TEMPO.CO, Boyolali - Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) menutup sementara pintu pendakian Gunung Merapi dengan batas waktu yang belum ditentukan pasca-erupsi freatik yang mencapai 5.500 meter di atas puncak Merapi, yang terletak di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, 11 Mei 2018.
Baca: PVMBG: Tak Ada Erupsi Susulan Gunung Merapi, Dampak Abu Mereda
Samsuri, salah satu anggota tim SAR Barameru, Desa Lencoh Selo, di Boyolali, mengatakan pintu pendakian ke puncak Merapi melalui Desa Lencoh, Boyolali, untuk sementara ditutup dan tidak ada kegiatan pendakian untuk waktu yang belum ditentukan.
"Di pintu pendakian juga dipasang papan bertuliskan pendakian ditutup untuk sementara di Base Camp Lencoh," kata Samsuri.
Menurut dia, sekitar 160 pendaki sudah berhasil dievakuasi dan semuanya dalam kondisi selamat. Mereka ada yang mengalami luka lecet-lecet kaki dan trauma karena peristiwa itu.
"Kami mencatat ada sekitar 17 yang lecet-lecet, langsung ditangani tim medis. Mereka mengalami lecet karena mereka lari tergesa-gesa. Saat kejadian, posisi mereka di kawasan Pasar Bubrah," kata Samsuri.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali Bambang Sinung mengatakan semua pendaki yang berada di kawasan Pasar Bubrah Gunung Merapi sudah dievakuasi. Total pendaki ada 160 orang, semua dalam kondisi selamat.
"Semua pendaki sudah turun dari Pasar Bubrah. Kondisinya selamat. Ada delapan orang pendaki yang luka ringan, kemudian ditangani tim medis karena mereka lari terjatuh dan kakinya lecet," ujarnya.
Para pendaki itu, kata dia, panik ketika asap tebal keluar dari puncak Gunung Merapi, dan mereka pun berlarian.
ANTARA