Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bikin Pendeteksi Tsunami Sendiri, BPPT: Perawatan Buoy Mahal

image-gnews
Kondisi Masjid Baiturrahman setelah dihantam gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa, 2 Oktober 2018. Keganasan gempa dan tsunami turut memporak-porandakan masjid yang berdiri tepat di sebelah Palu Grand Mall tersebut. TEMPO/Muhammad Hidayat
Kondisi Masjid Baiturrahman setelah dihantam gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa, 2 Oktober 2018. Keganasan gempa dan tsunami turut memporak-porandakan masjid yang berdiri tepat di sebelah Palu Grand Mall tersebut. TEMPO/Muhammad Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan alat pendeteksi tsunami yaitu cable based tsunamimeter (CBT). Hal itu dilakukan karena alat pendeteksi tsunami yang kini tersedia, buoy, memiliki biaya perawatan yang mahal.

Baca juga: Proyek Pendeteksi Tsunami Indonesia Disebut Mandek, Ini Faktanya

"CBT memang lebih mahal tapi operasionalnya lebih murah, sehingga diharapkan biaya perawatannya juga rendah. US$ 500 ribu itu merupakan angka pada saat buoy dihibahkan Jerman pada saat peluncuran program buoy 2008," ujar Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT Hammam Riza, di kantor BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis 4 September 2018.

CBT ini telah dikembangkan di beberapa negara seperti Kanada, Jepang, Oman, dan Amerika Serikat. Dalam forum komunikasi antar perekayasa CBT di seluruh dunia, disepakati CBT menjadi pilihan sebagai alternatif terhadap permasalahan yang dihadapi oleh buoy, yakni vandalisme dan mahalnya buoy.

Baca juga: BMKG: Indonesia Tetap Bisa Deteksi Dini Tsunami Tanpa Buoy

Biaya awal Buoy hingga beroperasi memang lebih murah dibandingkan dengan CBT yang lebih mahal pada sensornya. Namun, biaya operasionalnya sangat mahal.

"Teknologi peringatan dini atau early warning system mutlak diperlukan untuk langkah mitigasi awal, serta menghindarkan potensi korban nyawa yang besar," kata Hammam.

Draft resolusi pemanfaatan CBT juga telah diajukan dalam pertemuan Sidang Executive Council (EC) World Meteorological Organization (WMO) EC-70 pada Juli lalu di Jenewa. Dan Dewan Eksekutif Komisi Kelautan Antar Pemerintah (IOC) ke 51, Juli lalu di Paris dan telah disetujui menjadi afirmasi internasional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: BPPT Kembangkan Pendeteksi Tsunami, Lebih Canggih dari Buoy

Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT M. Ilyas menjelaskan bahwa biaya perawatan buoy sangatlah mahal. "Buoy itu belinya Rp 5 miliar, tapi untuk biaya perawatannya itu sehari Rp 150 juta. Jadi kalau misalkan buoy di Papua perlu perawatan 30 hari yaa kalikan saja berapa, dan setiap tahun harus ada," ujar Ilyas.

Menurut Ilyas, buoy itu harus dipelihara. Buoy, kata dia, perlu di-maintenance dari baterainya, baik yang ada di dasar laut dan ada pula di permukaan. Yang harus dilakukan saat ini, agar biaya lebih murah adalah memasang sensor CBT itu di dalam kabel palapa ring atau telkom yang ada di dalam laut.

Itu, Ilyas berujar, kemudian bisa menjadi satu kesatuan, tapi jangan dilupakan juga bahwa buoy itu masih dibutuhkan karena tidak semua area bisa dipasang kabel dan harus memasang buoy. "Bahwa selanjutnya buoy itu nanti akan di curi atau dirusak ya itu resiko," tambah Ilyas. "Ini harus dialkukan di Indonesia, karena sistem peringatan tsunami itu sangat diperlukan, ini membutuhkan anggaran yang cukup besar."

Hammam juga menambahkan bahwa sistem peringatan dini tsunami berbasis kabel laut akan lebih efisien dalam konteks biaya operasionalnya. BPPT, kata Hammam, mampu untuk membuat produk inovasi dalam rangka mitigasi bencana. "Saya ingatkan, kita tidak bisa menghentikan bencana. Namun dengan pengetahuan dan teknologi, kita bisa membuat alat deteksi tsunami untuk mengurangi korban," lanjut Hammam.

Baca juga: Beberapa Faktor Penyebab Tsunami Palu Makan Banyak Korban

Simak artikel menarik lainnya seputar pendeteksi tsunami hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Tekno: Jess No Limit di Antara Gempa Cianjur Selatan dan Tsunami Kecil di Jepang

2 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Top 3 Tekno: Jess No Limit di Antara Gempa Cianjur Selatan dan Tsunami Kecil di Jepang

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Rabu pagi ini, 25 September 2024, didominasi berita peristiwa gempa.


Gempa M5,9 di Jepang Picu Tsunami 0,5 Meter, Karena Gunung Api Bawah Laut?

3 hari lalu

Titik pusat gempa yang memicu tsunami 0,5 meter di Jepang, Selasa 24 September 2024.  BMKG memastikan tsunami tak berdampak ke wilayah Indonesia. BMKG
Gempa M5,9 di Jepang Picu Tsunami 0,5 Meter, Karena Gunung Api Bawah Laut?

Dari sebelumnya diminta waspada untuk prediksi setinggi satu meter, tsunami benar datang dan mencapai, antara lain, Pulau Hachijo setinggi 50 cm.


Info Terkini Gempa M5,7 di Zona Megathrust Izu-Ogasawara Jepang Picu Peringatan Tsunami

3 hari lalu

Gempa di Kepulauan Izu, Jepang, pada hari Selasa, 24 Agustus 2024, pukul 06:14:21 WIB. (BMKG)
Info Terkini Gempa M5,7 di Zona Megathrust Izu-Ogasawara Jepang Picu Peringatan Tsunami

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu aktivitas subduksi lempeng pada zona megathrust Izu-Ogasawara.


Tsunami 110 Meter Terjadi di Pedalaman Greenland 2023, Penyebab Getaran Gempa Aneh

3 hari lalu

Ilustrasi tsunami. Shutterstock
Tsunami 110 Meter Terjadi di Pedalaman Greenland 2023, Penyebab Getaran Gempa Aneh

Sebuah obyek seismik tak dikenal atau Unidentified Seismic Object (USO) terdeteksi pada tahun lalu. Janggal sebagai sebuah gempa.


Pemerintah Gunakan TV Digital untuk Peringatan Dini Bencana, Jangan Sembarang Masukkan Kode Pos

3 hari lalu

Tampilan simulasi Early Warning System (EWS) TV Digital yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan indikator EWS berwarna kuning, biru, dan merah di Kabupaten Badung, Bali, Senin (23/9/2024). (ANTARA/Livia Kristianti)
Pemerintah Gunakan TV Digital untuk Peringatan Dini Bencana, Jangan Sembarang Masukkan Kode Pos

Sistem peringatan dini bencana akan muncul di layar TV digital begitu terjadi bencana sesuai dengan kode pos yang dimasukkan di televisi.


Benarkah BMKG Mampu Modifikasi Cuaca, Bagaimana Caranya?

7 hari lalu

BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda bekerja sama dengan BNPB dan Smart Aviation melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mencegah hujan intensitas tinggi ganggu pembukaan PON XXI Aceh-Sumut, di Banda Aceh, Senin 9 September 2024. Foto: BMKG
Benarkah BMKG Mampu Modifikasi Cuaca, Bagaimana Caranya?

BMKG yang memperoleh tambahan anggaran Rp 25 miliar untuk mendanai kegiatan modifikasi cuaca tahun depan. Bagaimana caranya?


Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

16 hari lalu

Gempa mengguncang Selat Sunda, Banten, pada Rabu, 10 Mei 2023 pukul 11.24.49 WIB. (BMKG)
Potensi Gempa Megathrust Selat Sunda, Pemkab Bekasi Ikut Tingkatkan Kewaspadaan

Edaran dibuat meski wilayah Kabupaten Bekasi tak berbatasan dengan perairan Selat Sunda ataupun laut selatan Jawa, lokasi zona gempa megathrust


Tsunami PHK di Industri Manufaktur Berlanjut

23 hari lalu

Badai PHK bisa berlanjut dengan anjloknya manufaktur.
Tsunami PHK di Industri Manufaktur Berlanjut

Gelombang tsunami PHK terus bergulir. Industri manufaktur merupakan sektor yang paling banyak melakukan PHK.


Dampak Gempa Maksimal di Segmen Megathrust dan Cuaca Ekstrem Bogor Awas Berulang di Top 3 Tekno

23 hari lalu

Peta potensi gempa besar (megathrust) Mentawai. dok. IAGI Sumbar
Dampak Gempa Maksimal di Segmen Megathrust dan Cuaca Ekstrem Bogor Awas Berulang di Top 3 Tekno

op 3 Tekno Berita Terkini pada Rabu pagi ini, 4 September 2024, dipuncaki artikel penjelasan segmen-segmen megathrust di Indonesia oleh peneliti BRIN.


Peneliti BRIN Jelaskan Sebaran 15 Segmen Megathrust di Indonesia dan Simulasi Dampaknya

24 hari lalu

Peta zona gempa megathrust. (Pusat Studi Gempa)
Peneliti BRIN Jelaskan Sebaran 15 Segmen Megathrust di Indonesia dan Simulasi Dampaknya

Simulasi gempa maksimal dari Segmen Megathrust Jawa Barat menghasilkan prediksi tsunami sampai 20 meter di pesisir. Bangunan roboh bisa sampai Jakarta