Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenapa Letusan Gunung Anak Krakatau Selalu Berubah Warna?

image-gnews
Lava pijar Gunung Anak Krakatau terlihat dari perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis, 19 Juli 2018. Sejak pukul Rabu sore hingga Kamis pagi (18-19 Juli), jumlah letusan tercatat mencapai 117 kali, yang disertai asap kawah dan lontaran batu. ANTARA FOTO/Elshinta
Lava pijar Gunung Anak Krakatau terlihat dari perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis, 19 Juli 2018. Sejak pukul Rabu sore hingga Kamis pagi (18-19 Juli), jumlah letusan tercatat mencapai 117 kali, yang disertai asap kawah dan lontaran batu. ANTARA FOTO/Elshinta
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Gunung Anak Krakatau di perairan Lampung Selatan masih aktif meletus. Vulkanolog dari Institut Teknologi Bandung, Mirzam Abdurrachman, mengatakan warna uap letusan gunung di tengah laut itu selalu berubah warna.

Baca:
Gunung Anak Krakatau Meletus, Dentumannya Terdengar Sejauh 42 KM
Gunung Anak Krakatau Kian Tinggi, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Lontaran Material Gunung Anak Krakatau Capai Garis Pantai

Berdasarkan pengamatan langsung pekan lalu saat acara Festival Lampung Krakatau, warna uap letusan berubah dari gelap menjadi terang. Sedangkan data hasil pengamatan petugas dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di website Magma Indonesia menunjukkan letusan Gunung Anak Krakatau terlihat berwarna putih dengan intensitas tipis. Tingginya sekitar 50 meter dari puncak kawah gunung berketinggian 305 meter dari permukaan laut itu.

Dari hasil pengamatan pada malam dengan kamera pengawas, terlihat ada sinar api. Karena gunung itu tengah dalam status level II (waspada), masyarakat atau wisatawan dilarang mendekati dalam radius 2 kilometer dari kawah.

Mirzam mengatakan Gunung Anak Krakatau mengeluarkan letusan-letusan kecil yang dicirikan dengan erupsi vertikal. Tingginya bisa mencapai 200-300 meter dari puncaknya. Sebuah fenomena menarik yang dilihat dosen Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB itu berupa perubahan warna abu vulkanik yang dikeluarkan.

Letusan abu itu awalnya tampak gelap, lalu menjadi abu terang, hingga akhirnya menjadi seperti asap putih. "Perubahan warna ini secara vulkanologi disebut letusan ultravulcanian. Letusan Anak Krakatau seperti itu," katanya, Rabu, 5 September 2018.

Perubahan warna abu letusan itu disebabkan air yang sangat panas berubah menjadi uap berwarna gelap. Setelah kontak dengan udara, abu letusan seketika mengalami kondensasi dan berubah menjadi warna putih. Letusan Gunung Anak Krakatau, kata Mirzam, kemungkinan besar hanya berupa letusan kecil, yang mungkin akan diikuti lelehan aliran lava.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mirzam menuturkan warna asap erupsi gunung api menceritakan proses yang sedang terjadi. Asap warna putih yang berbentuk kolom ke langit merupakan letusan freatik. “Letusan akibat air meteorik (hujan) yang terpanaskan oleh tubuh magma yang ada,” ucapnya, Ahad, 26 Agustus 2018.

Letusan freatik itu, misalnya, muncul saat erupsi Gunung Merapi pada Mei lalu. Kemudian, kata doktor di kelompok keahlian Petrologi, Vulkanologi, dan Geokimia Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB itu, abu letusan berwarna kelabu dan hitam merupakan rangkaian proses. “Biasanya ditafsirkan sudah transisi ke letusan magmatik,” ujarnya.

Dalam kondisi seperti itu, magma mulai terlibat sebagai materi erupsi sehingga warnanya berubah menjadi gelap. Contohnya pada letusan Gunung Anak Krakatau belakangan ini yang diiringi suara dentuman.

Gunung yang muncul di perairan Selat Sunda itu juga melontarkan material lava pijar. Menurut Mirzam, warna lava gunung api yang mengalir dari puncak juga beragam. “Merah, merah kekuningan, kuning, dan putih,” katanya. Urutan warna itu sesuai dengan tingkat panasnya lava.

Lebih spesifik lagi, lava berwarna jingga terang suhunya berkisar 1.000-1.050 derajat Celsius. Lava berwarna merah sekitar 800-1.000 derajat Celsius, merah gelap berkisar 650-800 derajat Celsius, dan merah kecokelatan 500-650 derajat Celsius.

Sesuai dengan namanya, Gunung Anak Krakatau merupakan keturunan Gunung Krakatau, yang pernah meletus dahsyat pada 1883. Pada 27 Agustus tahun ini merupakan peringatan 135 tahun letusan itu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gunung Marapi Erupsi Lagi, Sudah 49 Kali Sepanjang 2024

45 hari lalu

Erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat kembali terjadi pada Rabu 7 Februari 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Marapi pada level III. Foto TEMPO/Fachri Hamzah
Gunung Marapi Erupsi Lagi, Sudah 49 Kali Sepanjang 2024

Gunung Marapi tercatat sudah meletus sebanyak 49 kali sepanjang 2024.


Gunung Marapi Sumbar Sudah Erupsi 161 Kali Sejak 3 Desember 2023

45 hari lalu

Erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat kembali terjadi pada Rabu 7 Februari 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Marapi pada level III. Foto TEMPO/Fachri Hamzah
Gunung Marapi Sumbar Sudah Erupsi 161 Kali Sejak 3 Desember 2023

Dalam rentang waktu 1-12 Februari 2024 terjadi erupsi Gunung Marapi sebanyak 22 kali.


Gunung Marapi Sumbar Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu 400 Meter

50 hari lalu

Erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat kembali terjadi pada Rabu 7 Februari 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Marapi pada level III. Foto TEMPO/Fachri Hamzah
Gunung Marapi Sumbar Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu 400 Meter

Aktivitas Gunung Marapi sempat tidak terjadi lagi pada 23 Januari hingga 3 Februari 2024.


Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Dua Kali Disertai Guguran Awan Panas

55 hari lalu

Aliran lava pijar erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang teramati dari Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, Flores Timur, NTT, Senin malam, 15 Januari 2024. (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Dua Kali Disertai Guguran Awan Panas

Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki harus mewaspadai potensi banjir lahar.


Gunung Ili Lewotolok Erupsi Dua Kali Siang Ini, Terdengar Suara Dentuman

56 hari lalu

Tangkapan layar kamera CCTV memperlihatkan erupsi yang terjadi di Gunung Ili Lewotolok, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Selasa malam, 26 Desember 2023. (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Ili Lewotolok Erupsi Dua Kali Siang Ini, Terdengar Suara Dentuman

Masyarakat sekitar Gunung Ili Lewotolok diminta tidak memasuki dan melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari pusat letusan.


Intensitas Letusan Gunung Semeru Meningkat, Masyarakat Diminta Waspadai Potensi Awan Panas

26 Januari 2024

Gunung Semeru dilihat dari Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Kamis, 2 November 2023. Foto: Tempo/David Priyasidharta
Intensitas Letusan Gunung Semeru Meningkat, Masyarakat Diminta Waspadai Potensi Awan Panas

Intensitas letusan Gunung Semeru meningkat sejak Rabu malam, 24 Januari 2024, sekitar pukul 19.14 WIB.


Terdengar Bunyi Gemuruh di Gunung Marapi, Kepala Pos Imbau Waspada dan Tidak Mendaki

30 Desember 2023

Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik terlihat di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, Minggu, 24 Desember 2023. Erupsi Gunung Marapi dengan mengeluarkan abu vulkanik telah berlangsung selama 22 hari sejak letusan pertama yang menewaskan 24 orang pendaki pada Minggu (3/12/2023).  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Terdengar Bunyi Gemuruh di Gunung Marapi, Kepala Pos Imbau Waspada dan Tidak Mendaki

Gunung Marapi terpantau mengeluarkan satu kali letusan dengan amplitudo 31 milimeter dan durasi 56 detik.


Gunung Marapi Sumbar Kembali Erupsi Diiringi Dentuman Keras Mengagetkan Warga

30 Desember 2023

Seorang warga berada di balik jendela rumah gadang saat Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik di Nagari Panyalaian, Tanah Datar, Sumatera Barat, Minggu, 24 Desember 2023. Erupsi Gunung Marapi dengan mengeluarkan abu vulkanik telah berlangsung selama 22 hari sejak letusan pertama yang menewaskan 24 orang pendaki pada Minggu (3/12/2023).  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Gunung Marapi Sumbar Kembali Erupsi Diiringi Dentuman Keras Mengagetkan Warga

Dari arah Kota Bukittinggi, letusan Gunung Marapi tidak teramati dengan kondisi kabut tebal saat dentuman terjadi.


Kaleidoskop 2023: 5 Gunung Berapi Terbanyak Erupsi Tahun Ini, Terakhir Gunung Marapi dan Gunung Semeru

29 Desember 2023

Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin 4 Desember 2023. Gunung dengan ketinggian 2.891 mdpl itu mengalami beberapa kali erupsi dan embusan sejak Minggu 3 Desember 2023 dengan status berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yakni waspada level II.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Kaleidoskop 2023: 5 Gunung Berapi Terbanyak Erupsi Tahun Ini, Terakhir Gunung Marapi dan Gunung Semeru

Erupsi Gunung Marapi mengejutkan. Berikut 5 gunung berapi yang paling sering meletus sepanjang 2023.


Gunung Semeru Kembali Erupsi dengan Kolom Letusan Setinggi 1 Kilometer

25 Desember 2023

Gunung Semeru erupsi terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, Senin, 25 Desember 2023. ANTARA/HO-PVMBG
Gunung Semeru Kembali Erupsi dengan Kolom Letusan Setinggi 1 Kilometer

Masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru.