TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa gempa yang kerap melanda Indonesia semakin menyadarkan akan rentannya Indonesia terhadap bencana tersebut. Menyikapi hal itu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menghadirkan teknologi dalam upaya mengurasi risiko gempa.
Baca juga: Wapres Jusuf Kalla Ucapkan Duka Cita Atas Gempa Donggala
"Upaya tersebut, bisa digalang melalui sinergi dengan berbagai lembaga, pemerintah daerah dan industri. Sehingga produk-produk teknologi yang dihasilkan dapat diproduksi dengan biaya rendah, bersifat masal, memenuhi standar kualitas Industri, dan memiliki keberlangsungan serta ketersediaan yang bersifat permanen," ujar Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT Hammam Riza, dalam keterangan tertulis, Kamis, 27 September 2018.
Inovasi teknologi kebencanaan, kata Hammam, merupakan kata kunci yang mencoba mengoptimalkan peran teknologi bagi kesiapan dalam menghadapi bencana. Selain itu, juga menumbuhkan kekuatan industri baru, yakni Industri yang bergerak di bidang kebencanaan di Indonesia.
Baca juga: Usai Diterjang Gempa dan Tsunami, Begini Keadaan Donggala
"Teknologi bertujuan untuk, pertama membangun ketangguhan dalam menghadapi kemungkinan gempa bumi melalui mitigasi, pencegahan dan kesiapsiagaan. Kedua, memberikan dukungan percepatan bagi proses tanggap darurat, dan ketiga penerapan teknologi dalam proses pemulihan pasca bencana," kata Hammam.
Penguatan inovasi teknologi kebencanaan, Hammam melanjitkan, dilakukan dengan adopsi revolusi industri 4.0 yang mengedepankan bigdata, kecerdasan buatan untuk modeling dan prediksi bencana. Beberapa inovasi tersebut seperti Teknologi Kajian Keandalan Gedung Bertingkat Terhadap Ancaman Gempa Bumi (SIJAGAT) dan Teknologi Monitoring Gedung Bertingkat Terhadap Bencana Gempa Bumi (SIKUAT).
Baca juga: Video Detik-detik Gempa 7,7 SR Guncang Donggala
Simak kabar terbaru dari BPPT dan berita terbaru soal gempa hanya di kanal Tekno Tempo.co.