Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gunung Anak Krakatau Meletus, Dentumannya Terdengar Sejauh 42 KM

image-gnews
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis, 19 Juli 2018. Untuk gempa vulkanik dangkal tercatat 38 kali dengan amplitudo 3-30 mm dan durasi 5-15 detik. Lalu gempa vulkanik dua kali dengan amplitudo 29-30 mm, S-P 1-1,5 detik, dan durasi 10-20 detik. ANTARA FOTO/Elshinta
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis, 19 Juli 2018. Untuk gempa vulkanik dangkal tercatat 38 kali dengan amplitudo 3-30 mm dan durasi 5-15 detik. Lalu gempa vulkanik dua kali dengan amplitudo 29-30 mm, S-P 1-1,5 detik, dan durasi 10-20 detik. ANTARA FOTO/Elshinta
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Gunung Anak Krakatau kembali meletus dengan menghasilkan tinggi kolom abu hinga 700 meter dari puncak gunung itu pada Kamis, 23 Agustus 2018 pukul 18.07 WIB.

"Memang masih fluktuatif. Aktivitasnya seperti itu. Saat ini (kolom abu erupsi yang dihasilkan) antara 300 meter, 500 meter, 700 meter, turun lagi," kata Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur, Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kristianto saat dihubungi Tempo, Jumat, 24 Agustus 2018.

Gunung Anak Krakatau menyemburkan lava, yang terlihat dari perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis, 19 Juli 2018. Selain letusan dengan amplitudo mencapai 21-53 milimeter (mm) dan durasi 18-165 detik, terdapat embusan kawah 130 kali dengan amplitudo 3-32 mm dan durasi 15-180 detik. ANTARA FOTO/Elshinta

Baca juga: Meletus 576 Kali, Gunung Anak Krakatau Masih Berstatus Waspada

Kolom abu hasil erupsi saat itu teramati berwarna hitam tebal, condong ke arah timur laut. Seismogram di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau merekam erupsi tersebut dengan amplitudo 27 milimeter, dan durasi berkisar 31 detik. Suara dentuman erupsi itu terdengar hingga Pos Pengangamatan Anak Krakatu di Pasauran, Banten, yang berjarak 42 kilometer dari gunung tersebut. Getara akibat letusan tersebut terasa lemah di Pos Pengamatan Gunung tersebut.

Kristianto mengatakan, PVMBG masih mematok status aktivitas Gunung Anak Krakatau di Level II (Waspada). "Rekomendasinya masih sama, agar tidak mendekati Pulau Anak Krakatau dalam jarak yang kita rekomendasikan dalam radius 2 kilometer," kata dia.

Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi setinggi 1.000 meter. Foto: BNPB

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Tumbuh 4 Meter dalam Setahun

Menurut dia, aktivitas kegempaan masih terekam di Gunung Anak Krakatau. "Masih terus. Setiap hari ada. Hanya seperit itu, fluktuatif," kata dia.

PVMBG melansir aktivitas Gunung Anak Krakatau mulai mengalami peningkatan intensitas terhitung sejak 18 Juni 2018 lalu dengan terekam peningkatan gempa vulkanik dan tektonik, serta gempa tremor menerus dengan amplitudo 1-21 milimeter. Pada 19 Juni 2018 terjadi peningkatan gempa hembusan yang asalnya sehari sekali menjadi 69 kali kejadian. Di hari itu terekam juga gempa low frekuensi sebanyak 12 kejadian per hari, serta gempa tremor menerus dengan amplitod 1-14 meter.

Peningkatan intensitas gempa juga terekam di hari-hari selanjutnya. Aktivitas kegempaan yang terekam peralatan didominiasi gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik dalam, gempa hembusan, gempa tektonik lokal, dan gempa tektonik jauh. Umumnya visual puncak Gunung Anak Krakatau kerap tertutp kabut.

Kendati demikian sempat teramati kolom asap tipis berwarna kelabu dari kawah utama dengan ketinggian 25-100 meter. Hari ini, Jumat, 24 Agustus 2018 teramati kolom tinggi kolom asap tipis mencapai ketinggian 50 meter dari puncaknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap dari kalderanya di Selat Sunda, 20 April 2015. Gunung ini setiap bulannya mengalami peninggian kurang lebih 20 inci, saat ini pertumbuhannya sudah mencapai ketinggian kurang lebih sekitar 230 meter di atas permukaan laut. Tempo/Dian Triyuli Handoko

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Meletus 576 Kali, Terbanyak Kedua

Sebulan terakhir PVMBG memutuskan memperlebar areal daerah terlarang untuk dimasuki di seputaran Gunung Anak Krakatau, dari radius 1 kilometer menjadi 2 kilometer. Sebab, teramati sejumlah lontaran material pijar letusan gunung itu sudah mencapai bibir pantai Pulau Anak Krakatau.

"Material pijar itu kalau di foto dengan kamera kecepatan rendah bisa di trace jatuhnya kemana. Ini ada yang sudah mencapai pantai," kata Kristianto.

Dia mengatakan, beberapa bulan terakhir terindikasi terjadi peningkatan suply magma Gunung Anak Krakatau. Materia pijar yang terlontar akibat letusan strombolian, yang menjadi ciri khas gunung itu, asalnya hanya terlontar seputaran kawah gunung itu, kini terpantau sudah mencapai garis pantai.

Pengamatan Gunung Anak Krakatau kini dilakukan intens di Pos Pengamatan di Pasauran, Banten, yang berjarak 42 kilometer dari gunung itu. Letusan strombolian yang mirip kembang api itu bisa telihat jelas di malam hari dari pos tersebut.

Dia khawatir dengan kebiasaan wisatawan dan nelayan yang kerap nekat mendarat ke Pulau Gunung Anak Krakatau di tengah kemungkinan lontaran material letusan gunung yang jangkauannya lebih jauh dari biasanya. "Sekarang banyak wisatawan yang masuk pulau. Cuma berangkat dari peningkatan aktivitasnya itu dengan adanya letusan menerus makanya kita naikkan radiusnya dari 1 kilometer jadi 2 kilometer," kata dia.

Puncak Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap dari kalderanya di Selat Sunda, 20 April 2015. Gunung ini timbul pada tahun 1927 atau 44 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau tahun 1883. Tempo/Dian Triyuli Handoko

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Kembali Semburkan Lava Pijar

Simak kabar terbaru tentang erupsi Gunung Anak Krakatau hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Destinasi Wisata di Kepulauan Canary Spanyol Diserbu Turis, Warga Malah Aksi Mogok Makan

6 hari lalu

Kepulauan Canary, Spanyol (Pixabay)
4 Destinasi Wisata di Kepulauan Canary Spanyol Diserbu Turis, Warga Malah Aksi Mogok Makan

Destinasi Wisata di Kepulauan Canary terus diserbu turis, membuat warga lakukan aksi mogok makan. Berikut 4 tujuan wisata unggulan di sana.


Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

33 hari lalu

Seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) mengamuk dan mengalami gigi taring patah karena mengigit kandang besi saat masuk perangkap di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

Saat sedang pergi ke hutan atau gunung dan bertemu harimau, sebaiknya jangan panik. Berikut beberapa tips menyelamatkan diri saat bertemu harimau.


Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

40 hari lalu

Peserta mendaki puncak Rosablanche selama perlombaan Glacier Patrol ke-21 di pegunungan antara Zermatt dan Verbier, Swis, 18 April 2018. Perlombaan ini pertama kali diselenggarakan pada April 1943 dan hanya diikuti peserta militer. AP/Jean- Christophe Bott
Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

Lima dari total orang hilang di gunung Tte Blanche Swiss tersebut adalah satu keluarga.


6 Fakta Menarik Gunung Andong, Tiket Murah dan Pemandangannya Indah

49 hari lalu

Bagi pendaki pemula, bisa memilih Gunung Andong untuk melakukan pendakian. Tingginya sekitar 1.726 mdpl. Ini fakta menarik Gunung Andong. Foto: Canva
6 Fakta Menarik Gunung Andong, Tiket Murah dan Pemandangannya Indah

Bagi pendaki pemula, bisa memilih Gunung Andong untuk melakukan pendakian. Tingginya sekitar 1.726 mdpl. Ini fakta menarik Gunung Andong.


PVMBG Modernisasi Alat Pemantauan Gunung Api Anak Ranakah

53 hari lalu

Pegawai Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengambil sampel tanah di lokasi bencana tanah bergerak di Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Ahad, 28 April 2019. Lubang serupa pernah terjadi di Kecamatan Nyalindung, September 2018.  ANTARA/Budiyanto
PVMBG Modernisasi Alat Pemantauan Gunung Api Anak Ranakah

PVMBG memodernisasi sistem pemantauan gunung api pada 2023.


5 Gunung di Jepang Selain Fuji yang Menarik Dikunjungi, Ada Lanskap Studio Ghibli di Miyanoura

27 Januari 2024

Gunung Kitadake, Jepang (Pixabay)
5 Gunung di Jepang Selain Fuji yang Menarik Dikunjungi, Ada Lanskap Studio Ghibli di Miyanoura

Jika ingin menikmati Negeri Sakura dari ketinggian, berikut 5 puncak gunung di Jepang selain Gunung Fuji.


Bali Overtourism, 5 Wisata Alam Terbaik di Lombok Ini Tidak Terlalu Padat

18 Januari 2024

Foto udara kawasan wisata Tiga Gili atau Tiga Pulau (Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air) di Tanjung, Lombok Utara, NTB. ANTARA/Ahmad Subaidi
Bali Overtourism, 5 Wisata Alam Terbaik di Lombok Ini Tidak Terlalu Padat

Bali sudah overtourism, berikut alternatif wisata Lombok yang tak kalah indah


Wisata Spa Blue Lagoon Buka setelah Erupsi Gunung Berapi di Islandia

13 Januari 2024

Blue Lagoon, Islandia. Unsplash.com/Benjamin R.
Wisata Spa Blue Lagoon Buka setelah Erupsi Gunung Berapi di Islandia

Blue Lagoon pertama kali ditutup pada November karena ancaman aktivitas gunung berapi di daerah tersebut.


Status Siaga Gunung Marapi, Apa Artinya?

12 Januari 2024

Warga berbincang saat Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik yang terlihat dari kaki Gunung Singgalang, Nagari Pandai Sikek, Tanah Datar, Sumatera Barat, Ahad, 7 Januari 2024. Gunung Marapi kembali erupsi pada awal tahun 2024 dan mengeluarkan suara gemuruh serta dentuman pada Sabtu malam, 6 Januari 2024. ANTARA/Iggoy el Fitra
Status Siaga Gunung Marapi, Apa Artinya?

Gunung Marapi berstatus siaga lagi, apa artinya? Bagaimana urutan status bencana lainnya?


10 Gunung Paling Mematikan di Dunia, Tidak Disarankan untuk Didaki

10 Januari 2024

Terdapat beberapa gunung paling mematikan di dunia yang tidak disarankan untuk didaki. Gunung ini memiliki jalur ekstrem dan cuaca dingin. Foto: Canva
10 Gunung Paling Mematikan di Dunia, Tidak Disarankan untuk Didaki

Terdapat beberapa gunung paling mematikan di dunia yang tidak disarankan untuk didaki. Gunung ini memiliki jalur ekstrem dan cuaca dingin.