TEMPO.CO, Bandung - Gempa Situbondo dan gempa Bangkalan terjadi pada kurun waktu dan lokasi agak berdekatan, muncul dua gempa di wilayah Jawa Timur. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika mencatat lindu bermagnitudo 4,6 di Bangkalan, Madura, pada 9 Oktober 2018 dan gempa Situbondo bermagnitudo 6,3, dua hari kemudian. Apakah kedua gempa itu berkaitan?
Baca juga: Gempa Situbondo Berkekuatan M 6,4, Pusatnya Berada di Laut
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan, kedua gempa tersebut tidak saling berhubungan. Di wilayah Indonesia terhitung banyak sumber gempa dan ada yang lokasinya berdekatan. "Tapi itu tidak berarti saling memicu atau terjadi migrasi gempa," katanya , Kamis, 11 Oktober 2018.
Setiap gempa punya kejadian akumulasi energinya sendiri, kematangan, dan waktu pelepasan masing-masing. "Apakah ada perubahan tegangan, itu masih sulit dibuktikan secara empiris (ilmiah)," ujarnya.
Baca juga: Gempa M 6,3 Guncang Situbondo, Daerah Ini Juga Terdampak
Gempa Bangkalan terjadi Selasa sore, 9 Oktober 2018, pukul 17.13 WIB. Bermagnitudo 4,6 titik sumber gempanya di 6.9 lintang selatan dan 113,07 bujur timur. Lokasinya sekitar 95 kilometer di arah timur laut Bangkalan, namun dengan kedalaman 576 kilometer.
Sementara Gempa Situbondo yang berkekuatan magnitudo 6,3 terjadi, Kamis, 11 Oktober 2018, pukul 01.57 WIB. BMKG mencatat titik koordinat pusat gempa (episenter) berada di 7,47 LS dan 114,43 BT, atau tepatnya di laut. Jaraknya 55 kilometer arah timur laut dari Situbondo, Jawa Timur. Kedalaman sumber gempanya tergolong dangkal sejauh 12 kilometer.
Gempa di daerah Madura, kata Daryono, bisa disebabkan oleh Sesar RMKS (Rembang-Madura-Kangean-Sakala). Sementara Gempa Situbondo sementara ini diduganya terkait dengan pergerakan Sesar Naik Flores. Berdasarkan karakteristik parameter sesar, mekanisme gempanya menunjukkan adanya kemiripan dengan pola sumber gempa yang ada di jalur Sesar Naik Flores.
Baca juga: BMKG Sebut Gempa Situbondo Berjenis Dangkal
"Tampaknya memang Sesar Naik Flores sampai di situ, tapi ini baru indikasi," kata Daryono. Indikasi itu berdasarkan dari kemiringan sesar, kedalamannya, mekanisme gempa, dan sesar yang menjurus arah barat laut-tenggara. "Itu merupakan karakteristik gempa-gempa Sesar Naik Flores."
Baca juga: Gempa Situbondo 6,4 M Dirasakan Sebagian Wilayah di Jawa Timur
Simak artikel menarik lainnya seputar gempa Situbondo dan gempa lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.