Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hasil Penelitian Pelajar Bengkulu Menang di Ajang Penemu Malaysia

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Ilustrasi peneliti di laboratorium. Shutterstock
Ilustrasi peneliti di laboratorium. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Semprotan antinyamuk hasil penelitian tiga pelajar Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, berhasil menang dalam ajang "World Young Inventors Exhibition" yang digelar pada pertengahan Mei 2018 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Baca: Penelitian: Telinga Lebih Efektif Memahami Emosi daripada Mata

Arif Hidayat (18), salah seorang siswa SMAN 2 Bengkulu Selatan, saat ditemui pada Minggu, menuturkan bahwa penemuan itu berawal ketika dirinya bersama rekannya bernama Endi Juniardi (18) dan Aqshal Dwi Raldo (16) mengamati pohon mahoni yang tumbuh di sebelah pagar sekolah mereka.

Pengamatan itu lantas memunculkan gagasan untuk meneliti manfaat lain dari pohon yang bernama latin Swietenia macrophilla tersebut.

"Masyarakat menganggap pohon mahoni hanya bermanfaat kayu dan daunnya saja, sehingga memicu kami untuk meneliti manfaat kesehatan dari pohon tersebut," ujarnya.

Dia menjelaskan, setelah melakukan serangkaian penelitian ilmiah, ternyata ekstrak biji mahoni memiliki senyawa saponin yang tidak disukai serangga, sehingga dapat mencegah gigitan nyamuk demam berdarah.

Mahoni merupakan tanaman anggota suku Meliaceae yang memiliki ketinggian berkisar 35 hingga 40 meter dengan diameter batang mencapai 125 sentimeter.

Pohon ini dapat mengurangi polusi udara sekitar 69 persen, sehingga dikenal sebagai pohon pelindung, filter udara, sekaligus tangkapan air.

Kayu pohon mahoni bermanfaat untuk bahan bangunan dan perabot rumah tangga, sementara bijinya mengandung flavonoid dan saponin. "Saponin inilah yang menjadi dasar terbentuknya semprotan pelindung kulit dari gigitan nyamuk," ungkap Arif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang memiliki rasa pahit dan berbuih apabila dikocok dengan air. Senyawa ini berfungsi sebagai antibakteri dan antiserangga.

"Hanya dengan sekali semprot dapat melindungi kulit dari gigitan nyamuk selama delapan jam. Kami menjamin produk ini 100 persen alami, tanpa bahan kimia," tuturnya.

Arif mengungkapkan, penelitian ilmiah tentang manfaat saponin itu lantas menghantarkan mereka menuju berbagai penghargaan nasional dan internasional.

Pada September 2017 lalu, ketiga pelajar itu menyabet medali perunggu dalam Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) di Bandung, Jawa Barat. Mereka menggeser 75 peserta dari 13 provinsi yang mengikuti ajang tersebut.

Pada Mei 2018, mereka mendapat medali emas kategori inovasi terbaik dalam ajang "World Young Inventors Exhibition" di Kuala Lumpur, Malaysia. "Kami senang, ternyata hasil penelitian kami mendapat sambutan positif dari masyarakat luar negeri," ungkapnya.

Hasil penelitian ilmiah itu dikemas dalam botol-botol kecil ukuran 100 mililiter, dan dijual seharga Rp15 ribu per botol melalui pasar di dunia maya. Mereka menambahkan aroma dari perasan kulit jeruk untuk memberikan kesan ramah pada hidung.

"Kami berharap, penelitian yang telah kami lakukan ini dapat bermanfaat bagi banyak orang, terutama di Indonesia yang masih tercatat memiliki banyak kasus demam berdarah," ucapnya.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

1 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.


Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

2 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

2 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

5 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Gempa Magnitudo 5,6 Menggoyang Bengkulu dan Sumsel Malam Ini

5 hari lalu

Peta gempa di Bengkulu. Foto : Bmkg
Gempa Magnitudo 5,6 Menggoyang Bengkulu dan Sumsel Malam Ini

Gempa terkini dari Gempa Bawean bisa dirasakan di Bawean dan Surabaya malam ini.


Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

7 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

Penerbit menyebut laporan penelitian situs Gunung Padang yang dibuat Danny Hilman dkk mengandung kekeliruan besar, terkait penanggalan karbon.


Australia Perketat Aturan Visa Pelajar, Ini Ketentuan Barunya

7 hari lalu

ilustrasi visa (pixabay.com)
Australia Perketat Aturan Visa Pelajar, Ini Ketentuan Barunya

Australia akan memperketat aturan visa bagi pelajar asing setelah angka migrasi kembali mencapai rekor tinggi.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

11 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Polisi Tangkap 25 Remaja di Solo karena Aksi Perang Sarung

12 hari lalu

Ilustrasi tawuran / perkelahian / kerusuhan. Shutterstock
Polisi Tangkap 25 Remaja di Solo karena Aksi Perang Sarung

Polisi menangkap 25 orang remaja karena aksi perang sarung di Solo, Sabtu dini hari, 16 Maret 2024.


Rapat Pleno KPU: Ada Keberatan dari Saksi Anies dan Ganjar soal Dugaan Cawe-cawe Pemerintah di Bengkulu

15 hari lalu

KPU Provinsi Bengkulu mengikuti rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat nasional Provinsi Bengkulu di Gedung KPU, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024. Berdasarkan rekapitulasi nasional mulai Sabtu, 9 Maret hingga Rabu, 13 Maret 2024, KPU telah mengesahkan perolehan suara Pilpres 2024 pada 18 provinsi di tingkat nasional. TEMPO/Subekti.
Rapat Pleno KPU: Ada Keberatan dari Saksi Anies dan Ganjar soal Dugaan Cawe-cawe Pemerintah di Bengkulu

Tuduhan saksi dua kubu pasangan calon tersebut dibacakan Ketua KPU Bengkulu saat membacakan catatan keberatan saat rapat pleno rekapitulasi suara.