TEMPO.CO, Jakarta - CEO Cradle Fund Sdn Bhd, Nazrin Hassan, tewas mengenaskan terkena ledakan smartphone yang sedang diisi dayanya di dekat tempat tidurnya. Saat ledakan terjadi, pengusaha berusia 45 tahun itu sedang tidur.
Baterai lithium-ion smartphone memang telah menjadi bagian dari revolusi digital, tapi terkadang secara spontan baterai dapat meledak. Menurut laman Daily Mail, penyebab utama baterai meledak misalnya pengisian yang berlebihan. Dalam video yang diunggah akun YouTube bernama American Chemical Society dan PBS Digital Studios menjelaskan bagaimana baterai meledak dari sisi sains.
Baca Juga:
Baca juga: WhatsApp Akan Hentikan Layanan pada Smartphone Tua
Selain pengisian yang berlebih, baterai juga bisa meledak karena terlalu panas dan kerusakan fisik atau kesalahan teknis yang mengakibatkan gangguan listrik. Listrik dihasilkan oleh aliran elektron melalui bahan konduktif, dan baterai merupakan penyimpan dan pengendali aliran tersebut.
"Empat bagian dasar baterai yakni katoda, anoda, elektrolit dan sirkuit. Elektron mengalir dari anoda negatif ke katoda bermuatan positif, dan elektrolit biasanya berupa cairan di antara keduanya," ujar narator dalam video.
Baca juga: Ini Cara Mudah Perkuat Sinyal Smartphone Saat Lebaran
Kemudian lithium metal yang merupakan standar katoda saat ini memungkinkan untuk mengirim elektron ringan, sehingga membuat baterai lebih portabel. Baterai litium biasanya memiliki oksida kobalt lithium sebagai katoda, grafit sebagai anoda dan garam lithium.
Bahan-bahan tersebut justru mendatangkan masalah. Sebagai contoh, lithium adalah logam alkali yang berarti sangat reaktif, dan elektrolit organik seperti karbonat dimet sangat mudah terbakar.
Baca juga: Game Keren di Smartphone Ini Bisa Bikin Mudik Tambah Asyik
Elektrolit cair yang umum digunakan dapat dengan mudah terbakar, juga rentan membentuk dendrit atau tonjolan logam yang terbentuk dari satu elektroda. Jika melintasi ke elektroda lain, dapat merusak baterai.
"Untuk membuatnya sederhana, apa pun yang dapat menyebabkan peningkatan cepat panas dapat menyebabkan masalah," ujar narator dalam video tersebut. "Ketika beberapa reaksi kimia menyebabkan pemanasan super, oksida kobalt lithium mulai melepaskan oksigen yang dapat bereaksi dengan elektrolit alkil karbonat dan bahkan sisa oksida kobalt."
Selama pengisian yang berlebihan, video tersebut menunjukkan bahwa elektrolit alkil karbonat dapat rusak. Dan menciptakan gas karbon dioksida yang akan mengembang ke luar dan meletuskan elektrolit yang terbuka, memperlihatkan kandungannya yang mudah terbakar.
Baca juga: Samsung Akan Rilis Smartphone Lipat Galaxy X, Harga Rp 25 Juta?
Berikut video lengkapnya:
Simak artikel menarik lainnya tentang kasus meledaknya baterai smartphone hanya di kanal Tekno Tempo.co.
DAILY MAIL | AMERICAN CHEMICAL SOCIETY | PBS DIGITAL STUDIO