1. Cara bermain
Simulasi Iklim Dunia (World Climate Simulation) merupakan gagasan Climate Interactive, lembaga nirlaba yang dibentuk oleh akademisi manajemen MIT. Dan alumninya yang ingin mendidik pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, dan lain-lain.
Sesi pelatihan kelompok selama dekade terakhir berubah menjadi permainan, di mana para peserta mengambil peran delegasi PBB. Para pemain memberikan pidato, melobi dan membentuk aliansi untuk mencoba mencapai kesepakatan iklim terbaik untuk negara mereka. Beberapa mewakili negara-negara maju yang mengeluarkan sebagian besar gas rumah kaca.
Yang lain menggambarkan orang-orang dari negara yang belum berkembang, yang sering menanggung dampak paling buruk dari pemanasan. Ketika kelompok yang lebih besar memainkan permainan, peserta juga mengisi peran sebagai pengusaha, aktivis lingkungan, dan masyarakat adat.
Sama seperti pembicaraan iklim di dunia nyata, para pemain terkadang meneriakkan tuntutan dan protes. "Ini seperti model di PBB, dikombinasikan dengan improvisasi," lanjut Sterman. Permainan akan dimainkan di San Francisco pada Jumat, 14 September 2018 sebagai salah satu dari ratusan acara di Global Climate Action Summit, yang diselenggarakan oleh Gubernur California Jerry Brown.
Baca juga: Stephen Hawking: Perubahan Iklim Nyata, Lihat Venus
2. Dampak permainan
Dari 2.000 partisipan yang disurvei tentang pengalaman mereka bermain game, 81 persen menunjukkan motivasi yang meningkat untuk melakukan sesuatu dalam memerangi perubahan iklim. "Motivasi itu datang tidak begitu banyak dari pengetahuan tambahan, tapi karena dari rasa urgensi untuk bertindak," tambah pemimpin penelitian Juliette Rooney-Varga dari University of Massachusetts Lowell.
Meskipun hanya beberapa peserta saja yang menjadi aktivis, yang paham dengan isu pemanasan global. Namun, sekitar setengah dari peserta harus ikut berpartisipasi. Menurut Sterman, dampaknya sangat besar dan membantu para peserta melihat bahwa perubahan iklim merupakan masalah bisnis.
"Ini menimbulkan ancaman serius terhadap profitabilitas dan bahkan kelangsungan bisnis mereka, dan itu menciptakan banyak peluang untuk kesuksesan yang lebih besar jika mereka bisa mendapatkan solusi ke depannya," kata Sterman. Permainan biasanya memakan waktu empat jam, dan telah dilakukan hampir 1.000 kali di 78 negara. Sementara tiga negara seperti Prancis, Jerman dan Korea Selatan, mengadopsi permainan sebagai sumber materi untuk guru sekolah.
Baca juga: Hutan Adat Salah Satu Cara Cegah Perubahan Iklim
3. Melihat keuntungan
Penelitian lain yang dirilis minggu ini oleh University of Pennsylvania, juga mengulurkan harapan tentang perubahan iklim Studi itu menemukan bahwa dalam interaksi media sosial yang terkendali, bebas dari identifikasi partisan, baik liberal dan konservatif lebih mampu meramalkan tren perubahan iklim setelah mendiskusikan penelitian tentang es laut Arktik pada sebuah kelompok.
Mereplikasi kondisi-kondisi di dunia nyata akan menjadi tantangan. "Tapi kunci untuk komunikasi yang lebih sukses tentang pemanasan global adalah melihat kesamaan satu sama lain terlebih dahulu, sebelum perbedaan," ujar sosiolog University of Pennsylvania yang turut menulis penelitian ini Damon Centola.
Menurut Centola, dunia tidak terfragmentasi dan terpisah saat pertama kali muncul. "Ini bisa dipisahkan pada topik besar. Namun, pada topik yang lebih kecil, kita dapat terhubung. Dan penelitian ini menunjukkan ada keuntungan besar untuk belajar ketika kita membuat koneksi itu," lanjut Centola, yang juga direktur Penn's Network Dynamics Group dan penulis buku "How Behavior Spreads".
Baca juga: Susi Pudjiastuti: Dampak Laut pada Perubahan Iklim Lebih Besar
Simak artikel menarik lainnya tentang perubahan iklim hanya di kanal Tekno Tempo.co.