TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno berita hari ini terdiri dari topik Facebook donasikan Rp 15 M untuk korban bencana di Palu, alasan ilmiah manusia percaya hoax dan proyek mandek pendeteksi tsunami di Indonesia. Pasca bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Facebook memberikan donasi sebesar US$ 1 juta atau setara dengan Rp 15 miliar melalui Palang Merah Indonesia (PMI) untuk korban bencana.
Sementara itu, informasi hoax selalu muncul, meski dalam kondisi bencana sekalipun. Setidaknya ada delapan informasi hoax terkait tsunami Palu, mulai dari jumlah korban hingga gempa susulan yang lebih besar. Menurut pakar Neurologi Universitas Indonesia (UI) Diatri Nari Lastri, manusia memang mudah sekali percaya berita hoax dan itu wajar.
Juga ada Proyek sistem pendeteksi tsunami di Indonesia, yang mungkin bisa mencegah jatuhnya korban tsunami Palu, disebut telah dihentikan.
Baca juga: Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Likuifaksi di Palu Sudah Diprediksi
Berikut top 3 Tekno berita hari ini:
1. Facebook Donasikan Rp 15 M untuk Korban Bencana di Palu
Seorang anak korban gempa dan tsunami Palu terbaring saat dirawat di rumah sakit di Palu, Sulawesi Tengah, 4 Oktober 2018. REUTERS/Athit Perawongmetha
Pasca bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, banyak warga masyarakat Indonesia mengumpulkan bantuan melalui Facebook. Untuk mendukung gerakan tersebut, Facebook memberikan donasi sebesar US$ 1 juta atau setara dengan Rp 15 miliar melalui Palang Merah Indonesia (PMI) untuk korban bencana.
"Kami juga berkomitmen untuk mendukung pemerintah setempat melakukan proses pemulihan dan membantu komunitas, termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan bisnis kecil yang terkena dampak dari bencana, serta membantu mereka bangkit kembali melalui program Laju Digital," demikian pernyataan tertulis Facebook, Kamis, 4 Oktober 2018.
Baca selengkapnya: Facebook Donasikan Rp 15 M untuk Korban Bencana di Palu
2. Kenapa Manusia Mudah Percaya Kabar Hoax? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Ilustrasi Anti-Hoax
Informasi hoax selalu muncul, meski dalam kondisi bencana sekalipun. Setidaknya ada delapan informasi hoax terkait tsunami Palu, mulai dari jumlah korban hingga gempa susulan yang lebih besar.
Manusia memang mudah sekali percaya berita hoax. Hal itu wajar. Karena otak manusia gampang dipengaruhi oleh kecerdasan berpikirnya masing-masing.
"Jika menerima informasi yang baru dan masuk akal, maka informasi tersebut akan dianggap sebagai sebuah kebenaran," kata pakar Neurologi Universitas Indonesia (UI) Diatri Nari Lastri kepada Tempo melalui pesan singkat, Kamis, 4 Oktober 2018.
Baca selengkapnya: Kenapa Manusia Mudah Percaya Kabar Hoax? Ini Penjelasan Ilmiahnya
3. Indonesia Tak Punya Pendeteksi Tsunami Karena Proyek Mandek?
Foto udara dampak kerusakan akibat gempa dan tsunami Palu di Tondo, Sulawesi Tengah, Rabu, 3 Oktober 2018. Sebanyak 70.821 orang mengungsi dan 65.733 unit rumah rusak akibat gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala. ANTARA
Proyek sistem pendeteksi tsunami di Indonesia, yang mungkin bisa mencegah jatuhnya korban tsunami Palu, disebut telah dihentikan. Padahal, sistem sensor dasar laut berteknologi tinggi paduan dari serat kabel optik atau dan buoy ini, yang melihat data gelombang suara, dimaksudkan untuk menggantikan sistem peringatan dini tsunami pasca-tsunami Aceh pada 2004 yang menewaskan lebih dari 120 ribu jiwa.
Menurut Louise Comfort, pakar manajemen bencana dari University of Pittsburgh, Amerika Serikat, yang menjadi anggota proyek tersebut, menyebut perselisihan antar-lembaga di Indonesia tentang siapa yang bertanggungjawab menjadi akar permasalahannya. Imbasnya, proyek senilai US$ 69 ribu (setara Rp 1 miliar), hanya sampai pada pembuatan prototipe yang dikembangkan Amerika Serikat dengan dana dari US. National Science Foundation.
Baca selengkapnya: Indonesia Tak Punya Pendeteksi Tsunami Karena Proyek Mandek?
Selain kabar tentang Facebook donasikan Rp 15 M untuk bencana Palu, alasan ilmiah manusia mudah percaya hoax, dan proyek madek pendeteksi tsunami di Indonesia Anda bisa membaca berita hari ini lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.