Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mahasiswa UI Buat Aplikasi COMET, Bikin Museum Lebih Menarik

image-gnews
Mahasiswa UI ciptakan aplikasi rekayasa visual Comet. Kredit: Antara
Mahasiswa UI ciptakan aplikasi rekayasa visual Comet. Kredit: Antara
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI) telah menciptakan teknologi rekayasa visual bernama Computer Mediated Reality (COMET). Teknologi itu digunakan untuk meningkatkan nilai fungsi museum menjadi lebih modern.

Baca: Mahasiswa UI Ciptakan Alat Distribusi Pupuk untuk Tambak Bandeng
Baca: 3 Mahasiswa UI Ciptakan Aspal Memanfaatkan Limbah Plastik

"Awalnya muncul ide ketika kami melihat permainan aplikasi yang bernama Pokemon-Go. Permainan yang sempat booming dan meraih 50 juta pengguna juta dalam waktu beberapa hari ini menggunakan teknologi rekayasa visual. Di situ kami melihat peluang yang sangat bagus terkait teknologi ini," ujar Ketua Tim Muhammad Arifin Julian, Kamis, 30 Agustus 2018.

Selain Arifin, aplikasi interaktif tersebut dibuat bersama dua orang temannya bernama Refanka Nabil Assalam dan Irfan Budi Satria di bawah bimbingan Dosen Teknik Mesin UI Radon Dhelika.

Aplikasi ini telah diterapkan di sebuah Museum Pendidikan Kedokteran, Museum IMERI Fakultas Kedokteran UI, Salemba. Penerapan COMET, membuat museum semakin menarik, karena dikombinasikan audio, visual dan kinestetik, sehingga pengunjung, terutama anak-anak, lebih mudah memahami konten-konten edukasi di dalamnya.

"Melalui peluang itu, kami tergerak untuk membuat media edukasi berteknologi rekayasa visual yang diimplementasikan pada obyek museum karena masih tergolong sepi pengunjung," kata Arifin.

Teknologi COMET menyediakan fitur interaktif dan metode edukasi dengan tampilan obyek 3D yang seolah-olah bergerak, dan ditambah audio yang berisi penjelasan, sehingga pengunjung dapat berinteraksi dengan koleksi di museum.

Aplikasi tersebut merupakan sebuah aplikasi yang mudah digunakan baik oleh pengunjung maupun pengelola museum, karena aplikasi mobile COMET ini dapat mengintegrasikan koleksi museum dengan kamera device iOS atau Android. Aplikasi hadir dengan menggunakan teknologi bernama Computer Mediated Reality (CMR).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"CMR itu sebuah konsep teknologi yang dapat mengubah persepsi realitas dengan menambahkan atau mengurangkan dari pemandangan aslinya," tambah dia.

Implementasi teknologi CMR pada Museum IMERI FKUI menyasar pada tiga fitur utama, di antaranya adalah pemandu museum berbasis Augmented Reality pada setiap obyek yang ada pada museum, edukasi anatomi jantung berbasis Virtual Reality dan edukasi CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) untuk pertolongan pertama henti jantung pada bayi berbasis Mixed Reality.

"Dengan adanya aplikasi COMET ini maka pengunjung seolah-olah akan memasuki sebuah ruang virtual dengan model jantung yang secara langsung dapat diinteraksikan oleh pengguna. Serta dapat mempermudah pengguna mempelajari tentang anatomi pada jantung manusia," ujar Arifin.

Demikian pula pada bagian edukasi CPR, para pengunjung akan dibawa untuk simulasi CPR yang dilengkapi dengan sensor, sehingga simulasi mendekati keadaan sesungguhnya dan secara langsung dibantu dengan pemandu virtual yang muncul melalui smart glasses.

Arifin berharap aplikasi COMET Museum ini mampu meningkatkan daya tarik masyarakat pada museum. "Juga dapat membantu khalayak intelektual seperti pelajar, guru, dosen, maupun ahli dalam suatu bidang sebagai alat bantu belajar atau mengajar," ujarnya.

Simak artikel lainnya tentang mahasiswa UI di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ribuan Mahasiswa Lolos Beasiswa IISMA 2024, Begini Pesan Ketua Program

35 menit lalu

Safira Aulia Pramudita bersama para awardee IISMA Universiti Malaya. Dok. Istimewa
Ribuan Mahasiswa Lolos Beasiswa IISMA 2024, Begini Pesan Ketua Program

Dari total penerima IISMA 2024 itu, 2.030 kursi diisi oleh mahasiswa jalur reguler dan 247 kursi diisi oleh mahasiswa jalur afirmasi.


Ribuan Mahasiswa jadi Korban TPPO Berkedok Magang Ferienjob Jerman, Pakar: Kampus Tak Hati-Hati

2 jam lalu

Mahasiswa Universitas Halu Uleo foto bersama di Bandara Soekarno-Harta saat akan berangkat ferienjob ke Jerman. Istimewa
Ribuan Mahasiswa jadi Korban TPPO Berkedok Magang Ferienjob Jerman, Pakar: Kampus Tak Hati-Hati

Pakar pendidikan menilai ribuan mahasiswa bisa menjadi korban TPPO berkedok magang ferienjob karena kesalahan kampus


Ferienjob Program Resmi di Jerman, Bareskrim Ungkap Kejanggalannya Saat Ditawarkan ke Universitas di Indonesia

15 jam lalu

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Djuhandhani Rahardjo Puro, berbicara terkait perkembangan penyidikan kasus Panji Gumilang di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Juli 2023. Tempo/Eka Yudha Saputra
Ferienjob Program Resmi di Jerman, Bareskrim Ungkap Kejanggalannya Saat Ditawarkan ke Universitas di Indonesia

Bareskrim mengungkap sejumlah kejanggalan dalam penawaran program ferienjob ke sejumlah universitas di Indonesia. Diduga TPPO.


Tak Banyak Saingan, Ini 14 Daftar Prodi Sepi Peminat di UI Jalur SNBT

16 jam lalu

Ilustrasi Kampus Universitas Indonesia 2022. (DOK. HUMAS UI)
Tak Banyak Saingan, Ini 14 Daftar Prodi Sepi Peminat di UI Jalur SNBT

Berikut ini daftar prodi sepi peminat di UI untuk jalur UTBK-SNBT.


Mengapa Penggunaan Aplikasi Tidak Resmi Sebabkan Akun WhatsApp Diblokir?

17 jam lalu

Logo WhatsApp pada layar ponsel. (thenextweb.com)
Mengapa Penggunaan Aplikasi Tidak Resmi Sebabkan Akun WhatsApp Diblokir?

Banyak dampak negatif dari menggunakan aplikasi WhatsApp tidak resmi, salah satunya adalah pemblokiran akun.


Menawarkan Banyak Fitur Menarik, Amankah Aplikasi WhatsApp Aero?

17 jam lalu

Logo WhatsApp. (whatsapp.com)
Menawarkan Banyak Fitur Menarik, Amankah Aplikasi WhatsApp Aero?

WhatsApp Aero adalah aplikasi modifikasi yang punya banyak fitur menarik, namun pengguna harus lebih cermat tentang keamanannya.


Lolos SNBP 2024 di UI? Ini Cara Registrasi Ulang Calon Mahasiswa Baru

21 jam lalu

Sejumlah peserta antre sebelum  mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) saat seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin, 8 Mei 2023. Pusat UTBK Universitas Indonesia (UI) menyiapkan lokasi ujian SNBT 2023 untuk 53.293 peserta, lokasi ini terbagi dua, Kampus UI Depok dan Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat. ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Lolos SNBP 2024 di UI? Ini Cara Registrasi Ulang Calon Mahasiswa Baru

Berikut 4 tahapan registrasi ulang SNBP 2024 di Universitas Indonesia.


Ini Daftar Perguruan Tinggi yang Diduga Terlibat TPPO Berkedok Magang lewat Ferienjob di Jerman

1 hari lalu

Mahasiswa Universitas Halu Uleo foto bersama di Bandara Soekarno-Harta saat akan berangkat ferienjob ke Jerman. Istimewa
Ini Daftar Perguruan Tinggi yang Diduga Terlibat TPPO Berkedok Magang lewat Ferienjob di Jerman

Ada sekitar 41 perguruan tinggi di Indonesia yang tercatat mengirimkan sejumlah mahasiswanya dalam program magang mahasiswa ke Jerman pada 2023.


Universitas Jambi Jelaskan Kronologi Ferienjob Mahasiswa ke Jerman, Sebut Tindakan Sihol Situngkir Tak Wakili Kampus

1 hari lalu

Universitas Jambi. Dok. ANTARA
Universitas Jambi Jelaskan Kronologi Ferienjob Mahasiswa ke Jerman, Sebut Tindakan Sihol Situngkir Tak Wakili Kampus

Universitas Jambi merespons kasus ferienjob dengan modus magang mahasiswa di Jerman sejak 2023.


Mahasiswa Universitas Halu Uleo Korban TPPO: Ferienjob Itu Eksploitasi Mahasiswa di Jerman

1 hari lalu

Mahasiswa Universitas Halu Uleo foto bersama di Bandara Soekarno-Harta saat akan berangkat ferienjob ke Jerman. Istimewa
Mahasiswa Universitas Halu Uleo Korban TPPO: Ferienjob Itu Eksploitasi Mahasiswa di Jerman

Korban TPPO modus ferienjob menyesal mengikuti program magang bohong. Mahasiswa dieksploitasi selama mengikuti kegiatan di Jerman.