Menurut Nugroho, spekulasi yang sekarang ada dari survei tinggi dan sebaran tsunami, untuk sumbernya sendiri mau tidak mau harus melajukan survei batimetri, seismik dan mengggunakan ROV untuk visual. Nugroho berujar, kemungkinan longsor tersebut terjadi bersama dengan faktor lain yang belum diketahui.
Jadi, kata dia, sebagian peneliti akan meneliti landasan tsunami di darat melalui dua indikasi, baik pergerakan vertikal atapun longsoran. Jika dilihat dari rekaman pilot Batik Air dari riak air hal itu bisa dijadikan indikator longsoran, juga rekahan akibat gempa.
"Kemungkinan tsunami yerjadi akibat longsoran bawa laut, karena tebing-tebing disitu curam dan ini rentan longsor kalau digoyang dengan gempa itu," tambah Nugroho.
"Cuma seberapa jauh dan bagaimana sebarannya itu yang harus dicari. Sementara kalau yang pergerakan vertikal dasar laut, indikasnya ada beda tinggi, ada bentukan-bentukan yang tajam karena masih segar, seperti jalanan merekah dan lapangan terbelah."
Kondisi-kondisi tersebut, Nugroho menjelaskan, kemungkinan memulai adanya riak tsunami yang kemudian diamplikasi oleh batimetri dan bentukan teluknya menjadi tsunami yang besar di pesisir. Penelitian itu dilakukan menggunakan kapal Baruna Jaya I milik BPPT dengan membawa misi selama 20 hari termasuk 10 hari penelitian dan membawa bantuan.
Baca juga: Cerita Jokowi tentang Situasi Seusai Gempa dan Tsunami Palu
Sebelumnya, menurut Andi Eka Sakya, perekayasa utama BPPT, fenomena tsunami Palu menjadi hal yang menarik, karena menjadi perdebatan di lingkungan sosial, perekayasa dan peneliti dunia. Andi menjelaskan bahwa, kejadian di Palu merupakan kejadian yang sangat luar biasa bagi para geologis.
"Karena kawan-kawan BPPT sudah mejadikan langkah awal untuk melakukan survei itu. Apakah kejadian non-tektonik tsunami, istilahnya begitu. Dan apakah hanya satu atau ada dua yang terjadi sumbernya. Sekarang sedang diteliti," tambah Andi.
Baca juga: Begini Penampakan Kota Palu Sebelum dan Setelah Tsunami
Simak artikel menarik lainnya seputar penyebab tsunami Palu hanya di kanal Tekno Tempo.co.