Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suhu Bumi Terancam Naik 2 Derajat, Ilmuwan Bahas Pemanasan Global

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Pemandangan gletser Stein di Swiss pada 2015. Dalam satu dekade terakhir peneliti dan fotografer mengawasi perubahan yang terjadi pada gletser di seluruh dunia, dimana mengalami penurunan akibat pemanasan global. (Matthew Kennedy/Earth Vision Institute via AP)
Pemandangan gletser Stein di Swiss pada 2015. Dalam satu dekade terakhir peneliti dan fotografer mengawasi perubahan yang terjadi pada gletser di seluruh dunia, dimana mengalami penurunan akibat pemanasan global. (Matthew Kennedy/Earth Vision Institute via AP)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan dan pemerintah dari seluruh dunia tengah menggelar pertemuan pada pekan ini untuk membahas persoalan pemanasan global. Pertemuan yang berlangsung di Incheon, Korea Selatan, itu membahas tentang menjaga pemanasan global maksimal berada di level 1,5 derajat Celcius.

Baca: Ini 5 Negara yang Paling Aman dari Efek Pemanasan Global
Baca: Suhu Global Naik 2 Derajat, Asia Tenggara Jadi Gurun Tandus!

Koordinator Ilmu Iklim dan Energi Global di World Wildlife Fund, Christopher Weber menyatakan, laporan The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan ada peluang kenaikan suhu melebihi 1,5 derajat Celcius. "Ini akan memiliki konsekuensi menghancurkan, termasuk hilangnya habitat dan spesies," kata Weber, sebagaimana dikutip Reuters, Senin, 8 Oktober 2018.

Weber menilai bukti adanya pemanasan global dan potensi kenaikan suhu dari 1,5 derajat tidak hanya ditunjukkan dari laporan yang ada. Alam, menurut dia, sudah memberikan gelagat adanya kenaikan suhu mendekati dua derajat. Salah satunya ialah munculnya berbagai cuaca ekstrem seperti gelombang panas di Jepang dan Eropa, kebakaran hutan di California dan Yunani.

Selain itu, munculnya badai yang dahsyat di kawasan Filipina. "PBB memperkirakan dalam 10 tahun terakhir bencana terkait iklim menyebabkan kerugian USD 1,4 triliun," kata Weber.

Mengutip BBC, para ilmuwan IPCC memberi pilihan apa saja yang dapat dilakukan untuk menahan kenaikan suhu global. Secara umum, hasil laporan itu menyatakan ada empat sektor yang mesti ada perubahan dengan cepat dan signifikan, yakni energi, penggunaan lahan, kota, dan industri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa kebijakan turunan yang bisa dilakukan di antaranya dengan menurunkan emisi global hingga 45 persen pada 2030. Selain itu, optimalisasi penggunaan energi terbarukan, seperti listrik dan mengurangi bahan bakar batu bara. Lalu target emisi nol persen pada 2050.

Wakil Ketua IPCC Dr Debra Roberts menambahkan diperlukan kerja sama semua pihak agar langkah itu bisa terwujud. Menurut dia, pesan utama dari laporan IPCC ialah kolaborasi antar semua pihak untuk menjaga pemanasan global tidak bertambah dari 1,5 derajat celcius. "Laporannya sangat jelas, ini bisa dilakukan, tetapi membutuhkan perubahan besar secara sosial dan politik dan disertai dengan perkembangan teknologi," kata dia.

Dalam hal menekan emisi global, Roberts memberikan sebuah pesan yang jelas. Ia mengatakan setiap orang mempunyai kendali atas apa yang dikonsumsi dan memilih menggunakan transportasi umum. "Kita dapat memilih cara bergerak di kota-kota. Bila tidak memiliki akses ke transportasi umum, pastikan Anda memilih politikus yang menyediakan opsi di sekitar transportasi umum," ucapnya.

Simak artikel lainnya tentang pemanasan global di kanal Tekno Tempo.co.

ADITYA BUDIMAN | REUTERS | BBC

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

8 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

12 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

30 hari lalu

Warga beraktivitas di pinggir Waduk Cacaban, Kedung Banteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa, 11 September 2018. Akibat musim kemarau tahun ini, volume air di salah satu waduk penyuplai di wilayah Pantura itu menyusut hingga lebih dari puluhan meter sehingga mengancam kekeringan, terutama persawahan di sejumlah wilayah itu. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Waspada Dampak Penguapan Air Selama Kemarau, Diperkirakan Berlangsung di Jakarta dan Banten pada Juni-Agustus 2024

Fenomena penguapan air dari tanah akan menggerus sumber daya air di masyarakat. Rawan terjadi saat kemarau.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

37 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.


13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

37 hari lalu

Australia dalam sepekan harus menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di resor ski. Foto: @thredboresort
13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.


Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

38 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 15 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.


Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

46 hari lalu

Kebakaran hutan membakar area di Santa Juana, dekat Concepcion, Cile, 4 Februari 2023. REUTERS/Ailen Diaz
Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?


Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Petugas menyiapkan alat Radioterapi Linear Accelerator, (LINAC) Elekta Versa HD di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Jumat 6 Januari 2023. Pada HUT Ke-51 RSPP, rumah sakit tersebut meresmikan fasilitas Radioterapi Linac untuk penanganan penyakit kanker dengan komplikasi yang lebih sedikit sehingga memungkinkan pasien pulih lebih cepat. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.


Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

12 Februari 2024

Seorang warga berjalan di dekat instalasi
Benarkah Pemanasan Global Sudah Tembus Batas 1,5 Derajat Celsius?

Januari 2024 lalu adalah rekor baru pemanasan global untuk suhu rata-rata bulanan.


Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Sejumlah civitas akademika dan guru besar dari berbagai fakultas UGM membacakan Petisi Bulaksumur menyesalkan berbagai penyimpangan pemerintahan Jokowi, di Balairung UGM, Yogyakarta, Rab, 31 Januari 2024. EIBEN HEIZER/TEMPO
Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?