TEMPO.CO, Jakarta - Facebook bertekad untuk membuktikan bahwa perusahaan tersebut dapat secara proaktif menghentikan aksi provokatif terkait isu pemilihan di platformnya.
Baca: Hari Anak, Ini Tips Menjaga Anak di Media Sosial Facebook
Baca: Facebook Uji Fitur Iklan AR untuk Pengguna Amerika
Pada 1 Agustus 2018 perusahaan layanan jejaring sosial itu mengumumkan bahwa ia telah menangguhkan halaman dan akun yang terlibat dalam ‘perilaku tidak autentik yang terkoordinasi’ untuk mempengaruhi pemilihan parlemen di Amerika Serikat yang digelar pada November mendatang.
Totalnya, ada penangguhan 32 halaman dan akun dari Facebook yang dibuat antara Maret 2017 dan Mei 2018.
Perusahaan tidak mengatakan siapa yang berada di balik halaman dan akun tersebut, namun Facebook menjelaskan adanya kegiatan-kegiatan yang konsisten atau sama dengan apa yang dilihat dari Badan Riset Internet yang berbasis di Rusia (IRA) sebelum dan sesudah pemilu 2016.
Facebook tidak mengungkapkan spekulasi tentang apa tujuan dari akun dan halaman yang mencurigakan itu, namun beberapa dari akun itu terlibat dalam dorongan protes terhadap politik.
Temuan akun dan halaman ini telah dibagikan oleh Facebook kepada anggota Kongres, perusahaan teknologi lainnya, dan Laboratorium Penelitian Forensik Digital.
Mengutip dari Venture Beat yang merujuk The New York Times, ada beberapa kegiatan yang mencurigakan terkait dengan tagar #AbolishICE - sebuah gerakan kiri yang paling menonjol di Twitter dan menyerukan diakhirinya Badan Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat.
Facebook mengatakan bahwa lebih dari 290 ribu akun yang mengikuti setidaknya salah satu dari halaman yang ditandai. Akun dengan nama “Aztlan Warriors", “Black Elevation", "Mindful Being", dan “Resisters” menjadi yang paling banyak diikuti.
VENTUREBEAT | REUTERS | FARAH DIBAJ