TEMPO.CO, Siem Reap - Indonesia masih sangat rentan terkena serangan hacker. Menurut Vice President of Pubic Affairs Kaspersky Lab, Anton Shingarev, itu karena kurangnya kesadaran warganya akan keamanan siber.
Baca juga: Hacker Rusia Retas Pejabat Gereja Ortodoks , Kenapa?
"Masalahnya sama seperti yang dihadapi negara Asia Pasifik lainnya. Selain itu, Indonesia juga kekurangan para ahli di bidang keamanan siber," ujar Shingarev di sela-sela konferensi Kaspersky Lab Cyber Security Weekend yang digelar di Kamboja, 19-22 September 2018. "Masalah yang dihadapi Indonesia lainnya ialah tumpang-tindihnya lembaga yang bertanggungjawab atas serangan siber."
Meski begitu, Shingarev optimisitis, negara berkembang seperti Indonesia punya kesempatan untuk bersaing dalam sektor teknologi jika bisa membangun beberapa hal. Dia menyebutkan di antaranya, infrastruktur teknologi dan sumber daya manusia di bidang tersebut.
Baca juga: Ada Kaspersky di Balik Keamanan Film The Predator
Sumber daya manusia, menurut Shingarev, penting untuk membangun teknologi yang berkelanjutan. "Teknologi tanpa kesiapan sumber daya manusia sama saja bunuh diri. Akan banyak celah untuk para hacker menyerang," ujarnya.
Karena itu, Shingarev mengatakan, kemajuan teknologi sebuah bangsa sangat tergantung keinginan politik pemimpinnya. "Political will seorang pemimpinan bisa membawa negara menjadi negara berkembang," kata dia.
Shingarev memberi contoh Singapura. Negara ini, menurut dia, mulai menyadari siber adalah ruang penting yang harus dilindungi sejak 5-7 tahun lalu. Kemudian pemerintah Singapura berfokus pada hal ini. "Lihat sekarang, Singapura sangat aktif dalam aktivitas keamanan siber dunia," kata Shingarev.
Baca juga: Ditangkap, Peretas Situs KPU Jawa Barat Terinspirasi Film Hacker
Pemerintah Indonesia, kata dia, juga harus fokus dalam bidang pendidikan teknologi sejak dini. "Pemerintah Rusia mulai mengajarkan ilmu komputer sejak kelas lima sekolah dasar. Kami diajarkan tentang program dasar dan Internet," ujarnya. "Karena itulah kami punya banyak pengembang berbakat."
Menurut dia, ada dua cara agar anak-anak tertarik untuk mempelajari komputer dan matematika yang menjadi dasar ilmu pemrograman. "Pertama, pemerintah harus membuat kedua hal ini menjadi sangat renyah. Kedua, membuat pekerjaan di dua bidang ini dengan pendapatan yang cukup," ujarnya.
Baca juga: Siapa Bilang MacOS Aman dari Hacker? Simak Laporan Kaspersky Ini
Simak kabar terbaru dari Kaspersky Lab dan artikel menarik lainnya tentang serangan hacker hanya di kanal Tekno Tempo.co.