TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan VAR (video assistant referee) pada pertandingan Potugal kontra Iran dalam Piala Dunia 2018 memicu perdebatan. Jika sistem replay atau rekaman video dirancang untuk menghapus kontroversi dari sepak bola di Piala Dunia 2018, maka pemakaian perangkat itu memiliki efek yang sangat berlawanan pada hasil imbang 1-1 Portugal melawan Iran, dinihari tadi, Selasa 26 Juni.
Hadiah penalti yang diterima Iran pada injury time, yaitu menit ke-90+3, dan keputusan wasit untuk hanya memberikan kartu kuning kepada Cristiano Ronaldo setelah menyikut pemain Iran, akan menjadi perdebatan tanpa henti soal pemakaian video assistant referee (VAR).
Baca juga: Piala Dunia 2018: Inggris Mengamuk, Kane Bikin Hat-trick
Dalam perhelatan Piala Dunia 2018 ini wasit kerap memanfaat VAR alias video assistant referee. Karena teknologi ini, wasit sudah memutuskan untuk memberikan penalti sebanyak 14 kali dari 29 pertandingan yang sudah berlangsung. Sudah melebihi total penalti pada 2014 yang mencapai 13 kali.
Terakhir adalah penalti saat Inggris kontra Panama. Berkat penalti ini, Negeri Tiga Singa ini berhasil mengalahkan Panama tersebut dengan skor 6-1 dan membawa Inggris ke 16 besar.
Baca juga: Piala Dunia 2018: Setelah Kelompok Suporter Garis Keras Diredam
Seperti dilansir laman Opta, teknologi VAR ini merupakan teknologi kamera yang digunakan untuk meminimalisir kesalahan wasit. FIFA memakai teknologi ini pertama kali di Piala Dunia Rusia 2018. Meski terdapat 11 stadion yang digunakan selama pertandingan di Rusia, tapi tim yang mengawasi VAR hanya memiliki pusat hub di Moskow.
Tim pengawas VAR beranggotakan 13 orang. Empat orang ditugaskan di masing-masing pertandingan. Mereka memiliki akses terhadap 33 kamera di dalam stadion. Ada 12 kamera yang memiliki kemampuan slow motion. Kamera dengan kecepatan normal digunakan untuk melihat kontak tubuh antarpemain dan untuk melihat pelanggaran handball secara sengaja.
Baca juga: Piala Dunia 2018: Setelah Kelompok Suporter Garis Keras Diredam
Ada juga dua kamera untuk melihat potensi offside. Ke depannya, juga akan ada kamera ultra slow motion yang akan dipasang di belakang masing-masing gawang. Sistem ini akan dipakai pada fase gugur.
Selain akses kamera, tim VAR juga diberikan akses komunikasi kepada wasit melalui radio berbasis jaringan fiber. Komunikasi ini dapat dilakukan secara dua arah. Jadi, wasit bisa meminta tim VAR untuk memberikan video reka ulang. Sekadar informasi, wasit memiliki fasilitas monitor yang terletak di pinggir lapangan dekat bench.
Baca juga: Piala Dunia 2018: Setelah Kelompok Suporter Garis Keras Diredam
Pengamatan antara tim VAR dan wasit inilah yang membantu wasit dalam mengambil keputusan penting, seperti penalti, gol, dan pemberikan kartu merah.
Meski terkesan canggih, teknologi VAR tidak menggunakan alat-alat yang berlebihan. Kunci VAR hanya kamera, monitor, dan jalur komunikasi wasit. Aturan dan sistem VAR sudah dirancang sejak 2016 lalu.
Baca juga: Piala Dunia 2018: Kontroversi VAR Bayangi Hasil Portugal vs Iran
Simak artikel menarik lainnya tentang VAR dan kabar terbaru tentang Piala Dunia 2018 hanya di kanal Tekno Tempo.co.
OPTA | AMB