Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Warga Mentawai Mendirikan Pondok Tsunami

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Jalan untuk Jalur Evakuasi Tsunami di Pulau Siberut
Jalan untuk Jalur Evakuasi Tsunami di Pulau Siberut
Iklan

TEMPO.CO, Kepulauan Mentawai - Banyak cara menghadapi gempa dan tsunami. Salah satunya adalah membangun pondok tsunami, seperti yang dilakukan Herianto Samanjolan, warga Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Dia dan banyak warga Mentawai lainnya membangun semacam shelter di Bukit Tamairang, 3,5 kilometer dari Desa Sikabaluan yang berbatasan langsung dengan laut.

Baca juga: Ada 2 Dugaan Penyebab Tsunami Palu: Longsor Bawah Laut dan...

Pondok milik Herianto berdiri kokoh di bukit tersebut. Dia membangun teratak tersebut setelah gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami mengguncang Pulau Siberut pada 2005. Di Siberut Utara, bukit seluas 15 hektare ini menjadi satu-satunya tempat yang dinilai aman dari terjangan tsunami. "Terlalu beresiko kalau terus di rumah setelah gempa," kata pria berumur 30 tahun itu, seperti dikutip dari rubrik ilmu pengetahuan dan teknologi Majalah TEMPO edisi 25 April 2016.

Setelah bencana 2005 itu Herianto lantas membeli lahan seluas seperempat hektare di Bukit Tamairang dari seorang Suku Sagurung--masyarakat etnik setempat. Dia kemudian membangun pondok, ladang, serta menggali sumur tempat sumber air bersih. Kini, bangunan beratap daun pohon sagu itu berdiri di tengah-tengah ladang tanaman palawija dan buah, yang ia tanam sendiri. Terdapat dua kamar tidur dan dapur di bagian belakang di pondoknya.

Baca juga: Begini Penampakan Kota Palu Sebelum dan Setelah Tsunami

Jejak Herianto diikuti banyak warga lain. Cristina Suharti Tapokapkop, pegawai Puskesmas Muara Sikabaluan, warga Desa Sikabaluan, misalnya. Dia membangun sebuah pondok berukuran 15 meter persegi di bukit yang sama dengan biaya sendiri.

Di sekitar pondok, Cristina menanam pohon pisang, keladi, serta cengkeh. Sebulan sekali, dia dan suaminya membersihkan pondok mengungsi itu dan mengganti bahan sembako, seperti kopi dan gula, yang hampir kadaluwarsa. "Makanan ini disiapkan supaya saat tsunami datang kami cukup bawa badan dan beras beberapa liter saja," ujarnya.

Jumlah "pondok tsunami" di Bukit Tamairang kian bertambah setelah terjadi tsunami di Pulau Pagai pada 2010. Kini, ada 600 pondok yang dibangun di bukit itu. Warga Desa Sikabaluan, Muara, dan Nang-nang, mempunyai alasan kuat untuk membangun pondok-pondok di Bukit Tamairang. Yakni, lokasi rumah warga di Siberut Utara berbatasan langsung dengan laut. "Yang akan langsung habis kalau diterjang tsunami," ujar Kepala Desa Sikabaluan, Junaidi Sekerebau. Lokasi ini berbeda dengan pemukiman warga di Kecamatan Siberut Tengah dan Selatan, yang berada di atas bukit.

Baca juga: Cerita Jokowi tentang Situasi Seusai Gempa dan Tsunami Palu

Menurut Nugroho Dwi Hananto, peneliti geoteknologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, ada energi besar yang belum terlepas di bawah perairan Mentawai. Energi besar tersebut kerap disebut sebagai gempa megathrust. "Inilah yang bisa menyebabkan tsunami besar seperti di Aceh," tuturnya.

Nugroho sampai pada kesimpulan itu selesai memetakan struktur bawah laut di Cekungan Wharton dan Mentawai Gap, lepas pantai barat Mentawai, pada Juli 2015. Dua lokasi pemetaan itu merupakan zona subduksi (tumbukan) antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Beberapa penelitian tentang zona ini sebelumnya mengungkap belum ada

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

gempa megathrust yang terjadi selama 200 tahun terakhir. Alih-alih melepaskan tenaga, kedua lempeng ini malah terus saling menekan dengan kecepatan rata-rata 5,7 sentimeter per tahun.

Laju lesakan dua lempeng benua ini semakin kuat lantaran dorongan sungai bawah laut yang berada di kedalaman 5.000-6.500 meter. "Walhasil, memunculkan cekungan di bawah permukaan yang menambah energi potensi gempa," tutur Nugroho. "Gempa megathrust bisa terjadi kapan saja." Setidaknya ada 48 ribu warga Mentawai yang terancam tsunami.

Kesiapan menghadapi gempa megathrust dan tsunami juga dilakukan oleh pemerintah Kepulauan Mentawai. Sejak tsunami Pagai, pemerintah daerah setempat sudah merelokasi 2.072 kepala keluarga ke pemukiman yang jauh dari pantai. Sejak 2015, rencana tata ruang wilayah (RTRW) Mentawai malah direvisi untuk menyiapkan lahan relokasi penduduk. "Sebanyak 42 persen hutan produksi diubah sebagai pemukiman," ujar Wakil Bupati Kepulauan Mentawai, Rijel Samaloisa, kala itu.

Baca juga: Bikin Pendeteksi Tsunami Sendiri, BPPT: Perawatan Buoy Mahal

Kantor pemerintahan, sekolah, dan gedung fasilitas kesehatan juga mulai dibangun di dekat Bukit Tamairang. Proses pembangunan Jalan Trans Mentawai pun jauh dari pantai. Tak hanya itu, dalam musyarawah bersama warga disepakati untuk membangun uma--rumah adat Mentawai berukuran besar--di perbukitan untuk shelter pengungsian. "Anggarannya nanti diambil dari dana desa," tuturnya.

Meski persoalan "kapan” gempa megathrust akan lepas masih terselubung misteri, inisiatif yang dilakukan warga Siberut Utara di Bukit Tamairang semestinya dicontoh. Yang terpenting adalah evakuasi segera. "Waktu evakuasi sempit sekali. Saya Cuma ingin semua keluarga aman," kata Herianto.

Baca juga: 2 Cara Jepang Turunkan Korban Gempa dan Tsunami

Simak artikel menarik lainnya seputar pondok tsunami hanya di kanal Tekno Tempo.co.

MAJALAH TEMPO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

2 hari lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.


Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

5 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.


Mengintip Keindahan Kepulauan Mentawai yang Didatangi Anthony Kiedis

6 hari lalu

Gulungan ombak besar yang indah mencoba menggulung peselancar Indonesia, Sandy Slamet saat sedang berselancar di Playground, Mentawai, Sumatera Barat, (17/10). Tempo/Tommy Satria
Mengintip Keindahan Kepulauan Mentawai yang Didatangi Anthony Kiedis

Kepulauan Mentawai dikenal sebagai salah satu tujuan wisata internasional karena ombaknya dianggap salah satu yang terbaik untuk surfing.


Erupsi Gunung Ruang dan Bencana Dahsyat 1871

6 hari lalu

Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut meletus pada pukul 19.19 WITA. ANTARA/Foto diambil dari grup percakapan 'Info Gunung Api Sitaro'.
Erupsi Gunung Ruang dan Bencana Dahsyat 1871

Erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara tak hanya menghasilkan gumpalan abu vulkanik.


Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

6 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, Rabu, 17 April 2024. Data PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi dengan ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang. Foto: X/@infomitigasi
Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.


Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

6 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, Rabu, 17 April 2024. Data PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi dengan ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang. Foto: X/@infomitigasi
Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

Badan Geologi mencatat erupsi Gunung Ruang terjadi sedikitnya 16 kali sejak 1808.


Fakta Erupsi Gunung Ruang: Ancaman Tsunami sampai Belasan Penerbangan di Manado Dibatalkan

6 hari lalu

Erupsi eksplosif yang terjadi di Gunung Ruang yang berlokasi di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu malam 17 April 2024. Gunung api itu kini berstatus Awas. (ANTARA/HO-PVMBG)
Fakta Erupsi Gunung Ruang: Ancaman Tsunami sampai Belasan Penerbangan di Manado Dibatalkan

Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara menyebabkan sejumlah penerbangan dari dan ke Manado dibatalkan, peringatan dini tsunami dan hujan kerikil.


Kenapa Erupsi Gunung Ruang Bisa Memicu Tsunami dan Gelombang Tinggi? Berikut Analisis BMKG

6 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara, Rabu, 17 April 2024. Data PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi dengan ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang. Foto: X/@infomitigasi
Kenapa Erupsi Gunung Ruang Bisa Memicu Tsunami dan Gelombang Tinggi? Berikut Analisis BMKG

Letusan gunung api darat yang dekat dengan perairan bisa memicu tsunami. Hal itu sempat terjadi pada Gunung Ruang yang sedang erupsi.


Letusan Gunung Ruang, Badan Geologi Sempat Peringatkan Potensi Tsunami

6 hari lalu

Erupsi eksplosif yang terjadi di Gunung Ruang yang berlokasi di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu malam 17 April 2024. Gunung api itu kini berstatus Awas. (ANTARA/HO-PVMBG)
Letusan Gunung Ruang, Badan Geologi Sempat Peringatkan Potensi Tsunami

Badan Geologi sempat mengingatkan potensi tsunami akibat erupsi Gunung Ruang Sulawesi Utara.


Erupsi Eksplosif Sepanjang Hari Ini, Gunung Ruang Kini Berstatus Awas

7 hari lalu

Erupsi eksplosif yang terjadi di Gunung Ruang yang berlokasi di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu malam 17 April 2024. Gunung api itu kini berstatus Awas. (ANTARA/HO-PVMBG)
Erupsi Eksplosif Sepanjang Hari Ini, Gunung Ruang Kini Berstatus Awas

Erupsi Gunung Ruang terus terjadi sepanjang hari ini dengan tinggi kolom letusan yang semakin tinggi. Masyarakat diminta waspada tsunami.