Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tangani Mamalia Terdampar, Dokter Hewan Bentuk IAM Flying Vet

image-gnews
Sejumlah petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan wilayah Kalimantan Timur-Kalimantan Utara melakukan autopsi terhadap bangkai Pesut, mamalia laut jenis lumba-lumba irawady di kawasan Pantai Klandasan, Balikpapan, 2 April 2018. Pesut yang ditemukan mati terdampar di pantai tersebut, diduga keracunan tumpahan minyak yang saat ini telah menutupi sebagian besar Perairan Balikpapan. ANTARA/Sheravim
Sejumlah petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan wilayah Kalimantan Timur-Kalimantan Utara melakukan autopsi terhadap bangkai Pesut, mamalia laut jenis lumba-lumba irawady di kawasan Pantai Klandasan, Balikpapan, 2 April 2018. Pesut yang ditemukan mati terdampar di pantai tersebut, diduga keracunan tumpahan minyak yang saat ini telah menutupi sebagian besar Perairan Balikpapan. ANTARA/Sheravim
Iklan

TEMPO.CO, Denpasar - Asosiasi Dokter Hewan Megafauna Akuatik Indonesia di bawah naungan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) bekerja sama dengan Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) sepakat membentuk IAM (Indonesia Aquatic Megafauna) Flying Vet.

Baca: Kementan Minta Calon Dokter Hewan Diajarkan Resitensi Antibiotik

Asosiasi yang juga didukung oleh WWF-Indonesia dan Yayasan Cetacean Sirenian Indonesia (Cetasi) ini diluncurkan, Kamis, 3 April 2018 di Denpasar ini mewadahi dokter hewan di seluruh Indonesia dengan minat dan dedikasi untuk kelestarian ekosistem laut, melalui pengelolaan megafauna aquatik.

“Dokter hewan Indonesia terus meningkatkan kompetensinya dalam melakukan diagnosis, merawat, dan melakukan penyelidikan post-mortem pada megafauna akuatik terutama pada kejadian terdampar," kata Dr. Heru Setijanto, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

"Penting bagi kita untuk mendalami investigasi kematian dan mengungkap penyebab kejadian mamalia terdampar, untuk membuat rekomendasi pengelolaan kejadian mamalia laut terdampar ke depannya,” tambahnya.

Andi Rusandi, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, mengatakan kejadian mamalia laut terdampar tidak bisa diprediksi waktunya sehingga dibutuhkan kesiapan, kemampuan, dan kerja sama antar stakeholders dan masyarakat dalam melakukan penanganan di lapangan, yaitu melalui IAM Flying Vet.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Megafauna akuatik, yang berasal dari golongan reptilia (penyu), elasmobranch (hiu dan pari) serta mamalia laut (duyung, paus, dan lumba-lumba), merupakan kelompok satwa yang rentan akibat tekanan terhadap populasinya yang kian meningkat.

Berbagai pendekatan konservasi megafauna akuatik Indonesia telah dilakukan oleh para pihak, mulai dari penetapan perlindungan jenis, pengelolaan habitat termasuk pendekatan sains, serta peningkatan kapasitas untuk berbagai keterampilan khusus yang diperlukan dalam pengelolaan.

IAM Flying Vet dibentuk sebagai respons terhadap kondisi meningkatnya kejadian megafauna laut terdampar. Adapun titik-titik utama kejadian terdampar di berbagai wilayah Indonesia yang dicatat dalam satu dekade terakhir, yakni Kalimantan Timur (107 kasus), Bali (57 kasus), Aceh (25 kasus), Nusa Tenggara Timur (22 kasus), dan Papua (19 kasus) (Whale Stranding Indonesia, 2018).

Baca: Dokter Hewan Terganteng di Dunia, Anda Setuju?

“Fenomena ini membutuhkan bantuan dokter hewan untuk bergerak cepat, tanggap, legal dan kompeten, untuk melakukan penanganan medis di lokasi kejadian meskipun berada di area terpencil,” ungkap Dwi Suprapti, Marine Species Conservation Coordinator, WWF-Indonesia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita Anisa, Wisudawan Terbaik UB yang Ingin Jadi Dokter Hewan Seperti Orang Tuanya

21 Januari 2024

Anisa Awanis Putri Ratna Suseno, S.KH, salah satu wisudawan terbaik UB. Dok. UB
Cerita Anisa, Wisudawan Terbaik UB yang Ingin Jadi Dokter Hewan Seperti Orang Tuanya

Anisa dari Fakultas Kedokteran Hewan menjadi salah satu wisudawan terbaik UB.


10 Fakta tentang Orca si Paus Pembunuh

19 Januari 2024

Orcinus orca atau paus pembunuh. Shutterstock
10 Fakta tentang Orca si Paus Pembunuh

Orca adalah satu-satunya mamalia selain manusia yang diketahui mengalami masa pasca-reproduksi (menopause) yang panjang.


Kasus-Kasus Kematian Tidak Ketahuan, Terakhir Lansia di Mojokerto

16 Januari 2024

Tim gabungan Polri melakukan olah TKP lanjutan di lokasi penemuan jasad ibu dan anak yang tinggal kerangka di Perumahan Bukit Cinere Indah Jalan Puncak Pesanggrahan VIII No. 39, Kecamatan Cinere Depok, Sabtu, 9 September 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kasus-Kasus Kematian Tidak Ketahuan, Terakhir Lansia di Mojokerto

Fenomena meninggal dunia atau kematian di rumah tanpa diketahui orang lain cukup sering terjadi akhir-akhir ini. Terakhir lansia di Mojokerto.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Game Pokemon Indonesia Pertama Diluncurkan, Nadiem Paparkan Dampak Merdeka Belajar

13 Januari 2024

Tarian para Pikachu di Pokemon Festival Jakarta 2022, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Kamis, 8 Desember 2022. (ANTARA/Nanien Yuniar)
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Game Pokemon Indonesia Pertama Diluncurkan, Nadiem Paparkan Dampak Merdeka Belajar

Topik tentang peluncuran Pokmon edisi Indonesia pertama, yaitu Pikachu berkemeja Batik, menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Mengenal Walabi, Mamalia Endemik Khas dari Papua yang Terancam Punah

12 Januari 2024

Seekor walabi memakan wartel yang disebar oleh petugas Staf Taman Nasional dan Layanan Margasatwa NSW dari atas helikopter di sekitar Taman Nasional Wollemi dan Yengo, yang terdampak kebakaran hutan di New South Wales, Australia, 11 Januari 2020. NSW DPIE Environment, Energy and Science/Handout via REUTERS
Mengenal Walabi, Mamalia Endemik Khas dari Papua yang Terancam Punah

Papua memiliki kanguru asli Papua yang keberadaannya sudah terancam punah. Orang Papua menyebutnya "saham", kita mengenal dengan sebutan walabi.


Kasus Penemuan Mayat di Rumah Tinggal, Kali Ini Dokter Hewan di Ciputat

11 Januari 2024

Mayat Zaenal (65) saat hendak dibawa ke RS Fatmawati untuk dilakukan autopsi usai ditemukan di rumahnya di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Kamis 11 Januari 2024.  Zaenal yang dikenal sebagai dokter hewan diduga telah meninggal sejak lima hari sebelumnya. ANTARA/HO-Humas Polsek Ciputat Timur
Kasus Penemuan Mayat di Rumah Tinggal, Kali Ini Dokter Hewan di Ciputat

Penemuan mayat di rumah tinggal, beberapa hari sejak kematiannya, ini menambah panjang daftar kasus serupa sebelumnya.


Paus Sperma yang Terdampar di Pantai Legian Bali Dikubur, Tanpa Nekropsi

8 Desember 2023

Warga melihat bangkai Paus Sperma (Physeter macrocephalus) yang terdampar di Pantai Yeh Leh, Jembrana, Bali, Minggu, 9 April 2023. Penemuan paus terdampar ini hanya selang 3 hari dari penemuan bangkai paus di Pantai Yeh Malet, Karangasem, Bali. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Paus Sperma yang Terdampar di Pantai Legian Bali Dikubur, Tanpa Nekropsi

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali tidak melakukan nekropsi atau pembedahan bagian dalam terhadap ikan paus sperma (physeter macrocephalus).


Hilang Selama 62 Tahun, Mamalia Ini Kembali Ditemukan di Papua

12 November 2023

Temuan kembali echidna paruh panjang attenborough yang didapatkan dari video kamera jebakan di Pegunungan Cyclops, Papua. Dokumentasi: BRIN.
Hilang Selama 62 Tahun, Mamalia Ini Kembali Ditemukan di Papua

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan mamalia yang sudah hilang sejak puluhan tahun lalu, echidna paruh panjang attenborough.


Ilmuwan Oxford Temukan Kembali Mamalia yang Lama Hilang di Pegunungan Indonesia

10 November 2023

Seekor echidna berjalan di tengah vegetasi di Pegunungan Cyclops, Papua, Indonesia 22 Juli 2023. Ekspedisi Cyclops/Handout via REUTERS
Ilmuwan Oxford Temukan Kembali Mamalia yang Lama Hilang di Pegunungan Indonesia

Ilmuwan temukan mamalia yang telah lama hilang di pegunungan terpencil di Indonesia


Penyebab Kucing Muntah dan Kapan Harus Dibawa ke Dokter Hewan

1 November 2023

Ilustrasi kucing (Pixabay)
Penyebab Kucing Muntah dan Kapan Harus Dibawa ke Dokter Hewan

Ada beberapa penyebab kucing muntah, mulai dari makanan, barang, mainan, sampai tanaman. Apa yang perlu diperhatikan?