TEMPO.CO, Jember - Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa Universitas Jember menawarkan abon lele untuk mencegah stunting di di Desa Glagahwero, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Baca: Mahasiswa Universitas Jember Sukses Awetkan Tempe Tanpa Formalin
Baca: Universitas Jember Gaet Institut Prancis Kembangkan Bioteknologi
Baca: Buka Agro Solution Farm, Universitas Jember Gandeng BASF
Terobosan itu merupakan pemanfaatan potensi ikan lele sebagai Makanan Pendamping-Air Susu Ibu (MP-ASI). “Saat melakukan observasi awal, kami menemukan ada 20 balita yang teridentifikasi sebagai penderita stunting di Desa Glagahwero," ujar Aulifia Nurul, salah satu mahasiswi peserta Program KKN tematik stunting dan sanitasi ini, Selasa, 4 September 2018.
Aulifia bersama koleganya mulai melakukan pemetaan masalah dengan melakukan wawancara dan pengamatan wilayah. “Kami menemukan fakta, sebenarnya masyarakat Desa Glagahwero umumnya memiliki tingkat ekonomi memadai, hanya saja mereka kurang informasi terkait makanan bergizi, khususnya MP-ASI apa yang bisa disajikan kepada balitanya,” ujar mahasiswi Fakultas Keperawatan ini.
Kemudian Aulifia dan kawan-kawannya mendapatkan informasi bahwa beberapa warga di Desa Glagahwero memiliki usaha kolam lele, termasuk kepala desa. “Kami lantas berusaha memanfaatkan potensi desa yang ada. Akhirnya tercetus ide mengapa tidak memanfaatkan ikan lele yang kaya protein sebagai sumber makanan bergizi, apalagi mudah didapatkan di lingkungan desa,” ujarnya.
Produk abon lele tersebut diberi merk LEGO, singkatan dari Lele Glagahwero yang dipamerkan dalam kegiatan bertajuk 'Expo dan Lomba Produk KKN Kabupaten Jember-Probolinggo' Minggu pagi, 2 September 2018 di UPT Perpustakaan Universitas Jember.
Pilihan Aulifia dan kawan-kawannya menjadikan lele sebagai MP-ASI bukan tanpa alasan. Menurut mahasiswi angkatan 2015 ini, daging lele yang lebih lembut dibandingkan ikan lainnya lebih memudahkan bagi balita untuk mencernanya.
“Selain itu tentu saja karena kandungan protein yang tinggi, dan harga ikan lele cukup terjangkau. Cuma untuk pembuatannya memang memerlukan keterampilan tersendiri agar hasilnya enak dan mirip abon pada umumnya. Kami sudah memberikan pemahaman dan dorongan kepada ibu-ibu warga Desa Glagahwero agar berani mengambil peluang pembuatan abon lele. Tujuannya, balita mendapat asupan gizi yang baik, sekaligus menambah penghasilan keluarga,” pungkas Aulifia.
Sementara itu, Koordinator Pusat Pemberdayaan Masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember Hermanto Rahman mengatakan kegiatan Expo dan Lomba Produk KKN ini adalah salah satu bentuk akuntabilitas, menumbuhkan kebanggaan bagi mahasiswa peserta Program KKN yang telah bekerja keras membina warga desa, sekaligus mengenalkan produk-produknya kepada masyarakat luas.