Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Viral Aphelion Penyebab Suhu Dingin Indonesia, Ini Kata Astronom

image-gnews
Dua orang warga menggunakan payung melintas di samping seorang buruh yang melindungi dirinya dari guyuran air hujan menggunakan terpal plastik, di kawasan jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, 5 Desember 2016. BMKG memprediksi hujan lebat disertai petir akan melanda Indonesia hingga awal 2017, serta menghimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan dalam menghadapi cuaca ekstrem. TEMPO/Imam Sukamto
Dua orang warga menggunakan payung melintas di samping seorang buruh yang melindungi dirinya dari guyuran air hujan menggunakan terpal plastik, di kawasan jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, 5 Desember 2016. BMKG memprediksi hujan lebat disertai petir akan melanda Indonesia hingga awal 2017, serta menghimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan dalam menghadapi cuaca ekstrem. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Kondisi sejumlah daerah di Indonesia seperti Bandung dan Dieng terasa lebih dingin dari biasanya, bahkan hingga membuat embun jadi es, telah dikaitkan dengan posisi Bumi yang sedang jauh dari matahari atau dikenal sebagai aphelion. Namun, hal itu dibantah penggiat astronom.

Baca: Suhu Udara Menurun Akibat Aphelion? Ini Penjelasan BMKG
Baca: Viral Suhu Dingin karena Aphelion, Ini Penjelasan Lapan

"Tidak ada hubungannya dengan aphelion, karena perubahan jarak matahari ke bumi tidak terlalu signifikan mempengaruhi suhu permukaan bumi," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, Sabtu, 7 Juli 2018.

Bantahan serupa juga disampaikan penggiat astronomi di Bandung, Avivah Yamani. Lulusan Astronomi ITB itu mengatakan, anggapan aphelion menyebabkan suhu bumi mendingin tidak benar, pun tidak ada hubungannya.

Meskipun berada pada titik terjauh dari matahari, tidak berarti memberi pengaruh pada suhu di bumi. "Perubahan temperatur di bumi justru dipengaruhi oleh distribusi panas di bumi akibat perubahan tahunan posisi matahari," kata Avivah.

Setiap bulan Juli, bumi berada pada posisi terjauh dari matahari sesuai bidang edarnya yang berbentuk elips. Posisi itu di dunia astronomi disebut sebagai aphelion. Isu yang berkembang sekarang, aphelion dipercaya sebagai penyebab suhu dingin 6 Juli 2018 hingga turun drastis di beberapa daerah di Indonesia.

Suhu udara, menurut Thomas Djamaluddin, dipengaruhi oleh distribusi panas di bumi akibat perubahan tahunan posisi matahari. Saat ini matahari berada di belahan utara, sehingga belahan selatan mengalami musim dingin. Tekanan udara di belahan selatan lebih tinggi daripada belahan utara.

Akibatnya angin bertiup dari selatan ke utara. Angin ini pula yang mendorong awan menjauh ke utara sehingga di Indonesia mengalami musim kemarau.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Indonesia pada musim kemarau saat ini angin bertiup dari arah Australia yang sedang musim dingin. "Itu sebabnya masyarakat di Jawa pada saat ini mengalami udara yang dingin," katanya.

Fenomena aphelion bersamaan dengan masuknya musim kemarau di Indonesia. Tony Agus Wijaya, Kepala Stasiun Geofisika Bandung Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, menjelaskan penyebab perbedaan suhu siang dan malam di musim kemarau ini.

Menurutnya, cuaca yang umumnya cerah di siang hari membuat sinar matahari tidak terhalang awan untuk sampai ke permukaan bumi. "Sehingga terasa siang hari lebih terik dan suhu terasa lebih panas," katanya.

Kemudian saat malam hari, sebagian besar sinar matahari yang mengenai permukaan bumi terpantulkan kembali ke angkasa. Pemantulan itu langsung tanpa terhalang awan, karena langit cerah dan hanya sedikit awan. "Sehingga saat dini hari terasa lebih dingin," ujar Tony.

Selain itu ada faktor lain. Tiap musim kemarau, angin dominan bertiup dari arah timur atau benua Australia. Angin itu membawa udara dingin. "Saat ini musim kemarau 2018 umumnya normal, tetapi ke depan ada potensi gangguan cuaca jangka pendek yang menyebabkan hujan durasi singkat di musim kemarau," ujarnya.

Simak artikel lainnya tentang aphelion di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Uji Coba Observatorium Timau Ditargetkan Medio 2024

27 Januari 2024

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Uji Coba Observatorium Timau Ditargetkan Medio 2024

Pembangunan Observatorium Timau dirintis sejak 2017.


Teleskop James Webb Temukan Lubang Hitam Tertua di Alam Semesta yang Terlihat

20 Desember 2023

Teleskop James Webb Temukan Lubang Hitam Tertua di Alam Semesta yang Terlihat

Para astronom meyakini lubang hitam lahir dari runtuhnya bintang-bintang raksasa.


Teleskop NASA Temukan Lubang Hitam Terjauh yang Pernah Terdeteksi

7 November 2023

Tim peneliti NASA berhasil menemukan tanda-tanda lubang hitam yang sedang berkembang hanya 470 juta tahun pascaperistiwa Dentuman Besar (Big Bang). (NASA)
Teleskop NASA Temukan Lubang Hitam Terjauh yang Pernah Terdeteksi

Lubang hitam tersebut berada pada tahap awal pertumbuhan yang belum pernah disaksikan sebelumnya.


Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

7 November 2023

Tata Surya. FOto: Space.com
Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.


Astronom Deteksi Ledakan Energi Misterius Berusia 8 Miliar Tahun

22 Oktober 2023

Kesan seniman ini, tanpa memperhitungkan skalanya, menggambarkan jalur semburan radio cepat dari galaksi jauh tempat asalnya hingga ke Bumi, di salah satu lengan spiral galaksi Bima Sakti, dalam gambar selebaran yang diperoleh pada 20 Oktober 2023 ini. ESO/M. Kornmesser/Handout melalui REUTERS
Astronom Deteksi Ledakan Energi Misterius Berusia 8 Miliar Tahun

Para astronom mendeteksi ledakan energi misterius berusia 8 miliar tahun.


Astronom: Benda Langit yang Dilihat Warga Kemungkinan Meteor atau Sampah Antariksa

15 September 2023

Penampakan cahaya di langit, warna merah kekuningan agak panjang, dari selatan menuju utara. Cahaya itu terlihat dari kawasan Condongcatur, Sleman, Yogyakarta pada Kamis, 14 September 2023, sekitar pukul 23.15 WIB. (Potongan Video)
Astronom: Benda Langit yang Dilihat Warga Kemungkinan Meteor atau Sampah Antariksa

Sampah antariksa itu terbakar di atmosfer dan tampak seperti meteor lewat.


Warga Saksikan Benda Langit Meluncur Kamis Malam, Astronom Duga Meteor

15 September 2023

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Warga Saksikan Benda Langit Meluncur Kamis Malam, Astronom Duga Meteor

Bisa disimpulkan itu meteor terang.


Kisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang

6 September 2023

Komet C/2023 P1 (Nishimura) (Japan Posts)
Kisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang

Seorang astronom amatir Jepang yaitu Hideo Nishimura baru-baru ini menemukan komet yang dinamakan C/2023 P1 (Nishimura).


Observatorium Bosscha Buka Kunjungan Publik, Perang Tiket Masih Berlanjut

5 September 2023

Prasasti peresmian di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Buka Kunjungan Publik, Perang Tiket Masih Berlanjut

Jadwal kunjungan ke Observatorium Bosscha terbagi menjadi dua sesi untuk 100 orang setiap Sabtu.


Penampakan Komet Temuan Baru Dekat Ufuk Timur 1-6 September

2 September 2023

Komet C/2023 P1 (Nishimura) (Japan Posts)
Penampakan Komet Temuan Baru Dekat Ufuk Timur 1-6 September

Komet yang kini dinamakan C/2023 P1 (Nishimura) itu tergolong baru.