TEMPO.CO, Jakarta - Wabah campak di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, semakin meluas. Hingga Jumat, 14 September 2018, tercatat sudah ada 49 jiwa terjangkit penyakit yang disebabkan oleh virus measles ini.
Baca juga: Korban Wabah Campak di Kapuas Bertambah, Ilmuwan: Banyak Faktor
Baca Juga:
Peneliti vaksin sekaligus guru besar dari Universitas Airlangga, Chairul Anwar Nidom, memberikan imbauan terhadap para orang tua korban penyakit campak di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. "Biasanya anak-anak yang terinfeksi campak tidak tenang, tidak bisa istirahat, krn gatal, batuk dan sesak. Sebaiknya didampingi agar tenang," ujar Nidom, saat dihubungi Tempo melalui pesan singkat, Jumat, 14 September 2018.
Menurut Chairul, peningkatan penyebarannya itu bisa karena kondisi lingkungan panca robah, yang memudahkan anak-anak terserang flu. Batuk pilek merupakan kondisi yang memudahkan terjadinya Measless Rubella (MR).
Baca juga: Bio Farma: Vaksin MR Telah Digunakan di Negara-negara Muslim
Nidom menjelaskan bahwa penyebaran juga bisa karena kondisi anak-anak yang lemah, bisa karena makanan kurang atau tidak sesuai itu bisa tertular campak. Lemahnya kondisi juga bisa karena cakupan imunisasinya rendah. Pola penyebaran melalui kontak, terkena serpihan ingus atau batuk, mirip dengan virus flu.
"Jika memungkinkan diberikan minuman herbal, seperti kunyit, temulawak dan sebagainya, agar panas dalamnya bisa teredam. Itu yang efektif dan ampuh, kalau sudah sembuh, segera lakukan imunisasi," lanjut Nidom yang juga pendiri Professor Nidom Foundation.
Saat ini Nidom bersama dengan para peneliti muda sedag melakukan riset vaksin dengan berbagai alternatif bahan halal, seperti dari bahan ikan dan minyak sawit. Penelitian tersebut dilakukan di laboratorium Professor Nidom Foundation.
Baca juga: Tolak Vaksin MR? Waspadai Dampak Penyakit Campak dan Rubella
Agar tidak menyebar lebih luas, korban perlu sementara waktu untuk tidak melalukan kontak. Jika perlu, kata Nidom, daerah kondisi luar biasa (KLB) meliburkan kegiatan sekolah dan anak-anak beristirahat. "Makanan juga perlu diperbaiki, biasanya dalam waktu seminggu anak-anak sembuh," tambah Nidom. "Dengan perhatian penuh orang tua akan mempecepat sembuh. Kemudian untuk mencegah MR berikutnya ditingkatkan dengan cakupan imunisasinya."
Baca juga: Imunisasi Rendah, 32 Juta Anak Terancam Virus Campak Rubella
Simak artikel menarik lainnya tentang wabah campak di Kabupaten Kapuas hanya di kanal Tekno Tempo.co.