TEMPO.CO, San Francisco - Jika Anda melakukan pencarian gambar Google untuk kata ‘idiot’ saat ini, Anda akan menemukan gambar Presiden Donald Trump.
Baca: Didenda Rp 72 Triliun, Google Sebut Android Bakal Tidak Gratis
Baca: Google Dipaksa Lepas Chrome dari Android, Mozilla: Itu Peluang
Aktivis online, sebagai protes terhadap kebijakan Trump mengenai imigran yang tidak sah dan anggota komunitas LGBTQ, mendorong munculnya potret Trump dengan memanipulasi algoritma peringkat mesin pencari itu, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh The Guardian awal pekan ini.
Hubungan antara Trump dan kata "idiot" sebagian dipicu oleh pilihan pengunjuk rasa London dari lagu Green Day "American Idiot" selama kunjungan Presiden Trump ke Inggris baru-baru ini.
Tetapi Redditor juga telah ikut memicu hal ini dengan memberi upvoted atas posting terkait Trump dengan kata "idiot”, yang mendorong algoritme penelusuran Google untuk mengasosiasikan keduanya bersama-sama.
Google tidak terlalu banyak mengintervensi hasil penelusurannya, dan di masa lalu secara terbuka telah membicarakan tentang kurangnya pengawasan langsung. Hal itu dapat menyebabkan gambar yang sangat kontroversial tetap tampil secara online, yang menjadi kekecewaan berbagai kelompok dan minoritas.
Pada tahun 2004, ketika citra anti-Semit muncul untuk istilah pencarian "jew”, Google tidak menghapus gambar tetapi malah menampilkan iklan di sampingnya, menjelaskan bagaimana hasil pencariannya dihitung.
Peringkat sebuah situs tergantung pada "ribuan faktor”, Google menjelaskan dalam posting publik yang sekarang dihapus (tetapi telah disimpan dalam buku dan berbagai artikel), yang berarti bahwa kadang-kadang "seluk-beluk bahasa menyebabkan anomali muncul yang tidak dapat diprediksi".
THE VERGE | FORTUNE