TEMPO.CO, Jember - Tiga mahasiswa Teknik Elektro Universitas Jember menciptakan helm pintar untuk mencegah terjadinya kecelakaan bagi pengendara motor. Hepinar, nama helm itu, mampu mendeteksi pemakainya jika berada dalam keadaan mengantuk saat berkendara.
Baca: Banyak Kecelakaan, Mahasiswa India Buat Helm Dilengkapi Airbag
Berawal dari pengalaman pribadi mengantuk saat berkendara hingga terjadi kecelakaan, Kukuh Priambodo, bersama dua orang rekannya, Malikul Fanani dan Iklil Sulaiman, berhasil menciptakan Hepinar ini.
“Dulu saya bersama teman-teman pernah mengalami kecelakaan karena berkendara saat mengantuk dari Surabaya menuju Jember. Dari hal itu kemudian kami berpikir mencari solusi untuk pengendara yang mengantuk agar tidak sampai terjadi kecelakaan, hingga akhirnya lahirlah Hepinar ini,” ujar Kukuh salah satu perancang prototype Hepinar, Rabu, 11 Juli 2018.
Kukuh mengatakan Hepinar ini dirancang dengan berbagai penyempurnaan dari helm antikantuk yang sebelumnya sudah ada, karena helm ini sudah dilengkapi dengan sensor otak dan denyut nadi.
Ketika pengendara terdeteksi mengantuk, mikrokontroler yang ada di helm akan mengaktifkan vibrator sehingga helm bergetar. “Jika pengendara mengantuk helm akan bergetar secara otomatis. Getaran tersebut akan membangunkan si pengendara,” lanjut Kukuh.
Tidak hanya itu, Kukuh bersama rekan-rekannya berhasil melengkapi Hepinar dengan perangkat yang mampu mengurangi kecepatan kendaraan secara otomatis saat pengendara terdeteksi mengantuk.
“Jika pengendara mengantuk, helm akan bergetar, setelah itu secara otomatis kecepatan kendaraan akan berkurang sesuai dengan kecepatan tertinggi yang telah kita atur sebelumnya. Selain itu sein sebelah kiri juga akan menyala sebagai kode kepada pengendara agar segera menepi untuk beristirahat sejenak,” ujar Kukuh.
Helm canggih ini juga dilengkapi dengan tombol darurat yang dapat mengirimkan pesan darurat. Jika tertekan, helm akan mengirimkan pesan darurat ke nomer ponsel yang telah diatur sebelumnya.
“Jika tombol tertekan, baik ditekan secara sengaja ataupun tertekan karena adanya benturan (kecelakaan), helm ini akan mengirim pesan SMS secara otomatis kepada keluarga. Isi dari pesan tersebut adalah titik koordinat si pengendara yang terhubung dengan Google Maps sehingga keluarga bisa melacak keberadaan pengendara melalui GPS,” imbuh Kukuh.
Helm ini telah berhasil mendapatkan tiga hak paten sekaligus, yaitu untuk kontrol kecepatan, pengiriman SMS Gateway otomatis, serta tombol darurat. “Kami juga akan mempresentasikan helm karya kami ini ke beberapa konferensi tingkat internasional. Dalam waktu dekat ini kami akan ikut dalam konferensi internasional di Istanbul, Turki,” pungkas Kukuh.
DAVID PRIYASIDHARTA