TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari firma Bernstein, Tony Sacconaghi, menilai Apple kurang berinvestasi untuk inovasi teknologi meskipun perusahaan tersebut tahun lalu menggelontorkan dana US$ 12,7 juta (Rp 182,4 miliar) untuk riset dan pengembangan.
Baca: Tiru Apple, Instagram Kembangkan Fitur Pelacak Aktivitas
Dikutip dari laman Phone Arena, Sabtu, 14 Juli 2018, besaran uang yang dihabiskan Apple untuk riset dan pengembangan tahun lalu lebih besar dibanding investasi untuk produk baru periode 1998-2011, di mana mereka menghasilkan iPhone, iPad, dan iPod.
Menurut Sacconaghi, Apple hanya menghabiskan 2 persen dari free cash flow mereka untuk riset, sementara perusahaan lain yang sekelas dengan mereka mengeluarkan 25 persen. Free cash flow adalah jumlah yang dihasilkan perusahaan yang dihitung setelah belanja modal, misalnya untuk gedung dan peralatan.
Apple menghabiskan 5,1 persen dari pendapatan mereka untuk riset dan pengembangan, tapi perusahaan teknologi lain yang menghasilkan margin kotor sebesar Apple (38 persen), mengeluarkan 10 persen untuk riset. Sacconaghi berpendapat Apple perlu menggandakan investasi untuk riset agar bisa menyamai perusahaan lain.
Apple tergolong berpenghasilan besar di antara 10 raksasa teknologi di Amerika Serikat, tapi menduduki peringkat keenam untuk pengeluaran di bidang riset dan pengembangan.
Peningkatan belanja untuk riset diharapkan sejalan dengan inovasi produk yang dihasilkan. Namun Apple memerlukan perawatan yang signifikan agar bagian riset mereka dapat terus mengembangkan produk dan layanan.
ANTARA