TEMPO.CO, Jakarta - Tindakan pemblokiran akun palsu (bot) yang dilakukan Twitter sebelumnya dianggap banyak pihak dapat berimbas pada turunnya pengguna aktif di media sosial tersebut. Namun, seperti dilaporkan Gadgets NDTV, 10 Juli 2018, pihak Twitter telah membantahnya.
Twitter, diwakili CFO Ned Segal, menyatakan sebagian besar akun yang dihapus tidak termasuk pengguna aktif. Sebab, akun-akun tersebut belum aktif di platform Twitter selama 30 hari atau lebih.
Baca juga: Diancam Israel, Twitter Blokir Akun Hamas dan Hizbullah
"Kalau memang 70 juta akun tersebut aktif, itu akan terlihat," ujar Segal melalui cuitan di akun Twitter-nya, Senin, 9 Juli 2018.
Sebelum cuitan Segal, pada hari yang sama, saham Twitter turun hingga sekitar 9 persen. Turunnya saham menghapus sekitar US$ 3 miliar (sekitar Rp 43 triliun) dari penilaian pasar situs microblogging, yang telah mencapai US$ 35 miliar (sekitar Rp 502 triliun) pada Jumat.
Baca juga: Singgung Rizieq Shihab di Twitter, Kevin Aprilio Minta Maaf
Hal ini terjadi setelah laporan The Washington Post, 6 Juli 2018, mengatakan perusahaan media sosial itu telah memblokir lebih dari 70 juta akun palsu pada Mei dan Juni, yang dapat menyebabkan penurunan pengguna aktif bulanan pada kuartal kedua.
Tech Radar, 7 Juli 2018, menyebutkan pemblokiran berfokus pada akun otomatis dan spam, yang dijalankan perangkat lunak atau dirancang untuk menuntun pengguna lain ke tautan yang dapat menghasilkan uang bagi pemilik akun spam tersebut. Ini adalah usaha Twitter dalam memberantas informasi palsu yang beredar di platformnya.
Baca juga: Shawn Mendes Diserang di Twitter, Gara-gara Dukung Portugal?
Simak kabar terbaru dari Twitter hanya di kanal Tekno Tempo.co.
GADGETS NDTV | TECH RADAR | MUHAMMAD ABI MULYA | AMB