TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan dari Pacific Marine Environmental Laboratory National Oceanic and Atmospheric Administration (PMEL NOAA) membuat animasi bagaimana tsunami Palu yang terjadi pada, Jumat, 28 September 2018, sangat merusak. Animasi, yang dibuat berdasarkan data satelit NOAA, menunjukkan bagaimana energi terperangkan di Teluk Palu yang panjang.
Baca juga: Korban Meninggal Gempa dan Tsunami Palu Jadi 1.763 Orang
"Bentuk tersebut membuat air memantul dari garis pantai timur dan barat, sebelum akhirnya menerjang Kota Palu di ujung selatan," ujar Vasily Titov, peneliti utama tsunami di PMEL NOAA, seperti dilansir laman King5.com, Sabtu, 6 Oktber 2018.
Grafis dari NOAA menunjukkan bagaimana tsunami Palu terbentuk. Warna merah menunjukkan tsunami. (PMEL NOAA)
Ketinggian gelombang tsunami tertinggi yang diperkirakan mencapai 6 meter menghancurkan kota dan membawa kapal-kapal terdampar di pantai. Tsunami dipicu oleh gempa berkekuatan magnitudo 7,4 dan menyebabkan lebih dari 1.500 kematian. Kemungkinan jumlah korban akan terus bertambah, mengingat evakuasi masih dilakukan.
Baca juga: 18 Negara Asing Kirim Bantuan Bagi Korban Gempa dan Tsunami Palu
Titov dan tim masih belum tahu bagaimana proses tsunami ini tercipta. Menurut dia, inilah misteri yang perlu dipecahkan. "Saya berharap tim ahli tsunami dari seluruh dunia akan mengunjungi daerah tersebut dalam beberapa minggu ke depan untuk menemukan bukti yang dapat dikuantifikasi, termasuk ketinggian gelombang, seberapa jauh ombak mencapai daratan, dan bukti tanah longsor bawah laut."
Menurut Titov, model komputernya sangat dibantu oleh video yang diambil dari kokpit sebuah pesawat yang lepas landas ketika gempa bumi dimulai. Pesawat terbang di atas teluk, dan video menunjukkan air terangkat di beberapa tempat di sepanjang garis pantai seperti punuk atau bukit.
Air yang terangkat dan berputar, Titov berujar, menunjukkan tanah longsor yang dipicu gemuruh, yang diketahui telah menyebabkan tsunami. Ini pertama kalinya dia percaya kelahiran tsunami pernah tertangkap kamera.
Baca juga: BNPB: Gempa dan Tsunami Palu Merusak 66.926 Rumah
"Yang menarik perhatian saya dan ahli tsunami lainnya adalah tsunami dikaitkan dengan tipe gempa yang biasanya tidak memicu gelombang besar. Tsunami pesisir klasik menewaskan 15.000 orang di timur laut Jepang pada 2011 dan yang terburuk dalam sejarah terakhir menewaskan 250.000 orang pada 2004 di sekitar Samudra Hindia, termasuk Indonesia," lanjut Titov.
Tsunami pesisir klasik disebabkan oleh gesekan vertikal antara dua lempeng. Biasanya satu terangkat ke atas atau menghujam ke bawah, kemudian menggeser dasar lautan dan menggerakkan energi air di atas. Berdasarkan bukti awal yang ada, kata Titov, proses tsunami Palu tidak seperti itu. "Tapi pergerakan lempeng dari sisi ke sisi, yang biasanya tidak memicu tsunami," ujarnya.
Tapi, menurut dia, kerumitan garis pantai yang dapat memusatkan air memungkinkan kunci utama tsunami. "Pergeseran horisontal mungkin memainkan peran besar dalam pembentukan tsunami," kata Titov.
Baca juga: Beberapa Faktor Penyebab Tsunami Palu Makan Banyak Korban
Simak kabar terbaru dari tsunami Palu hanya di kanal Tekno Tempo.co.
KING5 | AMB