TEMPO.CO, San Francisco - Tidak seperti jejaring sosial Facebook dan Instagram, aplikasi perpesanan WhatsApp sejauh ini tetap tidak menghadirkan iklan. Namun, WhatsApp dikabarkan akan melakukan pembaruan besar dengan menghadirkan iklan, sebagaimana dilansir laman Express.co.uk, Ahad, 30 September 2018.
Baca: Admin Grup WhatsApp Punya 2 Wewenang Ini, Apa Saja?
Baca: Kini, Kalau Sudah Keluar Grup WhatsApp Tidak Bisa Dimasukkan Lagi
Baca: Sebentar Lagi, WhatsApp Tidak Bisa Dipakai di iPhone Lawas
Informasi itu berawal dari CEO dan Co-Founder WhatsApp Jan Koum yang mengundurkan diri dari dewan direksi Facebook dan meninggalkan WhatsApp awal tahun ini. Kabarnya, mundurnya Koum diakibatkan oleh peran iklan yang akan hadir di WhatsApp masa depan. Aplikasi perpesanan itu resmi dimiliki oleh Facebook pada 2014, yang diakuisisi senilai US$ 1,5 miliar.
Kemudian, Brian Acton salah satu pendiri WhatsApp mengunggah komentar melalui akun Twitter-nya @brianacton dengan menuliskan: "Ini sudah waktunya. #deletefacebook," tulis Acton beberapa waktu lalu.
Jika benar WhatsApp akan melakukan pembaruan besar dengan menghadirkan iklan, itu akan menjadi hal yang kontroversial.
Dalam sebuah wawancara dengan Forbes, Acton mengungkapkan bahwa dirinya telah meninggalkan Facebook karena tidak sepakat tentang bagaimana Facebook memonetisasi WhatsApp. Otak di balik Facebook, Mark Zuckerberg dan eksekutif lainnya ingin mengirim iklan yang telah ditargetkan kepada pengguna.
Namun, Acton tidak setuju dengan hal itu. Menurut Acton, Facebook juga ingin menjual alat bisnis untuk berkomunikasi dengan pengguna WhatsApp. Hal itu juga menjadi sesuatu yang juga tidak dia setujui. Ketika Facebook mengakuisisi WhatsApp, Facebook diduga memberi tahu Koum dan Acton bahwa tidak akan ada monetisasi untuk lima tahun ke depan.
Dan sekarang, laman Forbes melaporkan bahwa monetisasi WhatsApp akan dimulai tahun depan. Hal itu dipertegas dengan komentar juru bicara WhatsApp yang menyatakan bahwa, aplikasi pesan itu akan mulai menampilkan iklan dalam fitur status tahun depan.
EXPRESS.CO.UK | FORBES