TEMPO.CO, Jakarta - Riset terbaru mengungkap, orang dengan temperamental tinggi biasanya tidak secerdas yang dipikirkan selama ini. Sebuah penelitian menarik menunjukan bahwa marah memiliki sifat yang berbeda dengan emosi negatif lainya, marah membuat orang terlalu percaya diri khususnya dalam hal kepintaran mereka.
Baca juga: Riset: Definisi Gamer Sudah Bergeser
"Kemarahan berbeda secara signifikan dari emosi negatif lainnya, seperti kesedihan, kecemasan atau depresi," kata Marcin Zajenkowski, penulis studi dan psikolog di Universitas Warsawa di Polandia, seperti dilansir laman Live Science, Selasa, 14 Agustus 2018.
Sebelumnya, ada penelitian yang menunjukkan bahwa kemarahan adalah emosi negatif yang tidak biasa karena sering dikaitkan dengan sifat positif, seperti optimisme. Zajenkowski dan teman-teman penelitinya menduga bahwa orang yang marah mungkin lebih cenderung melebih-lebihkan seberapa pintar mereka.
Baca juga: Menari Lebih Sehat Dibandingkan Bersepeda? Intip Risetnya
Untuk menguji ini, para peneliti mensurvei lebih dari 520 mahasiswa sarjana yang bersekolah di Warsawa. Para siswa menjawab pertanyaan survei untuk mengukur seberapa mudah dan seberapa sering mereka marah. Kemudian, para siswa mengambil survei untuk menilai kecerdasan mereka sendiri sebelum mengambil tes kecerdasan objektif.
Secara umum, studi menemukan bahwa siswa dengan kecenderungan lebih mudah marah kerapkali melebih-lebihkan kemampuan kognitif mereka. Di sisi lain, siswa yang lebih neurotik, sifat yang sering dikaitkan dengan kemarahan, umumnya meremehkan kecerdasan mereka. Neurotisisme mengacu pada sifat-sifat negatif termasuk kecemasan irasional dan kesusahan yang luar biasa.
Mungkin tidak mengherankan, para peneliti menemukan bahwa narsisisme adalah faktor kunci dalam bagaimana orang menilai seberapa pintar mereka. Kepribadian yang lebih pemarah dikaitkan dengan "ilusi narsis," kata Zajenkowski.
Baca juga: Riset Bilang Lebih Aman Naik Bus Kota, BPTJ akan Lakukan Ini
Perlu diketahui bahwa penelitian menemukan bahwa orang yang marah cenderung lebih narsistik dan melebih-lebihkan kecemerlangan mereka, kemarahan tidak ada hubunganya dengan tingkat kecerdasan yang sebenarnya. Dan, meskipun para peneliti menemukan hubungan antara dua sifat, tidak jelas apakah ada sebab dan akibat hubungan antara kemarahan dan terlalu tinggi kecerdasan. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui hal itu.
Hal yang belum diketahui dalam penelitian ini adalah bagaimana kemarahan memengaruhi kecerdasan yang dirasakan dalam panasnya momen itu. Studi ini menilai kemarahan sebagai sifat kepribadian, tetapi kemarahan sering merupakan emosi sementara. Penelitian tambahan diperlukan untuk mengetahui apakah orang yang tidak mudah marah mungkin terlalu percaya diri dalam kemampuan mereka hanya pada saat mereka marah.
Baca juga: Hubungan Seks Bisa Bikin Pria Depresi, Kok Bisa? Simak Riset Ini
Simak riset menarik lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.
LIVE SCIENCE | M.ISA | AMB