Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Bikin AI untuk Komposer Musik, Bisa Kenali Emosi

image-gnews
Ilustrasi bermain alat musik. shutterstock.com
Ilustrasi bermain alat musik. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan dari National Research Nuclear University atau Moscow Engineering Physics Institute mengembangkan perangkat lunak asisten komposer virtual, yang mampu menganalisis kondisi emosi para komposer.

Menurut ilmuwan dari MEPhI Institute of Cyber Intelligence Systems Alexei Samsonovich mengatakan bahwa perangkat lunak tersebut berbeda dari perkembangan yang sudah ada. Karena, kata dia, asisten virtual dapat mempertahankan kontak emosional dengan komposer

"Kebanyakan program semacam itu mewakili jaringan saraf yang diajarkan untuk menulis musik atau membuat karya seni," ujar Samsonovich, sebagaimana dilansir laman Phys 11 Juni 2018. "Tapi gagasan kami adalah untuk mengidentifikasi keadaan emosional komposer dan mengikuti logikanya".

Baca juga: Ilmuwan Temukan Puluhan Gempa Tersembunyi di Bawah Es Antartika

Terlepas dari tingginya tingkat perkembangan teori musik, proses penciptaan musik masih sulit untuk dilakukan secara formal, karena tidak dapat dipisahkan dengan pengalaman emosional dari komposer. Aspek proses kreatif ini sangat menarik bagi para ahli di bidang kecerdasan mesin.

Para ilmuwan dapat menciptakan sinergi antara manusia dan perangkat lunak. Dengan menggunakan perangkat lunak, data tentang keadaan emosional dan niat dari pencipta dapat dikumpulkan. Asisten komposer virtual merupakan perangkat lunak yang dapat menciptakan musik berkualitas tinggi dengan kualitas estetika manusia.

"Ini adalah asisten cerdas kreatif yang dapat ditambahkan ke melodi yang ditulis oleh komposer, catatan, chord dan kombinasinya sendiri," kata dia.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Salah Satu Penyebab Kiamat Bumi, Apa Itu?

Untuk mencapai tujuan ini, peneliti harus menganalisis teori musik dengan mengidentifikasi suara musik, akord dan kombinasinya. Hal itu akan membuat peta semantik berdasarkan analisis dan menghubungkannya dengan model persepsi emosi manusia terhadap musik.

Menurut Samsonovich, metode tersebut didasarkan pada penggunaan peta semantik bukan jaringan saraf. Dalam peta semantik, keadaan emosi pikiran seseorang diwakili oleh titik di ruang afektif. Di ruang itu, kata Samsonovich, hukum harmoni dan irama musik memberlakukan batasan tertentu pada proses itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Namun, masih ada keterbatasannya, karena nanti akan meninggalkan kebebasan untuk berkreativitas," tambah dia. "Karena ini termasuk kebebasan yang digunakan perangkat lunak, dipandu oleh peta semantik dan aturan untuk memilih koordinat di atasnya, serta dengan mempertimbangkan evolusi keadaan emosi".

Baca juga: Buku Harian Ungkap Albert Einstein Rasis ke Orang Cina

Samsonovich ingin menunjukkan bahwa dirinya tidak berbicara tentang pembelajaran mesin. Karena menurutnya, model didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi atau aspek perilaku psikologis dasar. Maksudnya tidak seperti jaringan saraf dan model seperti ini dapat menjelaskan esensi dari fenomena kreativitas.

Samsonovich juga menambahkan bahwa pendekatan dalam bidang penelitian ini didasarkan pada arsitektur kognitif, yang dibuat menggunakan data psikologi dan neurosains atau Biologicalically Inspired Cognitive Architecture (BICA). Menurut International Information Agency Rusia Today, hasil penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal Science Computer Procedia.

Para peneliti percaya bahwa perkembangan baru dapat ditingkatkan dan digunakan tidak hanya dalam musik. Namun juga di banyak bidang kreativitas digital, serta dalam sistem manusia-mesin. "Karena menciptakan dan mengimplementasikan inovasi semacam itu merupakan langkah penting mempelajari aspek sosio-emosional kecerdasan, yang bertanggung jawab," kata dia.

Baca juga: Prediksi Ilmuwan: 2045, Robot Diberi Hak Sama seperti Manusia

Simak hasil riset dari ilmuwan lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.

PHSY.ORG | INTERNATIONAL INFORMATION AGENCY RUSIA TODAY | JOURNAL SCIENCE COMPUTER PROCEDIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

1 hari lalu

Logo Amazon. Sumber: Reuters
Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

Amazon Music juga ikut menyediakan teknologi playlist AI. Fitur yang sedang populer dikembangkan oleh penyedia musik streaming.


Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

1 hari lalu

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya. Foto: Canva
Cara Menambahkan Musik di Bio Instagram di Android dan iPhone

Instagram kembali mengeluarkan fitur baru. Kini Anda bisa menambahkan musik di bio Instagram yang bisa diputar. Berikut caranya.


Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

2 hari lalu

Cuplikan trailer Next Stop Paris, film hasil AI Generatif buatan TCL (Dok. Youtube)
Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.


Inilah 10 Profesi Pengembangan AI yang Menjanjikan

3 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Inilah 10 Profesi Pengembangan AI yang Menjanjikan

Teknologi AI berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Di luar ancamannya, berikut beberapa profesi menjanjikan di bidang pengembangan AI.


Intip Peluang Berkarier di Bidang Biosains yang Diyakini Bill Gates Tak Tergantikan AI

3 hari lalu

Ilustrasi sains. shutterstock.com
Intip Peluang Berkarier di Bidang Biosains yang Diyakini Bill Gates Tak Tergantikan AI

Bill Gates menyakini tiga pekerjaan yang tak akan tergantikan oleh AI, salah satunya adalah biosains. Intip peluang kariernya.


Spotify Memiliki AI Playlist, Mengenali Fitur Ini

3 hari lalu

Spotify. REUTERS/Dado Ruvic
Spotify Memiliki AI Playlist, Mengenali Fitur Ini

Spotify memiliki fitur AI Playlist yang memungkinkan pengguna untuk membuat daftar putar lagu menggunakan perintah tertulis kepada kecerdasan buatan


Meta Pasang Chatbot AI di Instagram, Bisa Diajak Membahas Ide Reels

4 hari lalu

Logo baru Instagram. Instagram
Meta Pasang Chatbot AI di Instagram, Bisa Diajak Membahas Ide Reels

Meta menguji coba fitur chatbot AI pada Instagram. Fungsinya identik dengan ChatGPT, namun terdapat sejumlah penyesuaian. Apa saja?


Chatbot AI Akan Masuk ke WhatsApp, Begini Uji yang sedang Berjalan

6 hari lalu

Uji terbatas chatbot Meta AI di versi terbaru aplikasi WhatsApp. Foto : Gsmarena
Chatbot AI Akan Masuk ke WhatsApp, Begini Uji yang sedang Berjalan

Uji berjalan dalam versi WhatsApp mutakhir baik yang di iOS maupun Android secara terbatas.


Microsoft Gelontorkan Dana Jumbo ke Sejumlah Negara, Demi Bisnis AI Generatif Hingga Cloud

8 hari lalu

Ilustrasi Logo Microsoft. REUTERS/Dado Ruvic
Microsoft Gelontorkan Dana Jumbo ke Sejumlah Negara, Demi Bisnis AI Generatif Hingga Cloud

Microsoft mengasup investasi jumbo ke sejumlah negara untuk pengembangan teknologi mutakhir, seperti AI generatif dan cloud.


Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

9 hari lalu

Spotify. cbc.ca
Playlist AI ala Spotify, Bisa Menyuguhkan Lagu Sedih Hingga Musik Pengiring Pertarungan

Spotify mengembangkan fitur pembuatan playlist lagu berbasis kecerdasan buatan. Pengguna bisa memakai keyword unik untuk mencari musik favorit.