Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Letusan Freatik Gunung Merapi Berjenis Ultra Vulkanian, Artinya?

image-gnews
Erupsi Gunung Merapi yang diperoleh dari media sosial, 11 Mei 2018. Gunung Merapi yang menyemburkan material vulkanis setinggi 5.500 meter. Shopan Pangestu/via REUTERS
Erupsi Gunung Merapi yang diperoleh dari media sosial, 11 Mei 2018. Gunung Merapi yang menyemburkan material vulkanis setinggi 5.500 meter. Shopan Pangestu/via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Peneliti  gunung api dari Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung Mirzam Abdurrachman mengatakan, letusan freatik Gunung Merapi 11 Mei lalu tergolong jenis ultra vulkanian. Cirinya dapat terlihat dari gradasi perubahan warna ‘awan’ letusan. “Warnanya dari kelabu tua ke muda lalu jadi putih,” katanya kepada Tempo, Ahad, 12 Mei 2018.

Baca: Inilah Pemicu Letusan Freatik Gunung Merapi

Mirzam melihat perubahan warna letusan itu secara tidak langsung via pengamatan rekaman video. Perubahan warna letusan itu terjadi karena uap air yang terpanaskan terkondensasi di angkasa. Kondensasi merupakan perubahan wujud benda menjadi padat, seperti dari gas atau uap menjadi cairan.

Ultra vulkanian, menurut Mirzam, merupakan fase awal letusan vulkanian. Penyebabnya akibat terbentuknya gas atau uap akibat pemanasan air. “Prosesnya secara sederhana bisa dibayangkan seperti memasak air di dalam panci,” katanya.

Adapun erupsi vulkanian umumnya disebabkan oleh letusan dangkal akibat ekspansi air yang terpanaskan atau dari akumulasi gas karbondioksida (CO2).

Pasca letusan Merapi 2010 dan 2014 terdeteksi adanya rekahan baru di dekat kawah. Kondisi itu memungkinkan penyusupan air ke dalam. Adapun gas karbondioksida, sudah banyak diteliti dan diyakini menjadi penyebab banyaknya letusan vulkanian Merapi sejauh ini. “Batuan asing atau xenolith berkomposisi karbonat adalah buktinya,” kata anggota Kelompok Keahlian Petorologi, Vulkanologi, dan Geokimia ITB itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada letusan ultra vulkanian, semburan hanya memuntahkan padatan dari batuan sebelumnya. Letusan seperti itu tidak berhubungan langsung dengan aktivitas magma. Fase ini, kata Mirzam, sering disebut dengan istilah vent clearing atau pembersihan saluran magma dari batuan penutup.

Pada kasus Merapi terbaru, letusan freatik berjenis ultra vulkanian ini hanya sekali terjadi. Menurut Mirzam, letusan freatik berjenis ultra vulkanian juga bisa terjadi berulang atau disertai semburan susulan. “Letusan freatik tidak selalu berbahaya, ini bisa menjadi salah satu penanda bahwa gunung api aktif,” ujarnya.

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, erupsi freatik Gunung Merapi 11 Mei 2018 terjadi pukul 07.40 WIB dengan durasi kegempaan lima menit. Ketinggian kolom erupsi mencapai 5,5 kilometer di atas puncak.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

5 hari lalu

Atraksi jathilan di Sleman, DI Yogyakarta. Dok. Istimewa
Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.


Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

20 hari lalu

Suasana Pasar Takjil Kaliurang di lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta yang berlangsung 29-31 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.


Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

21 hari lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

30 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

46 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

46 hari lalu

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.


Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

48 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 24 Januari 2024. Menurut data BPPTKG telah terjadi Awan panas Guguran durasi 186.28 detik pada tanggal 24 Januari 2024 pukul 15:56 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya (kali Bebeng). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.


Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

55 hari lalu

Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Suci Nyepi 1946 Caka, digelar di Kaliurang Park, Pakem Sleman Yogyakarta Jumat 23 Februari 2024. (Dok. Istmewa)
Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman


Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

59 hari lalu

Wisatawan menaiki jip lava tour di Kali Kuning, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 25 Desember 2023. Wisata lava tour yang menawarkan berkendara menaiki mobil jip menyusuri lereng Gunung Merapi melihat sisa erupsi tahun 2010 tersebut ramai dikunjungi wisatawan saat libur Natal 2023. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyasyah
Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.


Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

12 Februari 2024

Serah terima uborampe atau sesaji mengawali Tradisi Labuhan Merapi di Kecamatan Cangkringan Sleman Minggu (11/2). Dok. Istimewa
Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam