TEMPO.CO, Jakarta - Apple mengatakan kepada Kongres AS, Minggu, 7 Oktober 2018, bahwa mereka tidak menemukan tanda-tanda transmisi yang mencurigakan atau bukti lain bahwa Apple telah ditembus serangan canggih pada rantai pasokannya.
Baca: Google Bayar Apple Rp 135T Setahun Agar Jadi Mesin Pencari iPhone
Baca: OPPO Geser Apple di Segmen Smartphone Premium
Baca: Qualcomm Tuduh Apple Curi Teknologi dan Bagikan ke Intel
Dilansir Reuters, Senin, Wakil Presiden Apple untuk Keamanan Informasi, George Stathakopoulos, menulis dalam surat kepada komite perdagangan dan Senat bahwa Apple telah berulang kali menyelidiki hal tersebut.
Apple juga tidak menemukan bukti untuk poin utama artikel Bloomberg Businessweek, yang diterbitkan Kamis, 4 Oktober 2018, yang menyebutkan bahwa chip di dalam server yang dijual ke Apple oleh Super Micro Computer memungkinkan untuk transmisi "pintu belakang" ke Cina.
"Alat keamanan milik Apple terus memindai untuk jenis lalu lintas keluar, yang menunjukkan adanya malware atau aktivitas jahat lainnya. Tidak ada yang ditemukan," tulisnya dalam surat yang diberikan kepada Reuters.
Stathakopoulos mengulangi pernyataan Apple bahwa dia tidak pernah menemukan chip atau kerentanan jahat yang sengaja ditanam di server mana pun atau telah dihubungi oleh Biro Investigasi Federal (FBI) tentang kekhawatiran tersebut.
Dia mengatakan akan bersedia bertemu staf Kongres untuk membahas masalah tersebut pekan ini.
Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris, Jumat, 5 Oktober 2018, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Sabtu, 6 Oktober 2018, menyatakan bahwa mereka telah menemukan chip "pintu belakang" pada Apple.
Menanggapi pernyataan tersebut, surat dari Apple ini menegaskan bahwa lembaga-lembaga tersebut tidak memiliki alasan untuk meragukan penyangkalan dari Apple.
Pada Jumat, Bloomberg bertahan pada laporan mereka yang didasarkan pada 17 sumber anonim. Beberapa dugaan didasarkan pada beberapa akun atau bahkan sumber tunggal yang tidak disebutkan namanya, Apple mencatat dalam suratnya.
ANTARA