersikeras bahwa dirinya tidak melanggar kebijakan Twitter dan informasi itu hanya digunakan untuk membangun 'laporan merek' dan 'alat pemantau survei'.
Namun, ada kekhawatiran bahwa GSR secara teoritis dapat menghubungkan data Facebook dan Twitter untuk membangun profil digital pengguna yang lebih lengkap.
Pengakuan terbaru ini berasal dari laporan oleh Sunday Telegraph yang mencatat bahwa penjualan data mencapai 13 persen dari total pendapatan Twitter. Sebagian besar tweet adalah publik tetapi Twitter menarik bayaran perusahaan dengan mengumpulkannya secara massal untuk tujuan penelitian.
Sejumlah besar tweet itu dapat membantu perusahaan untuk mengukur opini atau penerimaan publik terhadap produk atau ide tertentu. Namun Twitter melarang perusahaan menggunakan data itu untuk mengumpulkan informasi sensitif tentang pandangan atau ras politik.
Twitter juga melarang menghubungkan tweet publik Anda dengan informasi pribadi yang berasal dari sumber lain, seperti data profil Facebook Anda.
Dalam sebuah pernyataan, Twitter mengatakan tweet yang diakses oleh GSR mencakup periode lima bulan dari Desember 2014 hingga April 2015. Perusahaan bersikeras GSR tidak mengakses data pribadi tentang orang-orang yang menggunakan Twitter.
Twitter mengatakan sekarang telah menghapus Cambridge Analytica dan pihak terkait sebagai pengiklan.
DAILY MAIL | SUNDAY TELEGRAPH