TEMPO.CO, Jakarta - Bulan alzheimer sedunia dirayakan pada bulan September tiap tahunnya. Dalam perayaan tersebut, Alzheimer Indonesia (ALZI) mengajak masyarakat lintas generasi di 13 kota di Indonesia dan Belanda untuk lebih peduli terhadap para penderita alzheimer.
Baca juga: Waspada Alzheimer, Pankreas pun Bisa Terancam
"Kegiatan menarik dari rangkaian kegiatan adalah fun walk yang akan dilaksanakan pada 23 September 2018 di Jakarta, Bali, Bogor, Depok, Salatiga dan Yogyakarta," ujar Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia, Sakurayuki, dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 September 2018.
Berdasarkan penelitian Alzheimers Disease Internasional (ADI), rangkaian kegiatan tersebut dibutuhkan untuk meningkatkan kesadaran secara menyeluruh. Dan menghilangkan stigma di kalangan masyarakat mengenai penyakit alzheimer, karena dalam tiga detik ada satu orang yang terdiagnosis dengan demensia (pikun).
Baca juga: Beda Penyakit Alzheimer dengan Pikun
Untuk menjangkau lebih banyak orang pada bulan alzheimer sedunia tahun ini, ALZI melakukan kegiatan di 13 kota di Indonesia dan Belanda. Kota itu adalah Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi, Bali, Depok, Manado, Medan, Solo, Tangsel, Yogyakarta, Salatiga, dan Groningen (Belanda). "Kami berharap kegiatan ini akan dapat memberikan ruang dan kesempatan untuk anak muda mengungkapkan kasih sayangnya terhadap lansia dan Orang Dengan Demensia (ODD) untuk beraktivitas dan berkarya," kata Sakurayuki.
Selain fun walk, ALZI juga akan melakukan kegiatan lain seperti senam poco-poco, lokakarya, peluncuran buku memoar, talkshow, movie screening, deteksi dini, dan pameran lukisan serta kerajinan tangan. Di luar itu, sebagai acara puncak ALZI meresmikan ALZI Center of Excellence and Healthy Ageing yang bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta pada 28 September 2018 mendatang.
ALZI Center ini akan menjadi sumber layanan dan informasi yang terpadu, sehingga masyarakat mendapatkan informasi secara penuh mengenai alzheimer. "Berbagai kegiatan ALZI pada tahun ini akan melengkapi yang sudah kami lakukan selama beberapa tahun terakhir. Dengan menggandeng anggota masyarakat dari lintas generasi kami harapkan dapat menumbuhkan kualitas kebersamaan dan saling peduli, sehingga penanganan Alzheimer dapat dimulai dari orang-orang terdekat," lanjut Project Manager Program Bulan Alzheimer Sedunia ALZI Sophia Hage.
Baca juga: Duduk Lama di Depan Komputer Tingkatkan Risiko Alzheimer
Selain itu, ALZI juga melakukan berbagai pelatihan dan diskusi guna meningkatkan kapasitas dari caregivers, tenaga kesehatan, dan staf pemerintah provinsi. Di antaranya adalah pelatihan untuk Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan di Jakarta pada 7 dan 10 September 2018, serta pelatihan bagi tenaga kesehatan di Yogyakarta pada 15 September 2018.
Kampanye yang dilakukan ALZI menjadi penting mengingat dampak alzheimer mempengaruhi masyarakat dan negara. Hasil riset ADI menjelaskan bahwa, potensi kerugian ekonomi yang disebabkan oleh penyakit ini akan mencapai Rp 30 triliun pada tahun 2050. Hal ini disebabkan karena hilangnya penghasilan bagi para oppositional defiant disorder (ODD) dan pendampingnya, dan pengeluaran biaya pembelian obat dan perawatan.
"Kami mengajak semua orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan bulan alzheimer Sedunia tahun ini. Makin banyak orang yang bergabung maka pemahaman mengenai penyakit alzheimer akan semakin meningkat, stigma terhadap ODD akan menghilang, dan akhirnya akan mengurangi beban keluarga serta ODD di masa depan," tambah Sakurayuki.
Baca juga: Ternyata Inilah Biang Keladi Penyebab Alzheimer
Simak artikel lainnya tentang bulan alzheimer sedunia hanya di kanal Tekno Tempo.co.