TEMPO.CO, Bandung - Ada potensi longsor mengintai dua desa di Kabupaten Sigi pasca gempa Donggala. Peneliti geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adrin Tohari ancaman tersebut saat rombongan tim Pusat Gempa Nasional (Pusgen) sedang meneliti bencana likuifaksi di Kabupaten Sigi.
Baca juga: Bahaya Longsor Setelah Gempa Donggala Intai Sigi
"Materialnya sudah menggantung di bawah mahkota longsor, belum meluncur," katanya saat dihubungi Sabtu, 13 Oktober 2018. Menurut Adrin, kondisi itu mengancam dua desa. "Lokasi terancam Desa Poi dan Desa Pulu Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi," katanya.
Kondisi itu menurutnya telah dilaporkan ke staf Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dari dua foto kiriman Adrin ke Tempo, terlihat gawir perbukitan yang berwarna putih. Material tanah telah berguguran mengisi gawir atau lereng itu secara menyebar.
Gambar satelit potensi longsor di Kabupaten Sigi pasca gempa Donggala. (Pos Pendamping Nasional Palu)
Baca juga: Ada 2 Dugaan Penyebab Tsunami Palu: Longsor Bawah Laut dan...
Adrin yang juga peneliti dan pakar longsor itu berharap masyarakat di kedua desa tersebut dievakuasi atau dipindahkan dulu. "Sudah mulai hujan lebat terutama malam hari," katanya.
Gempa Donggala bermagnitudo 7,4 pada Jumat sore, 28 September 2018 tidak saja menghasilkan guncangan kuat, tapi juga tsunami, dan likuifaksi seketika. Pasca gempa, ternyata masih ada pula ancaman di daerah lereng yaitu longsor.
Baca juga: Ahli ITB Duga Longsor Bawah Laut Picu Tsunami Palu, Ini Tandanya
Simak kabar terbaru seputar longsor yang mengintai Sigi pasca gempa Donggala hanya di kanal Tekno Tempo.co.