TEMPO.CO, Bandarlampung - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, masih mengalami gempa tremor menerus berdasarkan pengamatan kegempaan sepanjang Selasa, 18 September 2018, hingga Rabu dini hari.
Baca: Kenapa Letusan Gunung Anak Krakatau Selalu Berubah Warna?
Baca: Gunung Anak Krakatau Meletus, Dentumannya Terdengar Sejauh 42 KM
Baca: Lontaran Material Gunung Anak Krakatau Capai Garis Pantai
BMKG, Rabu, mengutip laporan Windi Cahya Untung, petugas pengamatan dari Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau periode pengamatan 18 September 2018 pukul 00.00-24.00 WIB, menunjukkan aktivitas Gunung Anak Krakatau mengalami kegempaan tremor menerus amplitudo 3-48 mm dominan 35 mm.
Sepanjang pengamatan Gunung Api Anak Krakatau (305 meter dari permukaan laut) itu, cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara, dan timur laut, dan timur. Suhu udara 23-33 derajat Celsius, kelembapan udara 48-95 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg. Secara visual kondisi gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.
Visual malam dari CCTV teramati sinar api dan aliran lava pijar ke arah selatan. Terdengar suara dentuman dan dirasakan getaran dengan intensitas lemah di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau itu.
Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level II (Waspada), dan direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah.
ANTARA