TEMPO.CO, Bandung - Sesar Naik Flores terus aktif bergerak dan menimbulkan gempa Rabu, 29 Agustus 2018 pukul 11.51 WIB. Kali ini giliran Kota Bima dan sekitarnya yang diguncang gempa bermagnitudo 5,1. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa itu nihil potensi tsunami.
Baca: Dua Gempa Guncang Kupang dalam Lima Menit
Baca: Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Kupang
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono menyatakan episenter atau sumber gempa terletak pada koordinat 7,74 LS dan 118,76 BT. "Atau tepatnya di laut pada jarak 80 kilometer arah timur laut Kota Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat," katanya lewat keterangan tertulis, Rabu, 29 Agustus 2018.
Sumber gempa itu berkedalaman 10 kilometer. Tergolong dangkal, gempa itu akibat aktivitas Sesar Naik Busur Belakang Flores (Flores Back Arc Thrust).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan pergerakan naik (thrust fault).
Berdasarkan Peta Tingkat Guncangan dan informasi dari masyarakat, guncangan terasa di daerah Bima dengan skala II-III MMI dan Sumbawa dengan skala II MMI. Sebagian warga di Bima sempat berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Hingga saat ini BMKG belum mendapat laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 12.15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Sebelumnya diberitakan, pergeseran sumber gempa dari Pulau Lombok ke arah timur telah sampai menyeberang ke daratan Pulau Sumbawa. Pada Minggu dini hari, 26 Agustus 2018, pukul 01.33 WIB, wilayah Kabupaten Sumbawa Barat diguncang gempa tektonik. Bermagnitudo 5,5, lindu tidak berpotensi tsunami.
BMKG menyatakan Gempa Sumbawa Barat itu merupakan rangkaian gempa yang terjadi di zona kluster gempa di sebelah timur Pulau Lombok. Alasannya, sumber gempa relatif berdekatan dengan gempa 19 Agustus lalu di Lombok.
Namun, pada gempa di Bima kali ini, kata Daryono, bukan rangkaian Gempa Lombok. "Struktur sesarnya sama yaitu Sesar Naik Flores," katanya.